Berjumpa kembali dalam acara Pelangi Nada. Tanggal 2 September merupakan penutupan pesta olahraga terbesar se-Asia yang diselenggarakan di Jakarta dan Palembang, Sumatera Selatan. Oleh karena itu, edisi kali ini menghadirkan lagu-lagu bernuansa kebangsaan dari beberapa musisi Indonesia. mengawali perjumpaan, saya hadirkan lagu “Indonesia Terhebat”.
demikian lagu berjudul “Indonesia Terhebat” dibawakan oleh grup band Ecoutez. Lagu ini merupakan salah satu dari 9 lagu yang terdapat dalam album bertajuk “Evolution”. Album yang dirilis pada tahun 2013 ini merupakan album ketiga Ecoutez dengan vokalis baru. Kini format Ecoutez terdiri dari Andrea Lee (vokal), Ayi (gitar), Jay (drum), Leo (bass), dan Iyas (kibor). Lagu Indonesia Terhebat merupakan sebuah lagu bernuansa kebangsaan dari Ecoutez. Lagu ini dapat membakar semangat pemuda-pemudi Indonesia melalui liriknya. Dari liriknya, lagu ini mengisahkan tentang sebuah negeri yang memiliki alam indah dengan beragam budaya masyarakatnya. Pendengar, selanjutnya hadir lagu “Tanah Airku”. Selamat mendengarkan......
lagu “Tanah Airku” dari Isyana Sarasvati baru saja anda dengarkan. Lagu yang dirilis tanggal 12 Agustus 2016 ini merupakan sebuah soundtrack dari film berjudul “My Trip My Adventure-Lost In Paradise”. Lagu Tanah Airku merupakan sebuah lagu wajib nasional yang diciptakan oleh Ibu Sud. Lagu ini diaransemen ulang kembali oleh Isyana dengan iringan solo grand piano dengan dibalut sentuhan musik orkestra. Lagu ini semakin megah karena alunan piano dan musik orkestra yang begitu pas dipadukan dengan karakter vokal Isyana. Pendengar, lagu bernuansa kebangsaan kembali hadir ke dalam ruang dengar anda. Ini lah “Indonesia Pusaka”. Selamat mendengarkan...
demikian lagu “Indonesia Pusaka” dinyanyikan oleh Rossa. Lagu ini juga merupakan soundtrack sebuah film berjudul “Soekarno”. Lagu yang dirilis pada tahun 2013 ini merupakan lagu wajib nasional yang diciptakan oleh Ismail Marzuki. Menurut Rossa, lagu-lagu wajib nasional mulai ditinggalkan oleh generasi muda. Jadi, melalui lagu ini, Rossa berharap rasa cinta generasi muda kepada lagu wajib nasional tumbuh kembali. Pendengar, demikian Pelangi Nada edisi lagu-lagu kebangsaan kali ini.
Pelangi Nada edisi kali ini, menghadirkan lagu-lagu pop nostalgia dari penyanyi pria Indonesia, Bob Tutupoly. mengawali perjumpaan, saya hadirkan lagu berjudul “Widuri”. Lagu ini merupakan lagu yang membuat nama Bob Tutupoly dikenal masyarakat luas. Ini lah “Widuri”, lagu “Widuri” cukup populer saat itu. Bahkan, kepopuleran lagu ciptaan Slamet Adriadi ini tak lekang oleh waktu. Sampai saat ini terhitung telah banyak musisi Indonesia yang mengaransemen kembali lagu “Widuri”, diantaranya Yuni Shara dan Delon. Lagu yang dirilis tahun 1977 ini menggambarkan tentang seorang pria yang memuja seorang gadis cantik bernama Widuri. Pendengar, lagu berikutnya dari Bob Tutupoly berjudul “Tinggi Gunung Seribu Janji”. Selamat mendengarkan......demikian lagu “Tinggi Gunung Seribu Janji” dinyangikan oleh penyanyi yang terlahir dengan nama Bobby Willem Tutupoly. Lagu ini merupakan salah satu lagu yang juga cukup sukses di pasaran. Lagu yang diciptakan oleh Ismail Marzuki ini bercerita tentang seseorang yang memberikan janji-janji begitu saja tanpa beban.
Bob Tutupoly kerap mengharumkan nama Indonesia di mata dunia. Selain itu, ia juga banyak menerima penghargaan sebagai penyanyi. Diawali tahun 1978, Bob dan penyanyi Grace Simon terpilih untuk menjadi wakil Indonesia dalam pertukaran artis ASEAN. Pada tahun 1980, ia menjadi pemenang pertama dalam Festival Lagu Populer 1980 dan mewakili Indonesia dalam Festival Internasional di Budokan Hall, Jepang. Pendengar, demikian Pelangi Nada edisi kali ini. Menutup perjumpaan hadir lagu lainnya dari Bob Tutupoly berjudul “Mengapa Tida Maaf”.
