Bahan ramah lingkungan ternyata bisa dijadikan sumber energy alternative baterai oleh mahasiswa Teknik Kimia Universitas Brawijaya (UB). Mereka menggunakan substitusi bahan yang melimpah, yakni limbah tempurung kelapa. Karena luas permukaan dan porinya yang bagus, limbah tempurung kelapa (biochar) bisa digunakan sebagai penghantar listrik atau anoda baterai lithium-ion.
Menurut Ketua Tim, Aditya Bayu Pratama, adanya penggantian bahan yang awalnya grafit menjadi biochar tempurung kelapa secara ekonomis mampu menurunkan harga baterai lithium-ion yang mahal. Bahkan kapasitas simpan spesifiknya yang tinggi dan mampu menghasilkan sel baterai berkerapatan energy tinggi.
Pada sisi lain struktur pori tempurung kelapa yang besar berpotensi untuk meningkatkan performa baterai lithium-ion. Ini karena baterai lithium-ion sangat dianjurkan untuk digunakan pada mobil listrik dengan banyak keunggulannya.
Tim berharap, penelitian yang dikembangkan dapat memberikan kontribusi pada Indonesia terkait optimalisasi penggunaan mobil listrik. Serta memberikan solusi dalam produksi dan komersialisasi baterai ion-Lithium yang memiliki kapasitas penyimpanan arus listrik lebih besar serta peningkatkan performa kinerja baterai.
Kedepannya hal tersebut akan membantu sektor energy terbarukan karena adanya peralihan ketergantungan skema sektor transportasi dari berbasis energy fosil menuju energy listrik yang terbarukan. Aditya juga mengatakan bahwa ide ini berawal karena 60 persen komponen mobil listrik adalah baterai. Maka baterai yang digunakan saat ini adalah lithium-ion yang dapat diisi ulang.