Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kesehatan kembali menekankan pentingnya peningkatan pengetahun dan pemahaman masyarakat tentang kanker menjelang peringatan Hari Kanker Sedunia tahun 2018.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kementerian Kesehatan Mohamad Subuh, Rabu di Jakarta mengatakan, peningkatan pemahaman masyarakat terhadap penyakit kanker akan mampu mengurangi, baik tingkat kematian maupun tingkat kesakitan masyarakat. Menurutnya, tingkat pemahaman masyarakat yang tinggi terhadap kanker juga akan berimbas pada perubahan perilaku hidup sehat di tengah masyarakat.
“Ada beberapa hal yang ingin kita ingatkan pada Hari Kanker Sedunia. Yang pertama adalah meningkatkan pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang penyakit kanker.”
Dengan demikian, tambahnya, semakin masyarakat paham bagaimana kanker itu bisa terjadi, bagaimana bisa mencegah, bagaimana mendapat akses pelayanan, akan mengurangi angka-angka morbiditas maupun mortalitas penyakit tersebut.
“Kita harapkan dengan adanya pemahaman terhadap penyakit kanker itu juga akan tumbuh semacam pemahaman terhadap bagaimana prilaku hidup sehat kita. Dua hal ini yang saya kira sangat krusial sekali dalam momen kita setiap tahun memperingati hari kanker sedunia.”
Hari Kanker Sedunia diperingati setiap tanggal 4 Februari setiap tahunnya. Tema peringatan Hari Kanker Sedunia sejak tahun 2016 hingga tahun 2018 adalah ‘Kita Bisa. Aku Bisa’. Tema ini bertujuan untukk menyebarkan pesan bahwa setiap orang, baik secara bersama atau individual bisa mengambil peran dalam mengurangi beban dan permasalahan kanker.
Di Indonesia, beban penyakit kanker masih cukup tinggi. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2013, prevalensi tumor/kanker di Indonesia adalah 1,4 per 1000 penduduk atau sekitar 347.000 orang. Kanker tertinggi pada kaum perempuan adalah kanker payudara dan leher rahim (serviks), sementara pada pria adalah kanker paru-paru.
Dari segi pembiayaan, Kementerian Kesehatan mencatat, kanker masuk dalam penyakit katastropik yang menelan biaya besar. Dari tahun ke tahun pembiayaan kanker terus meningkat. Berdasarkan data dari BPJS Kesehatan, hingga bulan September 2017, penyakit kanker telah menghabiskan biaya sebesar 2,1 triliun rupiah dan menempati urutan kedua setelah penyakit jantung. (ndy/nouva)