Kota kecil di Nusa Tenggara Timur yang bernama Ende memiliki pesona tersendiri untuk di kunjungi. Kota ini terletak di pesisir selatan Pulau Flores dan berpenduduk 30.000 jiwa. Menurut sejarah, dahulu Ende merupakan sebuah kerajaan dimana penduduknya disebut sebagai orang Lio-ende. Selama beberapa dekade, Ende menjadi pusat pemerintahan, perdagangan, pendidikan, dan aktivitas politik. Kota ini juga pernah menjadi tempat Pengasingan Presiden Pertama Indonesia Soekarno pada masa kolonial. Di bawah pohon Sukun di Kota kecil ini, Presiden Soekarno merancang dasar Negara Indonesia yaitu Pancasila.
Ende dikelilingi oleh tiga gunung nan eksotis, yaitu Gunung Meja, Gunung Iya, dan Gunung Wongge. Sebagai salah satu destinasi wisata di Indonesia, Ende bukan hanya memiliki kekayaan wisata alam yang elok tetapi juga ragam wisata sejarah dan budaya yang menarik. Danau Kelimutu menjadi salah satu ikon wisata di Kabupaten Ende yang banyak menarik perhatian wisatawan. Danau tiga warna yang begitu eksotis di puncak Gunung Kelimutu ini konon memiliki arti warna yang berbeda dengan nuansa mistis yang menyelimutinya.
Ende juga memiliki beberapa destinasi lainnya seperti Pantai Batu Cincin, Pantai Batu Biru, Pantai Ena Bara Maurole, Pantai Mbu'u, Pantai Ria Ende, Air Terjun Murundao Ende, Air Terjun Kede Bodu Bukit Cinta Ende Dan Kampung Adat Saga. Museum Pengasingan Bung Karno juga merupakan salah satu destinasi wisata yang wajib And kunjungi jika berkunjung ke Kota Ende. Rumah yang berdiri menghadap ke timur ini adalah salah satu bangunan bersejarah. Di sinilah rumah pengasingan Ir Soekarno atau Bung Karno di Kota Ende pada zaman kolonial.
Tidak banyak perubahan dari bentuk asli rumah yang didirikan pada tahun 1927 itu, kecuali atapnya. Bagian lain seperti bentuk rumah bahkan pintunya masih sama seperti saat dulu digunakan oleh Soekarno.
Tidak hanya menyuguhkan tempat-tempat wisata yang cantik, Anda juga bisa mempelajari budaya menenun khas perempuan Ende, yaitu Zawo. Hasil tenunan yang berukuran cukup panjang seperti sarung ini dikenakan oleh kaum perempuan. Umumnya, masyarakat membuat tenun Ende dengan berbagai motif dan jenis yang jika dilihat sekilas tidak jauh berbeda dengan motif dan jenis kain tenun dari daerah lain di NTT. Jadi tidak Ada alasan untuk tidak mengunjungi Kota Ende yang mempesona dengan wisata Alam dan budayanya yang unik.
Agenda rutin Jateng Fair akan kembali digelar tahun ini. Acara yang mengangkat tema "Glorious Borobudur" ini akan digelar pada 28 Juni-14 Juli 2019. Tema Borobudur yang agung atau Glorious Borobudur karena Borobudur merupakan produk budaya Indonesia yg telah mendunia. Tema ini bertepatan dengan PT PT Taman Wisata Candi Borobudur Prambanan Ratu Boko yang tahun ini mencanangkan Borobudur sebagai tempat spritual dan cagar budaya, bukan hanya tempat wisata. Diadakannya acara ini juga merupakan ajang promosi pembangunan sekaligus perayaan hari jadi ke-69 Provinsi Jawa Tengah.
Direktur PT Pusat Rekreasi Promosi Pembangunan (PRPP) Jateng, Titah Listiorini menjelaskan pada Jateng Fair 2019 menghadirkan area Borobudur Mini Park atau taman replika Candi Borobudur, Borobudur Art and Agriculture, serta Borobudur Culinary Fair. Pengunjung juga dapat menikmati suguhan laser show ornamen-ornamen Candi Borobudur. Terdapat pameran yang diisi oleh produk- produk unggulan, seperti tempat wisata, kuliner, hingga aneka kerajinan tangan yang berasal dari 35 kabupaten/ kota di Jawa Tengah.
Pada acara tersebut, pengunjung juga dihibur aksi panggung Nella Kharisma, Hanin Dhiya, Ndx Aka, Fourtwnty, Souljah, band Grassrock-Ita Purnamasari, dan lain sebagainya. Untuk target transaksi pendapatan selama Jateng Fair tahun ini sebesar Rp8 miliar. Sedangkan target pengunjung 500 ribu orang. Adapun harga tiket masuk sebesar Rp15.000 pada hari kerja dan Rp20.000 pada akhir pekan. Sementara itu, Sekretaris Daerah Jawa Tengah Sri Puryono berharap, ajang Jateng Fair kali ini mampu menyedot pengunjung serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Jateng.
