Daniel

Daniel

21
December
 
VOInews, Jakarta: Duta Besar RI untuk Sudan, Sunarko, menyatakan bahwa Pemerintah Indonesia terus berupaya mendorong Pemerintah Sudan untuk melakukan rekonsiliasi guna mencapai gencatan senjata dan mewujudkan Sudan yang aman dan stabil. Dalam sebuah acara yang diselenggarakan oleh Kementerian Luar Negeri RI dan dipantau secara daring dari Jakarta, Selasa (17/12), Sunarko menegaskan komitmen Indonesia untuk membantu Sudan mengatasi konflik yang masih berlangsung, terutama antara Pasukan Bersenjata Sudan (SAF) dan Pasukan Dukungan Cepat (RSF).
 
“Kami sangat memperhatikan kondisi keamanan di Sudan dan terus mendorong rekonsiliasi untuk mencapai gencatan senjata yang berkelanjutan serta mewujudkan pemerintahan Sudan yang stabil, aman, dan makmur,” ujar Sunarko. Dalam konteks ini, ia menegaskan bahwa Indonesia siap memberikan bantuan kemanusiaan sesuai kebutuhan warga Sudan serta berkontribusi pada upaya rekonstruksi nasional dan pembangunan pasca-stabilitas politik dan ekonomi Sudan.
 
Tantangan terbesar yang dihadapi KBRI di Sudan saat ini adalah sikap yang ditunjukkan oleh kedua belah pihak, SAF dan RSF, yang hingga kini belum menerima konsep rekonsiliasi atau gencatan senjata permanen. Sunarko melihat hal ini sebagai penghambat utama dalam upaya mewujudkan transisi menuju pemerintahan yang stabil, demokratis, dan berbasis sipil. “Keduanya masih terjebak dalam pendekatan militer, dengan terus mencoba memperkuat posisi masing-masing,” kata Sunarko.
Di tengah konflik yang masih berlangsung, Indonesia berupaya menjaga perwakilan diplomatik di Sudan, sebagai bentuk dukungan nyata bagi upaya perdamaian dan stabilitas. Sunarko menekankan bahwa keberadaan KBRI adalah bentuk kontribusi nyata bagi Sudan dalam mewujudkan perdamaian dan stabilitas.
 
Selain dukungan diplomatik, Indonesia juga aktif berkontribusi dalam kerja sama ekonomi dan pembangunan dengan Sudan. Sunarko menjelaskan bahwa meskipun tantangan yang dihadapi cukup berat, nilai perdagangan Indonesia-Sudan tetap menunjukkan tren yang positif dalam beberapa tahun terakhir, termasuk periode 2022-2024. “Indonesia terus melaksanakan berbagai upaya untuk meningkatkan kerja sama ekonomi dan perdagangan dengan Sudan, meskipun situasi di lapangan cukup kompleks. Potensi kerjasama ini, terutama dalam konteks pasca-konflik, diharapkan dapat membantu Sudan menuju pemulihan dan pembangunan yang lebih baik,” pungkas Sunarko.
 
Dengan langkah-langkah ini, Indonesia berupaya menjadi mitra yang stabil bagi Sudan, mendukung proses rekonsiliasi dan transisi yang diperlukan untuk mewujudkan negara Sudan yang aman, stabil, dan berkelanjutan.
 
Sumber: Antara
15
December
 
VOInews, Kotawaringin Barat: Pantai Tanjung Penghujan terletak di desa Teluk Bogam, kecamatan Kumai, Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah. Pantai ini juga dikenal dengan sebutan Pantai Teluk Bogam, diambil dari banyaknya tanaman Bogam yang tumbuh di kawasan teluk. Berjarak sekitar 16 kilometer dari ibu kota kecamatan Kumai dan 70 kilometer dari pusat kota Pangkalan Bun, destinasi ini terbilang terpencil namun menyimpan keindahan alam yang luar biasa.
 
Pantai Tanjung Penghujan menawarkan suasana alami dengan dataran rendah berpasir dan ketinggian antara 0-3,5 meter di atas permukaan laut. Topografinya yang datar dan berpasir memberikan ketenangan serta kedamaian. Pantai ini memiliki luas 44 hektar, membuatnya menjadi lokasi ideal untuk berkemah. Pengunjung dapat membawa peralatan seperti tenda, alat memasak, air mineral, serta pakaian tebal untuk menghadapi angin pantai yang dingin, terutama di sore dan malam hari.
 
