Berjumpa kembali dalam acara Pelangi Nada. Untuk menyemarakkan perayaan Idul Adha, saya akan sajikan lagu-lagu bernuansa Islami. Sebagai pembuka, berikut satu lagu berjudul “Pergi Haji” yang dinyanyikan oleh Ustad Jeffry dan Pipik. Lagu ini mencerita tentang pelaksanaan ibadah haji, memenuhi panggilan ilahi, membersihkan diri mensucikan hati.
Anda baru saja mendengarkan lagu”Pergi Haji” dari Uje dan Pipik. Lagu ini meupakan original soundtrack film Haji Backpacker. Pendengar, lagu lain yang bertemakan pergi haji adalah “Haji” dari Opick. Dalam liiknya, Opick menceritakan musim yang datang memenuhi panggilan Allah, dan mengungkapkan segala puji dan kuasa Allah. Lagu ini dirilis oleh pada tahun 2007. Mendekati hari raya Idul Adha, lagu ini sering diputar. Pendenga, inilah Opick dengan “Haji”.
Anda baru saja mendengarkkan lagu “Haji” dari Opick. Berikut, saya putarkan lagu berjudul "Bismillah Alhamdullilah" oleh Nath the Lions. Lagu yang dibawakan grup musik reggae asal Menteng, Jakarta, ini mengajak pendengarnya untuk mengawali hari dan perjuangan dengan kata "Bismillah" dan mengakhiri hari dan berbagai perbuatan dengan kata "Alhamdulillah."
itulah Nath the Lions dengan "Bismillah Alhamdulillah." Lagu berikutnya yang akan kami hadirkan adalah "Yaa RasulAllah" oleh Derry Sulaiman. Liriknya menceritakan tentang kerinduan seorang umat untuk bertemu dengan Rasulallah. Maka, dirinya pun berjanji untuk meneruskan dakwah, memperbaiki kehidupan, dan melakukan instrospeksi diri sepanjang hidupnya, agar nanti diizinkan Allah untuk bertemu dengan para rasul-Nya. Baik pendengar, inilah "Yaa RasulAllah" oleh Derry Sulaiman.
Warna Warni kali ini saya sajikan informasi mengenai 6 TRADISI UNIK JELANG IDUL ADHA DI INDONESIA.
Indonesia adalah negara dengan populasi umat muslim terbesar di dunia, dimana beberapa hari besar agama Islam ditetapkan sebagai hari libur nasional. Salah satunya adalah peringatan Idul Adha atau Hari Raya Qurban, yang diperingati setiap tahunnya pada hari ke-10 di bulan Dzulhijah. Pada tahun 2018 ini, 10 Dzulhijah jatuh pada tanggal 22 Agustus. Hari itu warga akan menyembelih hewan ternak, biasanya Kambing dan Sapi sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah, dan membagikannya pada masyarakat yang kurang mampu. Peringatan Idul Adha di Indonesia, tidak hanya ditandai dengan menyembelih hewan Qurban, tetapi ditandai juga dengan berbagai tradisi budaya di beberapa daerah yang merupakan tradisi turun temurun oleh nenek moyang mereka dari generasi ke generasi. Hari ini, kami akan mengangkat beberapa tradisi unik di Indonesia dalam memperingati Idul Adha.
Tradisi Idul Adha yang pertama berasal dari Aceh, yaitu Tradisi Meugang. Tradisi ini sudah dilakukan secara turun temurun sejak jaman kepemimpinan Sultan Iskandar Muda untuk menghormati hari besar Islam seperti Idul Adha dan Idul Fitri. Tradisi Meugang, merupakan tradisi pemotongan hewan secara massal yang kemudian dibagikan pada kaum dhuafa sebagai wujud rasa syukur atas semua nikmat yang diberikan ALLAH SWT pada masyarakat.