Untuk mengenalkan anak-anak pada profesi apoteker, tim mahasiswa Universitas Gadjah Mada ( UGM) mengembangkan aplikasi permainan "Meet Pharmy”. Menurut Ris Heskiel Najogi Sitinjak, mahasiswa Fakultas Farmasi salah satu pengembang aplikasi "Meet Pharmy", Melalui aplikasi permainan ini mereka coba untuk mengenalkan profesi apoteker, menumbuhkan minat, serta wawasan anak-anak terhadap profesi apoteker. Najogi mengatakan aplikasi Meer Pharmy telah dikembangkan sejak bulan November 2018 lalu bersama rekannya di Fakultas Farmasi, yaitu; Shinta Diva Ekananda, Wahyunanda Crista Yuda, Muhammad Fikri Abdillah, dan Muhammad Sulhan Hadi, serta Luh Rai Maduretno Asvinigita, Lutfiana Pasebhan Jati dari Sekolah Vokasi dan Laksa Ersa Anugratama dari Fakultas Peternakan..Melalui aplikasi permainan ini mereka mencoba mengenalkan profesi apoteker,kepada anak-anak usia 2 hingga 14 tahun.
Menurut Najogi, anak-anak pada usia tersebut sudah sangat mengenal smartphone, sehingga mereka memanfaatkan piranti tersebut untuk menumbuhkan minat serta wawasan anak terhadap profesi apoteker. Lewat aplikasi game ini mereka berusaha mentransfer informasi kesehatan pada anak-anak, khususnya komunikasi apoteker dengan pasien. Anak-anak akan diajak untuk merasakan pengalaman berkonsultasi dengan seorang apoteker bernama Pharmy. Pharmy akan memberikan resep dan juga menjelaskan pentingnya menjalankan gaya hidup sehat agar tidak mudah terserang penyakit. Meet Pharmy memiliki sejumlah fitur meliputi tiga kasus penyakit sederhana, yakni batuk, pilek, serta demam yang kerap dialami anak-anak. Selain itu, dilengkapi pula dengan fitur modul untuk orang tua yang memuat informasi seputar penyakit yang disajikan. Meet Pharmy sudah bisa diunduh di Google Play Store dan saat ini sudah diunduh lebih dari 1.000 pengguna.
saat ini, aplikasi Meet Pharmy sedang terus dikembangkan. Salah satunya dengan menambahkan bahasa baru dalam aplikasi ini. Apabila sebelumnya aplikasi hanya tersedia dalam bahasa Inggris, saat ini telah ditambahkan bahasa Indonesia di dalamnya. Tidak hanya itu, desain menu utama juga dibuat lebih atraktif. Disamping itu, juga ada pembaruan beberapa tampilan scene gambar, bahasa perintah dalam permainan lebih singkat, serta penyempurnaan langkah-langkah permainan. Aplikasi ini juga berhasil mengantarkan kedelapan mahasiswa UGM meraih medali perak dalam ajang "World Young Inventor Exhibition" dalam "International Invention, Innovation & Technology Exhibition" (ITEX) 2019 di Malaysia pada 2 hingga 4 Mei 2019. Aplikasi Meet Pharmy juga mendapatkan penghargaan medali emas kategori "Medicine and Public Health di Thailand Inventors’ Day 2019" pada 2 hingga 6 Februari 2019 di Bangkok.
Warni. Dalam edisi Warna Warni kali ini saya sajikan informasi mengenai Peringatan Hari Kebangkitan Nasional
Setiap 20 Mei, masyarakat Indonesia memeringati Hari Kebangkitan Nasional. Peringatan yang sering disingkat Harkitnas yang jatuh pada 20 Mei tiap tahunnya bertujuan untuk memeringati berdirinya organisasi Boedi Oetomo. Pada 20 Mei 1908, Boedi Oetomo didirikan oleh sejumlah mahasiswa sekolah khusus pendidikan dokter pribumi di Batavia-STOVIA, yaitu Soetomo, Mohammad Soelaiman, Gondo Soewarno, Goenawan Mangoenkoesoemo, R. Angka Prodjosoedirdjo, Mochammad Saleh, R. Mas Goembrek, Soeradji Tirtonegoro, dan Soewarno. Latar belakang berdirinya Boedi Oetomo bertopang pada kesadaran para mahasiswa akan masa depan Indonesia yang bergantung di tangan mereka. Hari Kebangkitan Nasional pertama kali diperingati pada era pemerintahan Presiden Soekarno di Yogyakarta pada 1948.
Peringatan Hari Kebangkitan Nasional dilaksanakan dengan upacara di sekolah-sekolah dan Kementerian, Lembaga, instansi pemerintah dan Kantor perwakilan RI di luar negeri. Tema peringatan Kebangkitan Nasional ke 111 ini adalah: “BANGKIT UNTUK BERSATU”.
Pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika sejumlah seminar dan diskusi dengan tema Pemerataan Pembangunan Indonesia yang Berkeadilan sebagai Wujud Kebangkitan Nasional. Ziarah ke taman makam pahlawan, khususnya pendiri Boedi Oetomo, dilakukan usai menyelenggarakan upacara bendera.
Hari Kebangkitan Nasional tidak hanya diperingati secara formal saja. Berbagai kegiatan juga dilaksanakan untuk memeriahkan peristiwa bersejarah itu. Salah satunya, Perhimpunan Penggemar Mobil Kuno Indonesia (PPMKI) Bali telah melakukan pawai bertema 'PPMKI Siap Menyambut Hari Kebangkitan Nasional'. Kegiatan ini telah dilaksanakan di Lapangan Bajra Sandhi Renon, Denpasar pada Sabtu 18 Mei. Event ini akan dimeriahkan oleh 500 mobil dan 500 motor antik yang berasal dari club-club di Bali. Dihadirkan pula berbagai lomba menarik, live music, robotic dance dan masih banyak yang lainnya. Ketua PPMKI Gede Agus Mahendra Pendit menyebutkan bahwa event ini merupakan momen untuk memberikan hiburan kepada masyarakat setelah berhasil melewati perhelatan nasional yakni pemilihan Presiden.