Dikutip dari keterangan resmi Sekretariat Presiden, ada empat poin yang dibahas dalam pertemuan tersebut. Pertama, Presiden menyambut baik perkembangan kerjasama kedua negara, termasuk penandatanganan Nota Kesepahaman tentang beberapa bidang. Beberapa di antaranya yaitu kolaborasi kendaraan listrik, kerja sama Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) dengan Otoritas Ibu Kota Nasional (National Capital Authority) di Canberra, serta pembukaan cabang bank BNI di Sydney.
Poin kedua, Presiden Joko Widodo menyoroti pentingnya perluasan akses pasar untuk menciptakan perdagangan yang lebih berimbang. Presiden juga menyambut baik izin impor daging dan ternak sapi dari Australia.
Ketiga, Presiden gembira dengan popularitas Indonesia sebagai tujuan bagi pelajar Australia dalam skema Rencana Colombo Baru (New Colombo Plan). Ia mengundang lebih banyak pemuda Australia untuk berkunjung dan belajar di Indonesia, terutama tentang budaya dan bahasa Indonesia.
Sedang poin keempat atau terakhir, Presiden Joko Widodo mengucapkan terima kasih atas dukungan Australia selama keketuaan Indonesia di ASEAN tahun lalu. Ia berharap kerjasama dan implementasi proyek infrastruktur serta energi akan terus berlanjut. Presiden juga menyambut baik peluncuran Strategi Ekonomi Asia Tenggara 2040.
Seperti yang dikatakan Presiden Joko Widodo, hubungan diplomatik antara ke dua negara memiliki sejarah yang panjang dan sudah berlangsung selama 75 tahun. Pasang-surutnya hubungan sudah dirasakan Indonesia dan Australia.
Sebagai pendukung kemerdekaan Indonesia, Australia lah yang pertama mengirim misi diplomatik ke Indonesia. Namun kedua negara pernah juga mengalami masa surut hubungan, misalnya saat konfrontasi Indonesia-Malaysia pada 1960-an, dan saat pemisahan Timor Timur dari Indonesia pada 1999.
Sejarah membuktikan hubungan negara bertetangga terdekat ini selalu menemukan cara untuk memperbaiki dan meningkatkan hubungan baik mereka. Australia adalah negara terbesar di Pasifik dan Indonesia di Asia Tenggara, karenanya hubungan baik antar keduanya sangat penting bagi kestabilan kawasan. Dengan kata lain dapat dikatakan, Australia dan Indonesia bertanggungjawab terhadap kestabilan kawasan.