Monday, 02 July 2018 00:00

Mahasiswa UGM Manfaatkan Limbah Kulit Ubi Kayu Untuk Pelapis Pakan Ikan

Written by 
Rate this item
(0 votes)

Edisi kali ini mengetengahkan topik mengenai Mahasiswa UGM Manfaatkan Limbah Kulit Ubi Kayu Untuk Pelapis Pakan Ikan.

Ketela pohon atau ubi kayu sangat mudah dijumpai di berbagai wilayah di Indonesia. Bagian tamanan ini yang paling sering dimanfaatkan adalah buah atau ubi serta daunnya. Kulit ubi kayu atau biasa juga disebut singkong ini biasanya dibuang dan menjadi sampah. Sebenarnya bagian kulit singkong dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. Sekelompok mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta mengembangkan terobosan dengan membuat pelapis pakan ikan atau pelet dari limbah kulit ubi kayu. Inovasi ini mampu meningkatkan efektivitas pemberian pakan ikan budidaya. Salah satu anggota tim Muhammad Burhanudding Fauzi mengatakan, pelapis pakan ikan (pelet) ini memberikan keuntungan karena pakan tidak mudah hancur. Pelapis berfungsi sebagai penahan pakan agar tidak mudah menyerap air. Menurut Fauzi, sifat edibel coating (pelapis) pada kulit ubi kayu ini menjadikan pakan ikan tidak mudah menyerap air dan dapat bertahan lebih lama. Selain itu pakan yang tidak mudah hancur di air dapat mengurangi pencemaran sisa pakan dalam air. Inovasi bernama Eating Paku yang merupakan singkatan Edible Coating Pati Kulit Ubi Kayu ini lahir dari Program Kreativitas Mahasiswa UGM 2018. Fauzi mengembangkannya bersama rekannya di Teknik Pertanian dan Biosistem Fakultas Teknologi Pertanian, yaitu Ahadian Ansor dan Mochammad Idris Ramadana, dengan bimbingan Sri Rahayoe. Fauzi menambahkan, dari hasil uji menunjukkan dengan pelapis ini pelet dapat bertahan dalam air 5 sampai 7 jam.Penggunaan pati kulit ubi kayu sebagai dasar pembuatan edible dipilih karena memakan biaya relatif murah dibandingkan bahan lain seperti protein maupun lipid. Selain itu, bahan baku berupa kulit ubi kayu ini tersedia cukup melimpah di masyarakat. Bahkan, kulit ubi kayu biasanya hanya menjadi limbah yang belum dimanfaatkan secara optimal. Pembuatan pelapis pakan ikan dilakukan dengan mengolah kulit ubi kayu hingga menjadi pati terlebih dahulu. Selanjutnya, pati diformulasi dan mencampurkannya dengan dengan gliserol, carboxymethyl cellulose dan aquades melalui proses setirer. Terakhir, larutan yang dihasilkan disemprotkan ke pelet mandiri, sehingga pakan ikan yang lebih tahan lama dalam air.

MenurutAhadian, ide mengembangan pelapis pakan ikan ini berawal dari keluhan masyarakat, terutama petani ikan di Sleman. Petani ikan sering mengeluhkan kondisi pakan ikan yang dibuat mandiri, kualitasnya tidak sebagus pakan ikan yang ada di pasaran. Sementara pakan ikan komersil harganya relatif lebih mahal dibanding pakan ikan mandiri.

Read 1012 times