Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Arief Budiman (tengah), Direktur Eksekutif Perludem Titi Anggraini (kiri) dan Anggota Badan Pengawas Pemilu (BAWASLU) Fritz Edward Siregar menjadi pembicara pada diskusi Diplomatik Forum yang diselenggarakan RRI Voice of Indonesia di Gedung RRI Jusuf Ronodipuro Jakarta, Selasa (29/1). bertajuk "Menciptakan Pemilu Serentak yang Berhasil" acara tersebut diselenggarakan sebagai bentuk dukungan media dalam menyebarkan informasi seputar Pemilu kepada masyarakat.VOI
VOI News - Harga minyak mengakhiri perdagangan bergejolak pada Rabu (Kamis pagi WIB) dengan naik sekitar dua persen, didukung oleh sedikit pemulihan di Wall Street, meskipun masih ada kekhawatiran tentang melemahnya pertumbuhan ekonomi global yang dapat mengganggu permintaan minyak.
Minyak mentah AS, West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Februari, naik 1,13 dolar AS atau 2,5 persen menjadi menetap pada 46,54 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange, setelah mencapai terendah sesi di 44,35 dolar AS dan tertinggi di 47,78 dolar AS.
Sementara itu, patokan global, minyak mentah Brent untuk pengiriman Maret, naik 1,11 dolar AS atau 2,1 persen menjadi ditutup pada 54,91 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange, setelah diperdagangkan antara 52,51 dolar AS dan 56,56 dolar AS.
Minyak berjangka didukung oleh pasar ekuitas AS karena indeks-indeks saham utama memangkas kerugian sebelumnya. Minyak mentah berjangka baru-baru ini mengikuti pergerakan saham di Wall Street, yang pada 2018 mencatat tahun terburuk dalam satu dekade.
Namun, data manufaktur dari China sebelumnya menambah kekhawatiran yang sedang berlangsung tentang perlambatan ekonomi global dan peningkatan produksi dari negara-negara seperti Rusia.
Aktivitas pabrik China mengalami kontraksi untuk pertama kalinya dalam lebih dari dua tahun pada Desember, menyoroti tantangan yang dihadapi Beijing ketika berusaha mengakhiri perang dagang dengan Washington.
"Kami masih melihat beberapa kelesuan dalam ekonomi China sebagai pertimbangan bearishyang signifikan mengingat fakta bahwa mereka telah menjadi importir minyak mentah terbesar di dunia," Jim Ritterbusch, presiden Ritterbusch and Associates, mengatakan dalam sebuah catatan, seperti dikutip Reuters.
Data manufaktur zona euro juga terbukti mengecewakan karena aktivitas hampir tidak berkembang pada akhir 2018, menurut sebuah survei.
Kekhawatiran tentang perlambatan ekonomi dan kelebihan pasokan menyeret harga minyak dari tingkat tertinggi multi-tahun yang dicapai pada Oktober 2018. Minyak mentah berjangka mengakhiri 2018 turun untuk tahun pertama kali sejak 2015, dengan WTI merosot 25 persen dan Brent jatuh 21 persen.
Produksi Rusia mencapai rekor pasca-Soviet pada 2018, angka menunjukkan pada Rabu (2/1). Data lain menunjukkan produksi AS mencapai sebuah rekor pada Oktober dan Irak meningkatkan ekspor minyak pada Desember.
Peningkatan produksi serpih telah membantu menjadikan Amerika Serikat sebagai produsen minyak terbesar di dunia, di atas Arab Saudi dan Rusia. Produksi minyak telah atau hampir mencapai rekor tertinggi di ketiga negara tersebut.
Tanda-tanda meningkatnya produksi menggambarkan tantangan yang dihadapi Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya, termasuk Rusia, yang berusaha menopang pasar dengan memangkas pasokan 1,2 juta barel per hari.
Namun menteri energi untuk Uni Emirat Arab, anggota OPEC, mengatakan pada Selasa (1/1) bahwa ia tetap optimis untuk mencapai keseimbangan pasar pada kuartal pertama. Ant
VOI News - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada 2018 bisa mencapai kisaran 5,15 persen atau dibawah asumsi dalam APBN sebesar 5,4 persen.
"Momentum pertumbuhan ekonomi tetap terjaga meski ada gejolak. Kita perkirakan 5,15 persen, ada revisi dari sebelumnya 5,17 persen," ujar Sri Mulyani di Jakarta, Rabu.
Sri Mulyani mengatakan perkiraan tersebut merupakan pencapaian yang bagus dalam kondisi lingkungan global masih diliputi ketidakpastian. Ia menambahkan motor penggerak dari pertumbuhan ekonomi adalah permintaan domestik terutama dari konsumsi rumah tangga, investasi maupun konsumsi pemerintah. Sedangkan, peningkatan kinerja ekspor dan impor masih terbatas sejalan dengan tren melemahnya perdagangan dunia sebagai dampak meningkatnya tekanan perang dagang.
"Kita melihat respon dari kebijakan di 2018 akan terasa di kuartal terakhir, namun ketidakpastian global mempengaruhi permintaan sehingga ada revisi kebawah," ujarnya.
Pertumbuhan ekonomi ini memberikan dampak langsung kepada penciptaan lapangan kerja, pengurangan tingkat pengangguran dan penurunan angka kemiskinan dan ketimpangan. Hal ini terlihat dari tingkat pengangguran per Agustus 2018 tercatat 5,34 persen, tingkat kemiskinan per Maret 2018 mencapai 9,82 persen dan koefisien gini sebesar 0,389.
"Dengan perkembangan ekonomi yang terjaga sehat, maka kesejahteraan masyarakat secara umum terus membaik," kata Sri Mulyani.
Dalam kesempatan ini, Sri Mulyani juga memaparkan realisasi sementara asumsi makro lainnya di 2018 yaitu laju inflasi 3,13 persen, tingkat suku bunga SPN 3 bulan 4,95 persen dan nilai tukar Rp14.247 per dolar AS.
"Sampai akhir tahun, stabilitas nilai tukar dapat dijaga pada kisaran Rp14.247 per dolar AS atau terdepresiasi sekitar 6,9 persen dari posisi di akhir 2017," katanya.
Kemudian, harga minyak mentah Indonesia 67,5 dolar AS per barel, lifting minyak 776 ribu barel per hari dan lifting gas 1.136 ribu barel setara minyak per hari. Pergerakan harga minyak yang jauh melampaui asumsi dalam APBN sebesar 48 dolar AS per barel telah memberikan sumbangan kepada kenaikan penerimaan negara. Ant