Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian, Bambang mengatakan, komoditas teh turut berkontribusi terhadap perekonomian nasional. Berdasarkan data, ekspor teh meningkat 1 persen sejak 2016 sebesar 1,51 triliun rupiah menjadi 1,53 triliun rupiah pada 2017. Hingga September 2018, kontribusi ekspor teh mencapai 1,23 triliun rupiah.
Bambang mengatakan, Rusia, Malaysia dan Pakistan adalah tiga negara tujuan ekspor teh Indonesia dengan kontribusi mencapai 41 persen. Bambang menjelaskan, meski secara rata-rata pertumbuhan areal dan produksi nasional 2014-2017 menurun, namun pada 2018 mulai menunjukkan peningkatan terutama produksi dari sekitar 139 ribu ton menjadi sekitar 140 ribu ton sampai dengan September 2018. Ia menambahkan, untuk memajukan teh nasional dibutuhkan sinergi dan peran semua pihak, terutama petani dan industri untuk meningkatkan daya saing teh nasional. rol.16.11’18.mar/edit r
Menteri Pertahanan Indonesia, Ryamizard Ryacudu bersama Menteri Pertahanan Malaysia Haji Mohamad bin Sabu membahas kerja sama wilayah perbatasan dalam Sidang General Border Committee Malaysia-Indonesia (GBC Malindo) ke-41, di Kuta, Bali, Kamis. Ryamizard mengatakan, Indonesia dan Malaysia adalah dua negara serumpun yang dalam tataran regional memiliki peran penting dalam memelihara stabilitas dan kemajuan di kawasan Asia Tenggara. Sidang GBC Malindo merupakan forum rutin tahunan sebagai salah satu sarana untuk memfasilitasi dialog kedua negara khususnya dalam memajukan interaksi kerja sama di wilayah perbatasan.
Menurut Ryamizard, sejauh ini forum kerja sama Malindo telah mengalami banyak kemajuan dengan hasil-hasil yang konkret dan dirasakan manfaatnyadi bidang keamanan perbatasan, kesejahteraan, perekonomian dan sosial budaya kedua negara serta yang berkaitan dengan persoalan perlintasan orang dan barang. Ia menambahkan,manfaat dari kerja sama tersebut dapat di rasakan dengan terpeliharanya hubungan antar pemerintah juga hubungan antar masyarakat kedua negara yang semakin erat. pers rilis.
Indonesia mengajak Amerika Serikat untuk meningkatkan kerja sama ekonomi yang telah terjalin dengan kawasan ASEAN. Kerja sama ASEAN-AS bukanlah zero sum game, tapi saling menguntungkan, win-win. Hal tersebut dikatakan, Presiden Joko Widodo pada KTT ASEAN-AS di Pusat Konvensi Suntec, Singapura, Kamis. Menurut Presiden, kerja sama ASEAN dan AS yang terjalin lama telah lebih dari sekadar perhitungan surplus maupun defisit perdagangan.
Ekspor barang dan jasa Amerika Serikat ke ASEAN pada satu dekade terakhir meningkat sekitar 81 persen. Kegiatan perdagangan itu telah menciptakan lebih dari 550 ribu lapangan pekerjaan di Amerika dan lebih dari 3.000 perusahaan Amerika beroperasi di negara-negara ASEAN. Sebaliknya, investasi ASEAN di Amerika juga meningkat 1.000 persen. Dari 2,3 miliar dolar Amerika di tahun 2004 menjadi lebih dari 26 miliar dolar Amerika di tahun 2015. Selain itu, ekonomi ASEAN juga diperkirakan tumbuh sebesar lima persen per tahun sehingga menjadikan pertumbuhan ekonomi ASEAN terbesar keempat di dunia pada 2050. Kepala Negara pun mengajak ASEAN memperkuat kerja sama ekonomi dengan negara-negara ASEAN. antara
Duta Besar Brasil untuk Indonesia Ruben Antonio Correa Barbosa, dalam sebuah seminar di Jakarta Kamis menyatakan kesiapan Brasil untuk terus meningkatkan kerjasama bilateral dengan Indonesia. Ia mengatakan, Indonesia diprediksi akan mengalami peningkatan jumlah penduduk hingga lebih dari 300 juta jiwa. Hal ini menurutnya memberikan kesempatan bagi Brasil untuk bekerjasama dalam menjawab tantangan penyediaan makanan bagi seluruh rakyat Indonesia. Ia pun menyatakan kesiapan Brasil untuk mengembangkan kerjasama pertahanan dengan Indonesia.
“Saya rasa poin kedekatan lain antara Indonesia dan Brasil adalah dengan melihat bahwa populasi di Indonesia akan mencapai 340 juta jiwa pada beberapa dekade mendatang dan ruang untuk produksi makanan tidak akan sebesar itu. Brasil siap membantu. Kami sudah memiliki kerja sama yang cukup besar di bidang pertahanan, kami akan senang untuk dikembangkan. Bagaimanapun, prospeknya bagus. Saya pikir setelah 6-5 tahun kami memiliki banyak hal untuk ditunjukkan dan ada landasan kuat untuk harapan yang baik dalam hubungan untuk tahun-tahun mendatang.”
Total nilai perdagangan Indonesia dan Brasil di tahun 2017 mencapai 3,12 miliar dolar AS. Pada paruh pertama tahun 2018, perdagangan dua arah mencapai 1,33 miliar dolar AS. Selain itu, pada awal tahun 2018, Kamar Dagang Indonesia (KADIN) membentuk komite khusus untuk meningkatkan hubungan perdagangan dengan Brasil. Dengan Produk Domestik Bruto masing-masing sebesar 2,05 triliun dolar AS dan 1,01 triliun dolar AS, Brasil dan Indonesia masih memiliki ruang peningkatan kerjasama bilateral yang belum dimanfaatkan. (ndy)