Ekspor Naik 10 Persen, Menperin Sebut Industri Manufaktur Menggeliat Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyatakan industri pengolahan di tanah air masih mampu menunjukkan geliat yang positif di tengah tekanan dari dampak pandemi COVID-19. Hal ini tercermin melalui capaian nilai ekspor sepanjang triwulan I tahun 2020, hingga mengalami surplus pada neraca perdagangan.
Agus Gumiwang lewat keterangannya di Jakarta, Kamis mengungkapkan, kinerja pengapalan sektor manufaktur nasional pada tiga bulan pertama tahun ini meningkat 10,11 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Sepanjang triwulan I-2020, ekspor dari industri pengolahan menembus angka 32,99 miliar dolar Amerika, sedangkan nilai impornya tercatat sekitar 31,29 miliar dolar Amerika. Sehingga terjadi surplus sebesar 1,7 miliar dolar Amerika. (antara)
Danau laut Tawar atau dalam Bahasa Gayo, Aceh di sebut Danau Lut Tawar merupakan danau tektono-vulkanik yang terbentuk bersamaan Sesar Semanko. Danau yang terletak di dataran tinggi Aceh, diketinggian sekitar 1.500 meter di atas permukaan laut ini berada di bibir Kota Takengon, Kabupaten Aceh Tengah di Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam atau propinsi paling ujung barat Indonesia. Luasnya mencapai 5.472 hektar dengan panjang 17 kilometer dan lebar 3,219 kilometer. JIka kita berkunjung ke Lut Tawar, mata akan dimanjakan pemandangan danau yang indah, dikeliling pegunungan dengan hawa sejuk. Bila kita berkeliling, butuh waktu hingga dua jam dengan perahu. Namun, dijamin tidak akan membosankan karena ada hutan pinus yang mengawal danau ini. Pastinya, ada aktivitas nelayan mencari ikan di danau ini.
Selain memberikan keindahan alam danau, disekitar Danau juga terdapat beberapa objek wisata lainnya yang patut dikunjungi. Sehingga waktu berkeliling akan lebih lama danau lut tawar, bila kita singgah ke beberapa goa yang ada di sekitar. Sebut saja Loyang Peteri Pukes, Loyang Koro, Loyang Peteri Ijo, Loyang Perupi atau Goa Ular, Loyang Ujung Karang, dan Loyang Mendale. Semua goa itu memiliki legenda tersendiri bagi masyarakat Gayo. Lelah berkeliling danau, kita juga bisa melihat danau dari tempat tinggi. Seperti dari bukit Bur Gayo, dari sana akan terlihat Kota Takengon dan Danau Lut Tawar yang luas. Dipastikan, Lut Tawar merupakan muara bagi 25 aliran sungai yang mengalir ke Krueng Peusangan di Kabupaten Bireuen. Di sekitar danau juga ada warung kopi Arabica Gayo, salah satu kopi terbaik dunia. Kopi-kopi tersebut berasal dari kebun di Kabupaten Aceh Tengah yang bertetangga dengan Kabupaten Bener Meriah. Lut Tawar bukan hanya menjanjikan keindahan alam, tapi juga memiliki banyak situs budaya. Ini sebagaimana penemuan fosil manusia yang hidup pada 7.400 tahun yang lalu di Gua Loyang Mandale, dan objek wisata budaya lainnya.
Untuk berkunjung ke danau Lut Tawar terlebih dahulu kita harus terbang menuju Bandara Iskandar Muda Banda Aceh. Lalu kita menggunakan transportasi bus umum atau menyewa mobil buat ke Takengon dengan jarak tempuh sekitar 8 sampai 9 jam. Atau bisa juga melalui Kota Medan ibukota Sumatera Utara dan jarak tempuhnya juga lebih singkat, yaitu sekitar 3-4 jam dengan menggunakan jalur darat. Saat ini, geliat wisata di Danau Lut Tawar terus tumbuh. Budaya lokal masyarakat Gayo yang memiliki nilai seni tinggi sangat mendukung keindahan alamnya. Kini, hampir setiap tahun, pemerintah daerah menggelar Festival Lut Tawar untuk memperkenalkan Lut Tawar ke masyarakat luas, tentunya dengan tetap menjaga keasrian danau di dataran tinggi ini. Salah satu cara menjaga danau yang telah ada sejak belasan ribuan tahun ini adalah dengan mengembangkan wisata. Masyarakat mendapatkan penghasilan dari kegiatan wisata sehingga tidak merusak danau atau hutan di sekitarnya. Demikiankan lah pesona Indonesia kali ini sampai jumpa dengan tema yang menarik lainnya.
