VOInews, Jakarta: Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mengawasi dan melakukan beberapa kajian pemetaan preferensi aktivitas wisatawan nusantara selama libur lebaran 2023 melalui beberapa media, survei online dan menjangkau responden yang lebih luas. Hasil observasi Kemenparekfraf menyatakan, titik pergerakan mudik di Sumatra berada di Padang dan Lampung; di Jawa ada di Jawa Tengah dan Cirebon; dan di Sulawesi ada di Makassar. Hal tersebut disampaikan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno dalam The Weekly Brief With Sandi Uno, di Jakarta, Selasa (2/5). Sandi menyatakan dari total responden 1045 orang, data perolehan rata-rata pengeluaran selama libur lebaran 2023 mencapai Rp. 2.708.732 (dua juta tujuh ratus delapan ribu tujuh ratus tiga puluh dua Rupiah). Pengeluaran terbesar untuk transportasi sebesar 23,4%, akomodasi 22%, makan dan minum 20% dan souvenir, cinderamata, fashion dan kriya sebesar 14%. Perputaran ekonomi di sektor parekraf pada mudik Lebaran 2023 tercatat sebesar 335,3 Triliun Rupiah. Menurut Sandiga Uno, Kemenparekraf akan berkoordinasi dengan berbagai pihak agar potensi ekonomi ini berdampak positif terhadap ekonomi masyarakat.
“Kami dengan ini merevisi potensi perputaran ekonomi di sektor parekraf saat mudik Lebaran tahun 2023 dari angka 240 Triliun menjadi 335,3 Triliun Rupiah. Kami akan berkoordinasi terus dengan berbagai pihak, bank Indonesia, BPS, Kemenhub dan Pemda untuk pastikan bahwa 335,3 tahun ini akan betul-betul berdampak positif terhadap ekonomi masyarakat”, ujar Sandiaga.
Sandiaga Uno lebih lanjut menyampaikan, berdasarkan survei, 10 destinasi wisata favorit yang dikunjungi wisatawan nusantara selama libur lebaran adalah Malioboro di Yogyakarta; Ciwidey Lembang, Jawa Barat; Puncak Bogor; Candi Borobudur; Dataran Tinggi Dieng; Pangandaran; Kebun Binatang Ragunan; Ancol dan Pemandian Guci Tegal. Menurut Sandiaga Uno, hasil tersebut menunjukkan momen mudik Lebaran tahun 2023 terbukti menjadi lokomotif kebangkitan ekonomi di Indonesia. (VOI/DORA/AHM/SDH EDT)
Sementara itu, Deputi Bidang Kebijakan Strategis Kemenparekraf Nia Niscaya mengatakan, saat ini pihaknya masih menunggu data resmi dari kementerian/lembaga terkait realisasi jumlah pergerakan mudik masyarakat.
"Nanti dari jumlah itu, baru akan kami kalikan dengan jumlah rata-rata pengeluaran yang kami dapatkan dari pemetaan yang kami lakukan. Jadi sementara kita punya angka ini, nominal spending yang kita lakukan berdasarkan survei," ujar Nia.