Tradisi Idul Adha yang kedua berasal dari Yogjakarta yaitu, Tradisi Grebeg Gunungan yang merupakan ritual tahunan dari Keraton Yogyakarta. Pada peringatan Idul Adha, tradisi ini menampilkan arak-arakan 3 buah Gunungan Grebeg yang terdiri dari berbagai hasil bumi dengan dikawal oleh beberapa prajurit berserta dua ekor kuda, dari Kraton menuju Masjid. Setelah doa bersama, 3 buah gunungan grebeg yang terdiri 1 gunungan lanang, dan 2 gunungan putri akan diperebutkan oleh warga yang hadir. Katanya, gunungan yang diperebutkan bisa mendatangkan berkah seperti yang diceritakan oleh leluhur mereka. Tradisi Grebeg Gunungan dilakukan juga untuk memperingati hari besar agama Islam lainnya seperti Idul Fitri dan Maulid Nabi dengan jumlah Gunungan yang berbeda.
Tradisi Idul Adha selanjutnya berasal dari kota Semarang, Jawa Tengah. Tradisi Apitan atau sedekah bumi Apitan dilakukan dengan cara mengarak tumpeng dan beberapa hasil bumi di jalan raya utama kota. Sama dengan tradisi Grebeg Gunungan di Jogja, tradisi Apitan juga sudah dijalankan secara turun temurun yang bertujuan untuk mengungkapkan rasa syukur kepada yang maha kuasa atas limpahan rezeki kepada warga. Arak-arakan hasil bumi yang tersusun rapi bertumpuk seperti padi, cabe, terong, jagung, tomat dan lainnya itulah bentuk simbol rasa syukur mereka kepada yang maha kuasa karena sudah memberikan hasil panen yang melimpah. Di akhir tradisi Apitan akan dibacakan doa untuk keselamatan warga, kemudian warga akan berebut gunungan hasil bumi yang diarak tadi. Konon katanya mendapatkan hasil bumi yang diarak tadi bisa mendatangkan berkah.
Tradisi berikutnya untuk merayakan Idul Adha adalah Tradisi Jemur Kasur. Tradisi tersebut merupakan tradisi Idul Adha yang berasal dari kabupaten Banyuwangi dan sudah dilakukan selama ratusan tahun. Tradisi ini dipercaya bisa menolak bala dan menjaga keharmonisan rumah tangga. Tradisi Jemur Kasur ini biasanya digelar secara massal menjelang saat Idul Adha yang diawali dengan tarian Gandrung oleh warga Osing, di desa adat Kemiren. Kasur warga Osing Kemiren berbeda dengan kasur pada umumnya, dimana hampir seluruh kasur mereka berwarna hitam dan merah yang biasanya mereka sebut dengan kasur gembil. Warna kasur gembil memiliki makna tersendiri bagi Osing, dimana warna merah melambangkan keberanian dan warna hitam melambangkan sebuah hubungan yang langgeng. Selain itu, tradisi Jemur Kasur digelar untuk menghormati datangnya bulan haji.
Keindahan alam di Jawa Tengah tidak kalah dengan daerah lainnya yang ada di Indonesia. Sebut saja Karanganyar, ada sebuah air terjun yang sudah cukup terkenal yaitu Grojogan Sewu. Namun, ternyata masih ada satu lagi keindahan alam berupanair terjun yang tersembunyi disini. Namanya adalah Air Terjun Jumog. Air Terjun Jumog kerap disebut sebagai surga yang tersembunyi di Karanganyar. Dikatakan demikian karena letaknya yang berada di balik bukit yang tertutup belukar. Destinasi wisata ini awalnya tidak banyak dikunjungi oleh wisatawan. Namun atas kesadaran warga setempat, jalur menuju lokasi ini dipermudah. Karena itu, kini Air Terjun Jumog menjadi salah satu wisata andalan yang menambah pendapatan penduduk.
