Kota Mamuju punya banyak spot objek wisata yang indah, mulai dari situs budaya, situs bersejarah, pantai, pulau, pegunungan dan air terjun. Air Terjun Tamasapi adalah sebuah destinasi wisata yang terdapat di Dusun Tamasapi, Desa Mamunyu, Kecamatan Mamuju, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat. Air Terjun Tamasapi memiliki ketinggian kurang lebih 75 meter, airnya berasal dari Sungai Tamasapi.
suasana alam di kawasan wisata ini masih sangat alami. Nampak asri dengan rerumputan dan pohon-pohon yang besar disekitar air terjun. Saat ini, Air Terjun Tamasapi menjadi salah satu pilihan wisata penduduk lokal maupun pengunjung dari luar kota karena akses jalan ke tempat wisata ini sudah mulai di perbaiki dan memudahkan pengunjung untuk mencapai destinasi wisata ini. Air terjun ini cukup deras, namun Anda tetap bisa bermain air di sekitar air terjun tetapi harus berhati-hati.
untuk menuju lokasi Air Terjun Tamasapi, dari pusat kota Mamuju Anda dapat menggunakan mobil atau motor sampai ke perkampungan, dilanjutkan dengan berjalan kaki menyusuri jalan setapak yang menanjak dan menurun sekitar 1 Km dengan waktu tempuh 30 Menit.
Disepanjang jalan menuju air terjun ini terdapat pohon durian. Jika anda datang ketika musim durian berbuah, anda dapat membelinya langsung dari para petani yang sering menawarkan dengan harga yang murah. Untuk masuk destinasi wisata ini, anda perlu membayar tiket masuk seharga Rp 5.000.
menyambut bulan Ramadhan, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Provinsi Aceh meluncurkan Festival Ramadhan 2019. Festival yang bertajuk “Wonderful Ramadhan in Aceh” ini dilaksanakan mulai tanggal 7 sampai 21 Mei 2019 di Taman Budaya, dari pukul 16.30 hingga pukul 21.30 WIB . Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh, Jamaluddin mengatakan, kegiatan ini merupakan bentuk pengukuhan Provinsi Aceh sebagai destinasi halal di Indonesia, sekaligus pembenahan dalam menyambut wisatawan.
Festival Ramadhan 2019 tidak hanya mengajak wisatawan menikmati pesona dan keunikan wisata Ramadhan di Serambi Mekkah saja, melainkan juga mengajak wisatawan muslim nusantara dan mancanegara untuk melaksanakan ibadah puasa di Tanah Rencong. Rangkaian kegiatannya sendiri terdiri dari Opening Ceremony dan Bazaar. Bazaar kuliner akan menyajikan jajanan berbuka puasa. Selain itu, juga ada Pentas dan Lomba Seni Budya Islami, Pameran Budaya Islami, Pemutaran Film Islami, Buka Puasa Bersama, Tausyiah, dan kegiatan pendukung menarik lainnya.Selama acara berlangsung, penyelenggara juga akan membagikan takjil gratis kepada masyarakat.
Digelar pula salat Tarawih berjamaah, buka puasa bersama, santunan anak yatim, dan lelang baju artis nasional. Hasil lelangnya akan disumbangkan kepada anak yatim piatu dan kaum dhuafa.
Festival Ramadhan 2019 akan menampilkan nuansa unik dan menarik dengan aneka dekorasi budaya Aceh yang Islami, sehingga memberikan pengalaman baru bagi para wisatawan. Menteri Pariwisata Arif Yahya mengungkapkan Aceh memiliki potensi besar untuk menjadi pusat kawasan wisata halal. Hal itu dikarenakan syarat penunjang seperti sarana dan prasarana serta pelayanan wisata halal yang ada di Aceh mayoritas semuanya telah terpenuhi. Dengan Festival Ramadhan 2019 semakin membuat wisatawan tertarik untuk datang dan berwisata di Aceh.
Wakatobi merupakan salah satu kabupaten di provinsi Sulawesi Tenggara. Kabupaten ini merupakan salah satu tujuan wisata bahari di Sulawesi Tenggara, karena sebagian wilayahnya merupakan taman laut nasional dengan kekayaan dan keindahan bawah laut yang memukau. Selain berwisata bahari, wisata kuliner merupakan kegiatan yang wajib dilakukan ketika berkunjung kesini. Ada beragam kuliner lezat, khususnya kuliner laut yang bisa anda coba. Salah satunya kuliner Parende.
