faisal

faisal

03
November

 

 

VOINews Bandung: ASEAN memiliki banyak destinasi pariwisata utama yang membanggakan di dunia internasional. Untuk mendukung keberlangsungan destinasi wisata tersebut,  tentunya memerlukan kerja sama kongkrit dan berkesinambungan bagi negara- negara ASEAN seperti keterlibatan pada diaspora yang ada di berbagai negara.

Hal tersebut diungkapkan Direktur Kerja Sama  Sosial Budaya ASEAN, Kementerian Luar Negeri RI , Yuliana Bahar dalam acara Diplomatic Forum  yang diselenggarakan RRI VOI  dengan Tema “ ASEAN as a Single Tourist Destination, It's Opportunities & Challenges” di Bandung Jawa Barat, Kamis (2/11). Untuk mencapai keberhasilan sebagai tujuan wisata tunggal, ASEAN harus memberdayakan berbagai potensi yang dimiliki sebagai agen promosi.

 

“ Jelasnya maksud saya,  jadi kita mempunyai pekerjaan rumah yang besar dalam hal promosi bersama untuk menghasilkan produk-produk bersama untuk mempromosikan ASEAN sebagai tujuan wisata tunggal,” JelasYuliana.

Yuliana Bahar menjelaskan ASEAN juga dapat memberdayakan keberadaan para diaspora ASEAN di berbagai negara dalam mempromosikan pariwisata. Menurutnya mereka dapat berperan aktif mendorong promosi wisata ASEAN ke mancanegara.

 

“Sekarang, nampaknya yang  kita lupa termasuk Kementerian Luar Negeri adalah kita dapat memberdayakan komite ASEAN di negara ketiga dan organisasi internasional sebagai agen promosi dan juga kita dapat memberdayakan diaspora ASEAN di seluruh dunia melalui Misi ASEAN dan kedutaan besar di seluruh dunia. Bisa dibayangkan diaspora ASEAN di seluruh dunia, kita bisa memberdayakan mereka sebagai agen promosi,” kata Yuliana.

 

Sementara itu, Perwakilan Tetap Malaysia untuk ASEAN,  Dato Nur Izzah  Wong Me Coo  yang juga hadir dalam acara  Diplomatic Forum mengatakan ASEAN memiliki satu  visi,  satu   identitas dan satu komunitas. Nur Izzah berpesan masyarakat di negara- negara Asia Tenggara tidak hanya bangga dengan negaranya, tetapi juga harus bangga menjadi bagian dalam  ASEAN.

Menurutnya, mereka harus mampu mempromosikan baik itu  kampung halamannya, negaranya dan juga ASEAN sebagai satu komunitas di kawasan. Selain itu, Nur Izzah meminta bangsa ASEAN  untuk  bekerja sama  mempromosikan ASEAN ke level internasional.// VOIRRI/ AF//===

03
November

 

 

 

 

VOINews.id Bandung: Duta pariwisata Indonesia  memiliki peran utama dalam mempromosikan tujuan wisata wilayahnya. Peranananya menjadi pendorong dalam mengenalkan keunikan dan keindahan wilayahnya seperti melalui media sosial.  Hal itu disampaikan   Wakil Pemasaran Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI, Ni made Ayu Marthini   dalam acara Diplomatic Forum  yang diselenggarakan RRI VOI  dengan Tema “ ASEAN as a Single Tourist Destination, It's Opportunities & Challenges” di Bandung Jawa Barat, Kamis (2/11).

“Saya ingin mengajak anda semua, saya ingin merekomendasikan anda semua untuk menjadi duta pariwisata dan ekonomi kreatif. Terima kasih semuanya sudah menjadi duta pariwisata dan ekonomi kreatif di Indonesia dan ASEAN, artinya silakan jelajahi lingkungan sekitar anda, silakan promosikan keunikan yang indah,” ungkap Ni Made.

Dihadapan para pemangku kepentingan dan para mahasiswa dari berbagai Perguruan Tinggi, Ni Made meminta mereka untuk mengenalkan potensi dan keunikan wilayahnya masing-masing, sehingga dapat dikenal masyarakat luas.

“Misalnya dari Garut, pasti ada yang cantik, unik dari Garut. Posting ke sosial media kamu, ngobrol dengan teman kamu di Indonesia di luar Jawa Barat, di luar Indonesia di luar ASEAN dan sejauh ini. Karena dengan melakukan itu anda sedang mempromosikan Indonesia, mempromosikan ASEAN, ke ASIA Indonesia agar dikenal negara-negara Asia dan sebaliknya,” jelas Ni made Ayu.

Sementara itu, terkait dengan Keketuaan Indonesia dalam ASEAN 2023, Direktur Utama RRI, I Hendrasmo dalam sambutannya pada Diplomatic Forum VOI RRI mengungkapkan Indonesia mendorong citra ASEAN sebagai tujuan tunggal sesuai dengan semangat kepresidenan G20 tahun lalu yaitu transformasi yang berpusat pada pariwisata berbasis komunitas. Menurut  Hendrasmo inisiatif ini diharapkan dapat mendorong kebangkitan perekonomian dan membuka lapangan kerja di kawasan.// VOI RRI/ AF//===

03
November

 

 

VOINews Bandung: ASEAN memiliki banyak destinasi pariwisata utama yang membanggakan di dunia internasional. Untuk mendukung keberlangsungan destinasi wisata tersebut,  tentunya memerlukan kerja sama kongkrit dan berkesinambungan bagi negara- negara ASEAN seperti keterlibatan pada diaspora yang ada di berbagai negara.

