AFP melaporkan, para delegasi negara-negara dan pihak yang terlibat berkumpul di Kairo untuk membahas upaya terbaru agar bisa mencapai gencatan senjata selama enam minggu di Gaza. Diharapkan, ini dapat terwujud sebelum memasuki bulan Ramadan dalam kalender Islam yang diperkirakan jatuh sekitar tanggal 10, 11 atau 12 Maret. Saat itu, masyarakat Muslim sedunia termasuk mayoritas penduduk Gaza yang beragama Islam, akan menunaikan ibadah puasa selama sebulan. Para mediator kini tengah berupaya meningkatkan pengiriman bantuan dan pertukaran sandera Israel dengan tahanan Palestina.
Namun masih ada kendala yang muncul, termasuk tuntutan Hamas agar angkatan bersenjata Israel mundur seluruhnya dari Jalur Gaza. Pihak Israel, yang sejauh ini mengumumkan tidak ada rencana untuk bergabung dalam perundingan Mesir, telah meminta Hamas memberikan daftar 130 tawanan Israel yang tersisa, termasuk lebih dari 30 orang yang dikhawatirkan telah tewas.
Sementara itu, Amerika Serikat, negara yang selama ini dikenal mendukung Israel, mulai tergerak untuk mengirimkan bantuan ke Gaza. Pada hari Sabtu Komando Pusat AS (Centcom) mengumumkan pengiriman sebanyak 66 paket yang berisi sekitar 38.000 makanan berbagai jenis menggunakan pesawat militer bersama dengan Angkatan Udara Kerajaan Yordania. Menurut Centcom, AS juga tengah merencanakan untuk melakukan misi pengiriman bantuan lanjutan lewat udara.
Upaya negosiasi gencatan senjata yang dilakukan di Kairo, Mesir, patut didorong agar perang dapat dihentikan meskipun target sementara hanya untuk enam minggu. Gencatan senjata ini penting agar bantuan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan warga Palestina bisa masuk ke wilayah perang.
Penghentian perang sementara juga akan memberikan peluang terjadinya negosiasi perdamaian jangka panjang dan terwujudnya solusi dua negara.
Jumlah korban warga Palestina, yang sudah mencapai lebih dari 30.000 korban tewas dan terus bertambah, sepatutnya menjadi pendorong agar negosiasi di Kairo dapat segera mewujudkan gencatan senjata.