Silek merujuk pada seni beladari tradisional masyarakat Minangkabau di provinsi Sumatera Barat. Selain itu, 'silek' sendiri bisa dimaknai dalam arti luas. Bila di tempat lain kata silek lebih menekankan pada aspek bela diri, maka dalam bahasa Minangkabau dikenal pula kata Mancak atau Bungo Silek (bunga silat) yang memberi penekanan pada aspek seni dan keindahan. Dari hari ke hari seni tradisional ini semakin memudar. Karenanya, Untuk melestarikan dan menumbuhkembangkan Silek, pemerintah provinsi Sumatera Barat mengelar Silek Arts Festival 2018. Selain itu, Melalui gelaran Silek Arts Festival, diharapkan masyarakat, khususnya generasi muda, memiliki akses terhadap pengetahuan tentang silek.
Silek Art Festival (SAF) 2018 direncanakan berlangsung 7 September hingga 30 November 2018, di delapan kota dan kabupaten di Sumatera Barat, yakni Padang, Bukittinggi, Padangpanjang, Sawahlunto, Payakumbuh, Tanah Datar, Pesisir Selatan, dan Padang Pariaman.Silek Arts Festival 2018 akan dibuka di kota Padang dan diakhiri di kota Bukittinggi. Festival ini digelar diberbagai lokasi, seperti di perguruan, gelanggang tradisional, hingga gedung pertunjukkan modern.
Atraksi utamanya adalah Silek tradisional yang menampilkan berbagai gaya khs Minangkabau. Atraksi Silek dilengkapi dengan kehadiran para pendekar dari berbagai negara dan daerah di Indonesia. Atraksi Silek nantinya menonjolkan lanskap dan lingkungan alam setiap kota di Sumatera Barat.
Silek Arts Festival juga dimeriahkan oleh penampilan parade seni serta pertunjukan teater, tari dan musik kontemporer. Festival ini pun akan disandingkan dengan seni pertunjukan dari daerah atau negara lain yang memiliki semangat yang sama, yakni eksplorasi atas tradisi seni bela diri (martial arts). Parade seni tersebut akan dilengkapi dengan materi showcase dan lokakarya sebagai upaya mendorong para pelaku seni pertunjukan agar terus menggali budaya silek serta menjadikannya untuk menciptakan seni pertunjukkan yang kontemporer.
Hari ini akan memperkenalkan kepada anda Mendoan. Dalam rangka memperingati HUT Kemerdekaan RI ke -73, 25 Agustus kemarin, Hotel Meotel Purwokerto bersama Pemerintah Kabupaten Banyumas dan Korem 071 / Wijayakusuma Banyumas menggelar acara menggoreng mendoan sebanyak 17.818 dalam waktu 73 menit dan makan mendoan masal. Kegiatan ini memecahkan rekor dunia terbaru menggoreng mendoan dan makan mendoan terbanyak. Sebanyak 45 tim dikerahkan untuk memasak 17.818 mendoan. Satu tim rata-rata menggoreng 400 mendoan. Dari acara ini, diharapkan bisa memperkenalkan mendoan sebagai makanan khas Banyumas kepada dunia agar sejajar dengan Rendang, Sate, Nasi Goreng, dan kuliner Indonesia lainnya yang telah populer .Kata mendoan berasal dari bahasa Banyumasan, yakni mendo yang berarti setengah matang atau lembek. Mendoan berarti memasak dengan minyak panas yang banyak dengan cepat sehingga masakan tidak matang benar. Bahan makanan yang paling sering dibuat mendoan adalah tempe dan tahu. Namun tempe lebih sering dibuat menjadi mendoan. Bahan utama dari mendoan adalah tempe atau tahu, tepung terigu, daun bawang dan bumbu-bumbu, seperti bawang putih, pala, ketumbar dan merica. Sebelum tempe digoreng, terlebih dahulu tempe dipotong tipis-tipis, kemudian menyiapkan adonannya, dimana tepung terigu dicampur air dan bumbu-bumbu. Kemudian tempe dimasukkan ke dalam adonan lalu digoreng. Menggoreng tempe tidak perlu lama. Jika adonan tepungnya mulai sedikit berubah warna, tempe mendoan bisa segera diangkat dan ditiriskan.Inilah keunikan mendoan, dimana tempe digoreng tidak sampai kering, melainkan masih basah dan lunak. Rasanya gurih dan renyah. Mendoan disajikan dalam keadaan panas disertai dengan cabe rawit atau sambal kecap. Mendoan dapat dijadikan sebagai lauk. Dimakan bersama nasi panas, akan terasa nikmat. Atau mendoan juga bisa dinikmati sebagai makanan ringan untuk menemani minum teh atau kopi saat pagi atau sore hari.
di wilayah Banyumas, tempe yang digunakan untuk mendoan adalah jenis tempe bungkus yang lebar tipis, satu atau dua lembar perbungkus. Tempe mendoan mudah dijumpai di warung-warung tradisional di wilayah eks karesidenan Banyumas dan Tegal. Untuk wilayah Banyumas, anda dapat membeli oleh-oleh mendoan tempe di daerah Sawangan, Purwokerto, yang merupakan pusat jajanan khas Purwokerto. Selain itu, rasanya yang enak membuat mendoan menyebar hingga ke luar daerah Banyumas. Tempe Mendoan dapat ditemui di kota-kota besar Jawa Tengah, bahkan hingga ke Jakarta. Harganya juga relatif murah, sebesar Rp. 2.500 hingga Rp. 5.000 per potong.