Berkemah di Pantai Tanjung Penghujan memberikan pengalaman yang menenangkan. Deruan angin kencang dan suara hewan malam dari hutan cemara menciptakan suasana yang damai. Berbeda dengan destinasi wisata komersial, di pantai ini tidak dikenakan biaya masuk, meskipun pengunjung diingatkan untuk menjaga kebersihan dan mematuhi peraturan yang berlaku. Deretan pohon cemara dan padang rumput hijau menyempurnakan pemandangan, membuat matahari terbit dan tenggelam terasa lebih memukau.
 
Pemandangan di Pantai Tanjung Penghujan begitu memikat, sehingga pengunjung merasa betah berlama-lama. Gazebo dengan atap rumah panggung khas Kalimantan menjadi tempat yang ideal untuk beristirahat sembari menikmati panorama laut biru yang memukau. Tepian pantai juga menawarkan kesempatan untuk berenang di air laut yang jernih dan bersih, memberikan pengalaman segar dalam suasana yang masih alami. Keindahan ini seakan tak terlewatkan.
 
Untuk mencapai pantai ini, pengunjung perlu menempuh perjalanan darat sekitar 60 menit dari pusat kota Pangkalan Bun. Sepanjang perjalanan, pemandangan alam yang menawan menemani, terutama saat matahari terbit dan tenggelam, memberikan momen yang tak terlupakan. Pantai Tanjung Penghujan adalah destinasi yang sempurna untuk melarikan diri dari keramaian dan mengeksplorasi pesona alam Kalimantan Tengah yang masih begitu terjaga.
14
December
 
VOInews, Jakarta: Pemerintah Indonesia dan Norwegia resmi meluncurkan tahap keempat pendanaan berbasis kontribusi (RBC-4) sebagai wujud konkret dari upaya kolaboratif dalam mengatasi deforestasi dan degradasi hutan. Peluncuran RBC-4 yang dilakukan di Jakarta pada Kamis, dipimpin oleh Utusan Khusus Presiden Bidang Perubahan Iklim dan Energi Hashim Djojohadikusumo, Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq, Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni, dan Duta Besar Norwegia untuk Indonesia dan Timor Leste, Rut Kruger Giverin.
 
Hanif Faisol Nurofiq dalam keterangannya menegaskan bahwa RBC-4 adalah kelanjutan dari kerja sama FOLU Net Sink 2030 yang telah terjalin antara Indonesia dan Norwegia. Dana sebesar 60 juta dolar AS dialokasikan untuk mendukung capaian pengurangan emisi gas rumah kaca selama periode 2019-2020. Ini merupakan kelanjutan dari proses sebelumnya, dengan RBC-1 yang telah berhasil menerima 56 juta dolar AS untuk penurunan emisi 11,2 juta ton CO2e pada 2016-2017, serta RBC-2 dan RBC-3 yang bersama-sama menghasilkan 100 juta dolar AS untuk penurunan emisi sebesar 20 juta ton CO2e pada 2017-2019. Menurut Hanif, dana yang diterima kali ini membuktikan komitmen kuat Indonesia dalam melanjutkan kolaborasi internasional demi menanggulangi perubahan iklim.
 
“Pendanaan ini adalah bukti nyata bahwa Indonesia konsisten dalam menjalankan upaya kolektif dan kolaboratif untuk mengurangi dampak perubahan iklim,” kata Hanif.
 
Sementara itu, Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni menambahkan bahwa dana RBC-3 sebelumnya telah dialokasikan untuk berbagai inisiatif guna mendukung FOLU Net Sink 2030. Ini meliputi pengelolaan hutan lestari, penyerapan karbon, konservasi keanekaragaman hayati, dan penegakan hukum. Ia menegaskan bahwa kerja sama ini tidak hanya berbasis kontribusi, tetapi juga melibatkan partisipasi aktif masyarakat, termasuk masyarakat adat, untuk menjaga dan mengelola hutan secara berkelanjutan. 
 
