Pariwisata Yogyakarta akan kembali menebar pesona. Kali ini lewat Jogja International Travel Mart (JITM). Event yang telah memasuki pelaksanaan ke-9 kali, akan digelar pada 7-10 Mei 2018. Kegiatan ini nantinya akan menargetkan 79 seller dan 107 buyers yang berasal dari 20 negara. Hal itu dikatakan Ketua JITM 2018, Edwin Ismedi di Jogjakarta Selasa (1/5/2018). JITM merupakan event Dinas Pariwisata (Dispar) DIY bekerjasama dengan Association of the Indonesian Tours & Travel Agencies (ASITA) Yogyakarta, serta Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Yogyakarta. Kolaborasi tersebut merupakan upaya untuk memberikan informasi awal mengenai potensi wisata DIY khususnya bagi wisatawan Internasional. Sehingga, diharapkan dapat mendorong pertumbuhan jumlah kunjungan wisatawan ke DIY. Sementara Deputi Bidang Pemasaran I Kementerian Pariwisata, I Gde Pitana, didampingi Asisten Deputi Pemasaran I Regional II Sumarni, mendukung perhelatan tersebut. Dikatakanya, kemandirian daerah dalam mempromosikan pariwisata merupakan langkah tepat. Apalagi JITM merupakan sebuah kolaborasi antara pemerintah daerah dengan industri pariwisata.KBRN
Indonesia Fair 2018 resmi ditutup. Event ini diselenggarakan sebagai kegiatan promosi terpadu yang menggabungkan misi dagang, pertunjukan budaya, dan promosi pariwisata. Selama 3 hari pelaksanaan sejak 26-28 April 2018, Indonesia Fair yang diselenggarakan di Dhaka, Bangladesh telah dikunjungi oleh sekitar 10.000 pengunjung dan mendapatkan antusiasme yang besar dari masyarakat Bangladesh. Duta Besar RI untuk Bangladesh, Rina P. Soemarno mengatakan kegiatan tersebut sukses membukukan nilai transaksi hingga USD279,19 juta atau lebih dari Rp3,76 triliun, yang didapatkan dari Temu Bisnis dan pameran dagang. Rina dalam siaran pers, Selasa (1/5/2018) mengatakan, Pencapaian ini merupakan awal yang baik bagi upaya penguatan kerja sama perdagangan Indonesia-Bangladesh. Secara khusus, Dubes Rina memberikan apresiasi kepada para pelaku usaha Indonesia yang ikut serta dalam Indonesia Fair 2018. Ia berharap pelaku usaha nasional dapat memperluas jangkauan usahanya melihat potensi pasar Bangladesh yang begitu besar. Masyarakat Bangladesh dan juga para pengusaha yang berpartisipasi dalam pameran mengharapkan kegiatan Indonesia Fair dapat menjadi acara tahunan di Bangladesh. kbrn
Utusan Khusus Presiden untuk Dialog dan Kerjasama Antar Agama dan Peradaban Din Syamsuddin, Selasa di Istana Bogor, Jawa Barat menyampaikan berharap agar Forum Konsultasi Ulama dan Cendikiawan Muslim Sedunia akan mampu berkontribusi pada pembentukan peradaban masyarakat dunia.
Menurutnya forum konsultasi ulama yang mengangkat tema Islam Moderat itu diperlukan untuk menjawab tantangan dunia yang diwarnai oleh perbedaan pemahaman Islam oleh segelintir kelompok yang telah merusak ide Islam sebagai agama yang moderat.
Selain itu menurutnya, dunia saat ini sedang dihadapkan pada tantangan ketidakpastian dunia, kerusakan global dan kekerasan yang mengatasnamakan agama. Menurutnya, Indonesia selama ini telah mengajarkan konsep Islam Moderat yang ditandai oleh konsep Pancasila, UUD 1945 dan Bhinneka Tunggal Ika, yang mencerminkan bentuk dari Islam yang moderat.
‘’ Oleh karena itu kami membutuhkan ide dan saran anda, terutama ide dari indonesia untuk islam yang moderat untuk peradaban dunia. Izinkan kami dari Indonesia untuk berbagi pendapat dan pengalaman. Karena kami percaya bahwa Indonesia menganut Islam yang moderat. Karena saya telah melihat contoh cetak biru dan arsitektur Bangsa Negara berlandaskan Pancasila dan UUD 1945, dan semboyan nasional, Bhinneka Tunggal Ika, yang menurut saya merupakan manifestasi dari Islam Moderat’’.
Lebih lanjut Din Syamsuddin berharap agar Forum Konsultasi Ulama dan Cendikiawan Muslim Sedunia dapat mendorong upaya revitalisasi pemahaman tentang Islam yang moderat, bukan hanya di Indonesia namun juga di seluruh dunia.
Menurutnya keberadaan Wasathiyyatul Islam atau Islam yang moderat akan mampu mendorong pembangunan dunia yang lebih damai, aman dan sejahtera sekaligus mendorong kemajuan dunia. (Ndy)
Wasatiyyat, cara hidup seimbang atau cara hidup moderat yang telah menjadi jalan Islam, penting untuk dihidupkan terutama pada saat ini dimana iklim ekstremisme berkembang. Hal itu disampaikan oleh Dr. Muzammil H. Siddiqi, Ketua Dewan Fiqh Amerika Utara, Universitas Chapman, Orange, California untuk RRI World Service, Voice of Indonesia di sela-sela Forum Konsultasi Tingkat Tinggi Ulama dan Cendekiawan Muslim Sedunia tentang Wasatiyyat (High Level Consultation of World Muslim Scholars on Wasatiyyat Islam) yang berlangsung di Bogor, Jawa Barat, Indonesia dari 1-4 Mei 2018.
Muzammil Siddiqi mengatakan saat ini ada banyak orang termasuk muslim yang kehilangan wasatiyyat atau keseimbangan. Karena itu dia menghimbau untuk bersatu untuk membawa kebaikan bagi kemanusiaan.
“Beberapa orang sangat liberal, sekuler, mereka kehilangan makna dari agama mereka, beberapa orang sangat konservatif, jadi kami islam menyatukan orang. Muslim harus bersatu, tetapi kita tidak akan bersatu melawan siapa pun, kita tidak bersatu melawan orang Kristen, melawan orang Yahudi, melawan Hindu, Budha, kita harus membawa kebaikan kepada semua orang karena nabi kita adalah rahmatan lil alamin.”
Siddiqi juga mengatakan, Islam sebagai agama yang membawa rahmat menekankan untuk tidak hanya memperhatikan umat Islam, tetapi juga umat manusia pada umumnya, karena semua manusia seperti anak-anak adalah manusia yang hidup, sehingga mereka semua adalah saudara laki-laki dan perempuan dalam makna kemanusiaan. Dia menekankan bahwa Islam harus peduli untuk semua, dan inilah yang dimaksud keseimbangan atau wasatiyyat. DP