di kawasan Air Terjun Jumog, terhampar pemandangan hijau dan pepohonan tinggi yang merupakan perpaduan sempurna. Ditambah suara gemericik air yang menenangkan hati kala menuruni 116 anak tangga hingga sampai ke air terjun. Setelah menuruni tangga, sekitar beberapa meter dari air terjun, ada jembatan kecil. Tempat ini adalah spot yang paling pas untuk menikmati panorama sekitar yang mempunyai ketinggian 30 meter dengan debit air yang cukup deras. Derasnya air terjun menjadikan angin yang berhembus di dekat air terjun terasa kencang.
fasilitas di Air Terjun Jumog terbilang cukup lengkap. Sudah tersedia arena permainan anak, kolam renang, gazebo, area untuk istirahat dan rumah makan. Di sekitar kawasan destinasi wisata ini juga ada beberapa rumah warga yang biasa dijadikan home stay. Tarif home stay cukup bervariasi, mulai dari 50 ribu sampai 250 ribu rupiah per malam.
Air Terjun Jumog terletak di Dusun Berjo, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar, Provinsi Jawa Tengah. Bagi wisatawan yang ingin berkunjung ke tempat ini, arahkan kendaraan anda menuju arah Grojogan Sewu. Setelah sampai terminal Karangpandan, ambil jalur menuju Ngargoyoso. Dari sini sudah banyak petunjuk arah yang akan membantu wisatawan sampai di Air Terjun Jumog.
Gorontolo, provinsi di pulau Sulawesi ini terkenal akan keindahan alamnya. Sesuai dengan julukannya “The Hidden Paradise”, kota ini menawarkan keindahan alam yang mengagumkan. Mulai dari wisata pantai, air terjun, budaya maupun makanannya yang sangat beragam. Wilayahnya yang berada di kepulauan tidak heran menawarkan banyak sekali wisata pantai yang bisa dikunjungi. Salah satunya Pantai Olele. Berjarak sekitar 20 kilometer dari pusat Kota Gorontalo, Pantai Olele di Desa Olele, Kecamatan Kabila Bone, Kabupaten Bone Bolango relatif mudah dijangkau. Pantai dengan aktivitas nelayan yang cukup padat ini menawarkan pemandangan yang indah, khususnynya bawah laut pantai ini.
Pantai Olele merupakan pintu gerbang menuju Taman Laut Olele. Berkunjung kesana, anda dapat menemukan pantai dengan pasir putih dan terumbu karang yang indah hingga keindahan biota laut. Pantai ini memiliki terumbu karang dan ekosistem laut yang masih terjaga. Bahkan sebagian biota laut memiliki kekhasan yang tidak dijumpai di kawasan pesisir lain. Karenanya, pantai ini merupakan lokasi yang tepat bagi anda pencinta diving dan snorkeling. Jika ingin snorkeling atau diving, di Pantai Olele tersedia jasa sewa alat snorkeling dan menyelam. Instruktur serta guide berpengalaman siap pula menemani eksplorasi surga bawah laut anda.
Setidaknya, ada sembilan spot (titik) diving di Olele. Masing-masing titik memiliki keindahan tersendiri. Di antaranya, Goa Jin, yaitu kawasan terumbu karang yang berbentuk goa. Beragam ikan kecil aneka warna ikut menghiasi keindahan lokasi Goa Jin. Selain Goa Jin, ada spot yang tidak kalah indahnya. Namanya Salvador Dali. Spot tersebut merupakan area yang memiliki rongga terumbu karang yang menawan. Konon, nama Salvador Dali diberikan karena mirip lukisan Salvador Dali, seorang pelukis terkenal. Tempat lainnya juga tidak kalah indah. Ada spot yang karangnya berbentuk seperti tiang serta bunganya berbentuk seperti sarang lebah. bagi anda yang tak bisa diving, anda bisa menyewa perahu kaca. Perahu tersebut merupakan buatan penduduk yang siap membawa wisatawan yang hendak mengarungi perairan untuk menikmati keindahan terumbu karang dengan warna-warni, jenis ikan, dan biota laut lain. Bagi anda yang ingin bermalam, sayangnya di pantai Olele tidak tersedia penginapan. Anda bisa menginap di rumah penduduk.