Raja Juli juga menyebutkan bahwa pembahasan tentang RBC-4 ini telah berlangsung sejak 2022 di bawah kepemimpinan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar. Dalam pertemuan dengan Dubes Norwegia Rut Kruger Giverin dan Menteri Iklim dan Lingkungan Norwegia Andreas Njelland Erikssen, kedua pihak sepakat untuk memperbarui dan memperkuat kerja sama demi mengurangi emisi dari sektor kehutanan dan penggunaan lahan lainnya.
 
Duta Besar Norwegia, Rut Kruger Giverin, menegaskan bahwa keberlanjutan kemitraan ini menunjukkan komitmen kuat Norwegia dan Indonesia dalam mengatasi tantangan perubahan iklim global. “Kami sangat bangga dengan kemitraan ini, yang telah menjadi contoh bagaimana negara-negara dengan hutan hujan dapat bekerja sama untuk mengurangi deforestasi dan emisi,” kata Giverin.
 
Giverin menambahkan bahwa kerja sama ini tidak hanya tentang pendanaan, tetapi juga melibatkan penguatan kapasitas, rehabilitasi hutan, dan pengelolaan karbon, dengan fokus pada penurunan emisi dari kebakaran hutan dan lahan gambut. “Kami yakin kerja sama ini akan membawa dampak positif yang berkelanjutan bagi kedua negara,” tutup Giverin.
08
December
 
 
VOInews, Bengkayang:  Di ketinggian 500 meter di atas permukaan laut, Bukit Jamur Bengkayang menawarkan pemandangan menakjubkan yang membuat pengunjung seolah berada di negeri di atas awan. Terletak di Desa Belangko, Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat, destinasi ini menjadi surga bagi para pencinta alam dan petualang yang ingin menikmati keindahan dari ketinggian.  
 
Meskipun namanya Bukit Jamur, tempat ini kini tidak lagi ditumbuhi jamur seperti dahulu. Nama Bukit Jamur berasal dari peristiwa kebakaran hutan di masa lalu, di mana jamur tumbuh subur setelah api padam. Ada pula pendapat lain yang menyebutkan bahwa nama ini berasal dari bahasa lokal yang berarti "jemur," karena kawasan ini dulunya digunakan masyarakat untuk menjemur hasil panen.  
 
Dari puncak Bukit Jamur, pengunjung disuguhkan panorama luar biasa: hamparan bukit hijau, sawah yang membentang, perkampungan tradisional, hingga pegunungan yang tampak di kejauhan. Pemandangan menjadi lebih indah saat pagi hari, ketika kabut tipis menyelimuti area, menciptakan suasana magis layaknya berada di negeri dongeng.  
 
Selain keindahan alam, Bukit Jamur juga menjadi tempat untuk menikmati budaya lokal. Wisatawan dapat berinteraksi dengan masyarakat sekitar, mempelajari tradisi mereka, dan mencicipi kuliner khas Bengkayang yang autentik. Keramahan penduduk setempat menambah daya tarik destinasi ini, membuat pengunjung merasa diterima layaknya bagian dari keluarga besar mereka.  
 
*Untuk mencapai puncak Bukit Jamur, pengunjung perlu melakukan trekking. Meskipun ketinggiannya tidak terlalu ekstrem, jalur menuju puncak cukup menantang, terutama di bagian trek yang curam. Dibutuhkan stamina dan kesabaran, tetapi rasa lelah akan terbayar lunas begitu sampai di puncak, dengan pemandangan yang memukau di depan mata.  
 
Tips bagi pengunjung, gunakan sepatu yang nyaman dan aman agar tidak tergelincir. Selain itu, sebaiknya datang pada saat cuaca cerah untuk mendapatkan pengalaman maksimal dan foto-foto terbaik dengan latar belakang “samudra awan.”  
 
Bukit Jamur Bengkayang bukan hanya menawarkan keindahan alam yang memanjakan mata, tetapi juga pengalaman budaya dan tantangan fisik yang menyenangkan. Tempat ini menjadi simbol harmoni antara alam, budaya, dan manusia, menjadikannya destinasi wisata yang layak dikunjungi oleh siapa saja yang mencari kedamaian di tengah keindahan alam.  
 
Dengan segala pesonanya, Bukit Jamur Bengkayang adalah destinasi yang sempurna untuk mengisi waktu liburan. Temukan pengalaman magis di negeri di atas awan, dan jadikan perjalanan ini sebagai kenangan yang tak terlupakan.
 
Sumber : Program Pesona Indonesia/ VOI