Dalam keterangan pers sebelum keberangkatannya ke Australia, Senin, di Jakarta, Presiden Joko Widodo mengatakan, KTT khusus ini mengusung tema "Kemitraan untuk Masa Depan" (A Partnership for the Future) dan membahas bagaimana kemitraan strategis dan komprehensif ASEAN-Australia dapat dioptimalkan ke depan guna mewujudkan kawasan Indo-Pasifik yang damai, stabil, dan makmur. Presiden Joko Widodo juga memanfaatkan momentum ini untuk mendorong kerja sama di berbagai bidang, termasuk penguatan integrasi ekonomi, transisi energi, dan transformasi digital. Selain itu, Presiden juga menekankan pentingnya kolaborasi dan penghormatan terhadap hukum internasional, termasuk dalam isu Palestina.
Hubungan antara ASEAN dan Australia telah berkembang secara signifikan selama bertahun-tahun. Australia adalah mitra dialog ASEAN sejak tahun 1974 dan menjadi mitra strategis pada tahun 2014. Kedua pihak memiliki kerjasama luas dalam berbagai bidang, termasuk perdagangan, keamanan, pendidikan, dan pembangunan ekonomi. Australia juga aktif terlibat dalam berbagai inisiatif ASEAN seperti Forum Regional ASEAN (ARF) dan KTT ASEAN Plus. Selain itu, kerjasama dalam mengatasi masalah regional dan global seperti perdamaian, stabilitas, dan pembangunan berkelanjutan juga menjadi fokus hubungan antara ASEAN dan Australia.
Selama 50 tahun terakhir, kerjasama antara ASEAN dan Australia terus berkembang, diperdalam, dan diperluas hingga mencakup berbagai bidang di tiga pilar Komunitas ASEAN, yaitu pilar politik-keamanan, pilar ekonomi, dan pilar sosial budaya.
Semoga KTT Khusus ASEAN-Australia akan semakin mempererat kerjasama dan hubungan kedua pihak, khususnya hubungan Indonesia-Australia yang sudah terjalin sejak tahun 1945. Selain menghadiri KTT, Presiden Joko Widodo juga dijadwalkan bertemu dengan sejumlah pemimpin negara-negara sahabat, termasuk Perdana Menteri Australia, Selandia Baru, dan Kamboja, yang diharapkan akan membuka lebih banyak peluang kerjasama antara Indonesia dan negara-negara tersebut dalam berbagai sektor.