Daging kakap segar ditemani kuah kekuningan berbumbu rempah. Rasanya asam pedas. Itulah kuliner Parende, kuliner khas kota Wangi-Wangi, kabupaten Wakatobi. Selain ikan kakap merah, ikan kerapu juga sering digunakan sebagai bahan utama kuliner ini. Dipilihnya ikan kakap merah atau kerapu, karena ikan tersebut punya tekstur dagingnya yang lembut, juga rasa dagingnya yang sangat enak. Selain ikan laut, Bahan-bahan lain yang digunakan untuk membuat parende adalah tomat, belimbing wuluh, daun kemangi, asam jawa atau jeruk nipis, bawang merah, bawang putih, kunyit, dan daun serai.
ikan parende biasanya disuguhkan saat masih hangat. Kerika disajikan, aroma khas langsung tercium. Selain asam dan pedas, rasanya dominan gurih. Tekstur daging ikannya sangat lembut. Parende biasanya disajikan dengan tambahan nasi. Konon, menurut warga setempat, sajian ini cocok bagi mereka yang sedang flu dan kehilangan selera makan. Rempah-rempah pada sajiannya ampuh mengusir flu. Di Wakatobi, anda bisa menjumpai banyak rumah makan yang menjual ikan Parende. Harganya Rp. 15.000 hingga Rp. 20.000 per porsi.
Dalam edisi Warna Warni kali ini saya sajikan informasi mengenai Mahasiswa Universitas Indonesia Ciptakan Masker Anti Penularan TBC . Sebuah solusi untuk mencegah penularan penyakit TBC telah ditemukan empat sivitas akademika Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI). Caranya dengan memakai MASKIT atau Mask in Tech. Tak hanya TBC, masker ini juga dapat mencegah penularan penyakit lainnya melalui udara.
Selain masker dalam bentuk fisik, terobosan teknologi ini juga dapat dijumpai dalam bentuk aplikasi mobile bernama “MASKIT”. Di aplikasi, karya yang memenangkan medali emas di ‘’Indonesia International Invention Festival 2019’’ yang diadakan dari tanggal 22 sampai 25 April 2019 di Malang ini dapat memantau tingkat polusi dan tingkat penyakit menular di lingkungan sekitarnya.
Keempat inventor MASKIT adalah Yolla Miranda S.T (Lulusan Teknik Kimia FTUI); Eliza Habna S.T (Lulusan Teknik Kimia FTUI); Wahidin (Teknik Kimia); dan Wulan Silvia (Teknik Kimia). Perbedaan MASKIT dengan masker lainnya adalah MASKIT memiliki filter dengan teknologi karbon aktif dan nano silver yang dapat diganti selama maksimum 2 minggu sekali.
Masker ini telah teruji di laboratorium Universitas Indonesia dengan hasil efektif membunuh bakteri dan polusi lebih dari 90%. MASKIT pun sudah memiliki izin edar penjualan dan telah disertifikasi oleh Kementerian Kesehatan. Saat ini MASKIT sudah mampu menjual rutin rata-rata 2500 pieces per bulannya.
Salah satu tim inventor MASKIT, Yolla, menuturkan, TBC menyerang usia produktif dengan lama pengobatan selama 1 tahun. Banyak kasus pemecatan kerja terjadi akibat seseorang menderita TBC.
Berangkat dari permasalahan tersebut, kami menciptakan sebuah masker yang diharapkan menjadi solusi untuk mencegah penularan TBC dan diharapkan dapat menurunkan angka penyebaran TBC di Indonesia. MASKIT dirancang sesuai dengan masker pada umumnya namun memiliki kantong di bagian belakang masker yang ukurannya mengikuti ukuran filter.
MASKIT memiliki desain yang stylish dengan pilihan warna dan motif beragam, serta nyaman dan fleksibel bagi pengguna hijab. Diharapkan terobosan inovatif karya sivitas akademika Universitas Indonesia ini mampu menjadi solusi atas permasalahan yang dihadapi bangsa. Selain itu, dapat memotivasi mahasiswa lainnya untuk terus berkarya dan turut berkontribusi menjawab tantangan yang dihadapi dalam pembangunan masyarakat Indonesia dan dunia.