Puluhan pengungsi lintas negara dan pemuda Indonesia dilatih program kewirausahaan untuk bisa menjadi wirausahawan muda. Representative UNHCR Indonesia, Thomas Vargas mengatakan, mereka memiliki potensi yang besar, mereka datang dengan banyak ketrampilan, dan progam ini membantu mereka mempraktekkannya. Dalam keterangan tertulis dari lembaga sosial Dompet Dhuafa yang diterima di Jakarta, Jumat, para pengungsi lintas negara dan pemuda Indonesia itu dilatih dalam Training Program of Indonesian Enterpreneurs and Refugees yang dimulai sejak September 2018.
Mereka telah diwisuda dari program pada Kamis (14/2) dan mendapatkan sertifikat pelatihan. Kegiatan tersebut terselenggara atas kerja sama Dompet Dhuafa dengan UNHCR, ILO, dan Universitas Atma Jaya. Selain melatih peserta untuk berwirausaha, progam tersebut juga menjadi ajang mendekatkan pemuda lokal dengan pemuda pengungsi dari banyak negara. Dengan begitu mereka dapat bertukar ilmu dan nilai budaya setempat. (antara)
Sepuluh siswa Indonesia dan satu sekolah Indonesia menerima penghargaan dalam Lomba Karya Seni Anak-anak Lidice 2019 (2019 Lidice children fine art competition) dari pemerintah Republik Ceko. Penghargaan tersebut diserahkan Duta Besar Republik Ceko untuk Indonesia Ivan Hotek, Kamis (14/2/2019) di kediaman Duta Besar Republik Ceko di Jakarta. Lebih dari 20.000 karya seni anak-anak dari 79 negara ikut dalam kompetisi tahun ini. Dari Indonesia, dari 336 karya seni yang ambil bagian, hanya satu siswa yang menerima Medali sedangkan sembilan lainnya menerima hadiah penghargaan. Medali itu diberikan kepada Kennard Alvaro Hadinata, siswa Sekolah Visual Nirvana, Surabaya, Jawa Timur.
“Jadi, seperti yang saya katakan, kompetisi ini diadakan untuk memperingati korban perang dunia kedua di desa Lidice, Ceko. Juga untuk mengingatkan kita bahwa biasanya dalam setiap konflik, orang yang paling menderita adalah wanita dan anak-anak. Itulah mengapa kita di dunia modern ini berupaya sedapat mungkin untuk mencegah konflik. Tidak soal anda seorang Kristen, Muslim atau Budha. Pada akhirnya, semua orang mengalami penderitaan yang sama.”
Selain penghargaan kepada sepuluh anak Indonesia dalam lomba karya seni tersebut, pemerintah Republik Ceko juga memberi plakat penghargaan kepada sekolah Islam Fajar Hidayah atas kerja keras mereka dalam membantu mendidik anak-anak yatim. Duta Besar Ivan Hotek meminta semua peserta untuk mengikuti kembali kompetisi tahun depan dan mendorong teman-teman sekelas mereka untuk melakukan hal yang sama. (VOI / LISA / AHM)
Presiden The International Fund for Agricultural Development (IFAD) Gilbert Houngbo mengapresiasi keberhasilan pemerintah Indonesia dalam melaksanakan program dana desa. Hal itu di sampaikan Gilbert, usai mendengar pemaparan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Eko Putro Sanjojo yang menjadi pembicara pada Sesi interaktif di forum yang digelar di Roma, Italia pada 14 dan 15 Februari.
Gilbert melalui siaran pers yang diterima Antara, Kamis menyebutkan program dana desa merupakan sebuah transformasi untuk wilayah perdesaan yang memiliki banyak manfaat untuk semua pihak dan sejalan dengan program-program IFAD untuk membangun wilayah pedesaan melalui bidang pertanian. Dia juga menyampaikan kesannya kepada program Dana Desa yang dia sebut sebagai program pembangunan terintegrasi. Dikatakan,pembangunan dilakukan terintegrasi antara sektor pembangunan sosial dan ekonomi. (antara)
Duta Besar Serbia untuk Indonesia Slobodan Marinkovic, mendorong peningkatan kerjasama perdagangan dengan Indonesia. Saat berdialog bersama RRI Voice of Indonesia di Jakarta belum lama ini, Duta Besar Slobodan Marinkovic, menyampaikan pentingnya perdagangan langsung antara Indonesia dan Serbia. Menurutnya selama ini, hubungan perdagangan antara Indonesia dan Serbia masih melibatkan pihak ketiga. Hal ini menurutnya menjadi penghambat peningkatan nilai perdagangan antara kedua negara.
“Banyak produk Indonesia yang dikirim ke pasar Serbia datang dari Belanda, Amerika dan negara lain meskipun produk tersebut asli Indonesia. Kopi, kakao, rempah-rempah atau beberapa produk industri seperti sepatu, tekstil, datang atas nama perusahaan multinasional. Kita harus bekerjasama antara perusahaan Serbia dan Indonesia tanpa melibatkan pihak ketiga. Keuntungannya didapatkan oleh pihak ketiga dan tidak dibagi rata kepada kedua pihak.”
Lebih lanjut Duta Besar Serbia untuk Indonesia Slobodan Marinkovic juga berharap adanya peningkatan hubungan antar masyarakat atau people to people contact antara Indonesia dan Serbia. Menurutnya sektor pariwisata merupakan salah satu sektor yang dapat berkontribusi dalam meningkatkan people to people contact antara kedua negara. Dirinya memastikan adanya kemudahan bagi masyarakat Indonesia yang ingin berkunjung ke Serbia. Ia pun menyebut ketertarikan masyarakat Serbia untuk mengunjungi Indonesia karena ketertarikan mereka terhadap sektor pariwisata di Indonesia. (Ndy)