Wonderful Indonesia tampil all out di Thai International Travel Fair (TITF) 2018. Penjualan menjadi fokus utamanya. Sebanyak 10 industri pariwisata serta 1 Dinas Pariwisata diboyong ke Bangkok, Thailand. TA/TO dan hotelier dari Bali, Jawa Tengah, Jawa Barat, NTT, Yogyakarta serta Sumatera Utara menjadi senjata pamungkasnya.
Promosi yang selama ini bertitik berat di branding dan periklanan mulai bergeser ke penjualan. Misi utamanya, menjaring wisman di jantung pasar pariwisata Thailand.
Salah satu jurusnya yaitu penampilan Sasando dan tarian khas Indonesia dalam Thai International Travel Fair (TITF) 2018 yang betul-betul memukau. Ribuan pengunjung yang terdiri dari kalangan bisnis dan pelancong berbagai penjuru dunia dibuat terpesona. Semua langsung senyap. Semua dibuat terpukau di tengah panggung utama yang ada di Queen Sirikit National Convention Center, Bangkok, Thailand, Sabtu (10/2).
Pameran pariwisata terbesar di Thailand itu memang terasa beda ketika tim kesenian Wonderful Indonesia tampil di panggung utama. Penonton terlihat serius menyimak setiap sajian budaya yang memesona. Nyaris tak ada yang pindah dari depan panggung. Semuanya terlihat menikmati atraksi tim Wonderful Indonesia.
“Ini sangat keren. Musik dan tariannya spektakuler,” tutur President of Thai Travel Agents Association (TTAA) Suparerk Soorangura.
Soorangura juga memuji musik sasando dan tarian yang ditampilkan
“Tariannya bagus-bagus. Sasando Indonesia juga luar biasa. Ternyata lagu hits ‘Tak Tun Tuang’ juga bisa dibawakan Sasando dengan sangat baik,” tambahnya.
Lagu yang sedang viral di media social ‘Tak Tun Tuang’ yang dialunkan Djitron Pah mendapatkan banjir pujian.
Menteri Pariwisata Arief Yahya pun ikut sumringah. Dia mengaku senang karena lantaran jurus yang dikeluarkan langsung mengena di ‘jantung’ traveller Asia Tenggara dan Asia Pasifik.
“Ini sekaligus mengenali ‘musuhmu’, Ingat kata-kata Sun Tzu, Kenali dirimu, kenali musuhmu, maka engkau akan memenangkan persaingan! Atau dalam bahasa marketing, kenali customers mu, kenali rivalmu, maka kamu akan tampil menjadi pemenang!” ungkap Arief Yahya .
Menpar Arief Yahya menambahkan musik itu universal. Musik yang hebat di ujung dunia, bisa dengan cepat dan mudah dinikmati oleh orang dari belahan lain. Teknologi membuat selera bermusik semakin mudah diakses dari mana saja, kapan saja, dengan berbagai devices.
"Kebetulan pemusik Indonesia memiliki selera yang jauh lebih maju. Kalau di Indonesia sukses, maka jika dipromosikan di level ASEAN dan Asia Pasifik, sangat mungkin juga bisa sukses," kata Arief Yahya.
Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenpar, I Gde Pitana, ikut mengamini. Dia mengaku makin yakin bisa mendulang banyak wisman Thailand usai TITF 2018. “Jadi, misi utamanya adalah menjaring lebih banyak wisatawan mancanegara berkunjung ke Indonesia. Lewat musik yang disuka pasar traveller mancanegara, saya yakin peluang mendulang wisman akan jauh lebih besar,” terang Pitana saat didampingi Kepala Bidang Pemasaran Wilayah Singapura dan Thailand Afrida Pelitasari.(sumber : kemenpar.go.id/nouva)