Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) memiliki teknologi Biopelet. Biopelet adalah teknologi yang dikembangkan oleh Pusat Penelitian Biomaterial LIPI sejak 2016 lalu. Dengan Biopelet, bisa dihasilkan bahan bakar dari limbah biomassa, seperti ampas kopi dan serbuk kayu.
Plt Kepala Pusat Penelitian Biomaterial LIPI Dede Heri Yuli Yanto di laman resmi LIPI menjelaskan, dengan teknologi sederhana, LIPI telah berhasil membuat biopelet dan menghasilkan paten terkait formulasi dan tungku biopelet. Dengan 'kompor' Biopelet, ada berbagai keunggulan yaitu rendah emisi, tinggi, kalori, dan tentunya murah.
Efisiensi dari Biopelet bisa mencapai 40 persen dibandingkan penggunaan bahan bakar gas. Peneliti Pusat Penelitian Biomaterial LIPI, Lisman Suryanegara mengatakan bahwa Biopelet yang dikembangkan itu sangat cocok untuk dipakai pada usaha kecil dan menengah maupun industri rumahan. Contohnya di pabrik kerupuk, tahu, keripik, sukro, serta beragam tempat pengolahan makanan lainnya.
Di industri kecil itu, penggunaan Biopelet akan sangat bermanfaat. Sebab, selama ini pemilik industri menggunakan bahan bakar dari gas, kayu bakar, tempurung kelapa, hingga batu bara. Bahan bakar jenis itu justru memiliki beragam dampak negatif.
untuk membuat masyarakat, khususnya pelaku industri rumahan dan UKM tertarik, LIPI sering melakukan sosialisasi dan workshop. Sasaran utamanya adalah pelaku industri rumahan dan UKM di wilayah Bogor dan Bandung.
Diharapkan dengan diadakannya workshop ini UKM di wilayah Bogor dan Bandung yang sangat terkenal dengan industri-industri makanannya dapat beralih ke teknologi Biopelet untuk menggantikan bahan bakar gas.