Hal tersebut diungkapkan Direktur Kerja Sama  Sosial Budaya ASEAN, Kementerian Luar Negeri RI , Yuliana Bahar dalam acara Diplomatic Forum  yang diselenggarakan RRI VOI  dengan Tema “ ASEAN as a Single Tourist Destination, It's Opportunities & Challenges” di Bandung Jawa Barat, Kamis (2/11). Untuk mencapai keberhasilan sebagai tujuan wisata tunggal, ASEAN harus memberdayakan berbagai potensi yang dimiliki sebagai agen promosi.

 

“ Jelasnya maksud saya,  jadi kita mempunyai pekerjaan rumah yang besar dalam hal promosi bersama untuk menghasilkan produk-produk bersama untuk mempromosikan ASEAN sebagai tujuan wisata tunggal,” JelasYuliana.

Yuliana Bahar menjelaskan ASEAN juga dapat memberdayakan keberadaan para diaspora ASEAN di berbagai negara dalam mempromosikan pariwisata. Menurutnya mereka dapat berperan aktif mendorong promosi wisata ASEAN ke mancanegara.

 

“Sekarang, nampaknya yang  kita lupa termasuk Kementerian Luar Negeri adalah kita dapat memberdayakan komite ASEAN di negara ketiga dan organisasi internasional sebagai agen promosi dan juga kita dapat memberdayakan diaspora ASEAN di seluruh dunia melalui Misi ASEAN dan kedutaan besar di seluruh dunia. Bisa dibayangkan diaspora ASEAN di seluruh dunia, kita bisa memberdayakan mereka sebagai agen promosi,” kata Yuliana.

 

Sementara itu, Perwakilan Tetap Malaysia untuk ASEAN,  Dato Nur Izzah  Wong Me Coo  yang juga hadir dalam acara  Diplomatic Forum mengatakan ASEAN memiliki satu  visi,  satu   identitas dan satu komunitas. Nur Izzah berpesan masyarakat di negara- negara Asia Tenggara tidak hanya bangga dengan negaranya, tetapi juga harus bangga menjadi bagian dalam  ASEAN.

Menurutnya, mereka harus mampu mempromosikan baik itu  kampung halamannya, negaranya dan juga ASEAN sebagai satu komunitas di kawasan. Selain itu, Nur Izzah meminta bangsa ASEAN  untuk  bekerja sama  mempromosikan ASEAN ke level internasional.// VOIRRI/ AF//===

03
May

 

 

 

 

Jakarta (VOI News):  Angkatan Militer Sudan dan kelompok Paramiliter Rapid Support Forces  (RSF) harus segera menghentikan pertempuran bersenjata. Hal itu  disampaikan Syakuri, dari Majelis Ukhuwah Pusat Jama'ah Muslimin (Hizbullah) kepada Mediadalam jumpa Pers pada Rabu (3/5) di Kediaman Duta Besar Sudan untuk Indonesia Jakarta.Syakuri menjelaskan perang di Sudan telah menewaskan dan melukai banyak korban, baik itu dari kalangan sipil, militer, maupun utusan PBB.

 "Kami menyerukan agar pihak-pihak yang saling bertikai untuk menahan diri dan secepatnya menghentikan perang saudara yang mengakibatkan banyak korban berjatuhan dari kedua pihak,” kata Syakuri.

Syakuri juga menyatakan sampai dengan 2 Mei 2023, jumlah warga sipil yang tewas akibat konflik bersenjata di Sudan telah mencapai 528 orang. Sementara itu, 4.500 lebih korban mengalami luka-luka.Angka tersebut menurutnya  belum termasuk kalangan militer dan utusan PBB serta 14.000 warga yang terpaksa harus mengungsi.

Selain itu, Syakuri mengajak seluruh pihak untuk berperan aktif dalam meredakan konflik. Termasuk umat Islam yang ada di seluruh belahan dunia untuk turut mengambil peran aktif agar perang di Sudan dapat segera berakhir.

“Kami menyerukan pemerintah Indonesia untuk mendamaikan pihak - pihak yang berkonflik di sudan sebagai bentuk  pelaksanaan amanat konstitusi negara untuk  turut serta nebjaga ketertiban dunia,”Jelas Syakuri.

Majelis Ukhuwah Pusat Jama'ah Muslimin (Hizbullah) juga menyerukan agar Muslimin menjadi penengah untuk mendamaikan pihak-pihak yang berkonflik dengan semangat persaudaraan.

Syakuri berharap konflik di Sudan ini cepat berakhir dan mahasiswa Indonesia yang sudah kembali ke tanah air dapat kembali melanjutkan studinya.