Menjadi tradisi untuk merayakan lebaran di kampung halaman atau dikenal dengan istilah mudik. Namun dalam kondisi pandemic, mudik menjadi rentan menyebarkan Covid 19. UGM membantu upaya penekanan penyebaran Covid-19 melalui aplikasi bernama Siaga Mudik. Aplikasi yang dikembangkan melalui kerja sama antara Pemerintah Provinsi Jateng, Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada, serta para dosen, alumni, dan mahasiswa Sekolah Vokasi UGM ini berguna untuk menelusuri riwayat perjalanan pemudik warga Jawa Tengah dalam usaha mencegah penyebaran Covid-19. Menurut data Dinas Perhubungan Jateng, gelombang pemudik telah mencapai angka 320.435 orang pemudik yang menggunakan angkutan umum, belum termasuk pemudik yang menggunakan kendaraan pribadi. Aplikasi Siaga Mudik memfasilitasi warga yang terpaksa mudik di tengah pandemi Covid-19 ini, tutur Imam Fahrurrozi selaku Manajer Teknis. Ia mengutarakan, Pemprov Jawa Tengah mewajibkan para warganya yang mudik untuk mengisi aplikasi Siaga Mudik dan melakukan karantina diri selama 14 hari.
Aplikasi ini dapat mendata jumlah pemudik berdasarkan lokasi tujuan mudik, alamat tinggal dan lokasi singgah pemudik, serta kondisi kesehatan dari pemudik berdasarkan gejala-gejala sakit dan ada tidaknya penyakit bawaan dari pemudik. Nantinya ada atau tidaknya intervensi medis dari Dinas Kesehatan terdekat dari pemudik juga berdasarkan dari output informasi dari aplikasi siaga mudik. Aplikasi ini dibuat dalam waktu kurang dari satu minggu.
Untuk memperketat pendataan, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah juga bekerja sama dengan Komunitas WE Indonesia di Jakarta dalam mempersiapkan Sistem Manajemen Informasi Pendataan Pemudik melalui aplikasi siagamudik.jatengprov.go.id ini. Sistem yang dibuat sesederhana mungkin ini dikembangkan untuk membantu penelusuran riwayat perjalanan setiap orang, agar pemerintah mampu menggambarkan kesiapsiagaan Jawa Tengah dan mengambil langkah yang bijak dalam menanggapi persebaran Covid-19.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan melakukan upaya Rehabilitasi Hutan Mangrove di zona penyangga Kawasan Taman Nasional Way Kambas, provinsi Lampung melalui pemberdayaan kelompok tani hutan dan masyarakat sekitar kawasan hutan.
Kepala Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung Way Seputih Way Sekampung, Idi Bantara pada Minggu (19/4), mengatakan, kegiatan rehabilitasi dengan metode pemberdayaan masyarakat sekitar seperti ini diharapkan meningkatkan pendapatan kelompok tani dan masyarakat sekitar baik dari upah maupun penyediaan bahan-bahan dan bibit. Seluruh bahan seperti bibit dan tenaga kerja diambil dari potensi yang ada di sekitar lokasi. Kegiatan ini juga merupakan bagian dari upaya penanganan permasalahan sosial ekonomi dampak pandemi covid-19.
Kegiatan yang telah berlangsung sejak tahun 2017 ini diharapkan mampu memulihkan kawasan hutan mangrove dikawasan zona penyangga kawasan Taman Nasional Way Kambas, serta dapat meningkatkan penghasilan dan kesejahteraan masyarakat di sekitar lokasi kegiatan, terlebih pada saat terjadinya dampak Pendemi Virus Corona Covid-19 saat ini.
Idi Bantara mengatakan, pada tahun ini berhasil ditanam sebanyak 90.750 batang mangrove pada areal seluas 25 hektare dengan anggaran sekitar 319 juta rupiah. Masyarakat yang ikut terlibat tergabung dalam Kelompok Tani Hutan (KTH) Rahayu Mandiri.
Dengan upaya rehabilitasi ini, selain keberhasilan rehabilitasi seluas 25 hektar dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar, diharapkan juga akan semakin terjaganya kawasan pantai yang sekaligus batas kawasan Taman Nasional Way Kambas dari bahaya abrasi dan interusi air laut. Selain itu juga agar semakin meningkatnya kualitas ekosistem kawasan pesisir pantai, keanekaragaman hayati yang sekaligus berimbas meningkatnya hasil tangkapan ikan nelayan, serta juga terjaganya kawasan Taman Nasional Way Kambas baik secara sosial maupun teknis.