Suprapto

Suprapto

23
May

 

Edisi kali ini, akan memperkenalkan salah satu tempat wisata di daerah bagian Timur Indonesia, Papua.

 

Kampung Skouw merupakan sebuah kampung yang berada di di dekat perbatasan Indonesia-Papua Nugini. Tepatnya terletak di  distrik Muara Tami, Kota Jayapura, Papua, Indonesia. Distrik Muara Tami ada 3 kampung yaitu Kampung Skouw Yambe, Kampung Skouw Sae, dan Kampung Skouw Mabo. Untuk mencapai ke lokasi, dari Kota Jayapura berjarak sekitar 46 km atau membutuhkan waktu sekitar 1,5 jam hingga 2 jam dengan menggunakan kendaraan roda empat.

 

Kampung Skouw terkenal gersang dan panas. Oleh sebab itu banyak yang lebih memilih untuk pindah ke Kota Jayapura. Namun, pemandangan Kampung Skouw kini, telah disulap menjadi cantik dan sedap dipandang. Bangunan Pos Lintas Batas Negara yang semakin megah serta gerbang perbatasan pun menjadi lokasi favorit penduduk asli maupun wisatawan yang berkunjung ke tempat ini.

 

selain berswafoto di Pos Lintas Batas Negara dan gerbang perbatasan, masih ada aktifitas lain yang dapat anda lakukan di Kampung Skouw. Di Kampung Skouw Yambe, anda dapat melihat budidaya penyu. Sejak pertengahan tahun 2017, pemerintah Kota Jayapura menjadikan Kampung Skouw Yambe menjadi tempat wisata penyu. Selain untuk mencegah kepunahan penyu, juga untuk meningkatkan perekonomian warga setempat. Kini wisatawan yang berkunjung dapat melihat dan ikut membudiyakan penyu dimulai dari proses menangkap, bertelur, menetas hingga dilepas kembali ke laut.

 

22
May

Daerah

Published in pop music

Edisi kali ini, akan menghadirkan lagu-lagu dari daerah Palu, Sulawesi Tengah. Mengawali Pelangi Nada kali ini, dengarkan sebuah lagu berjudul Palu Ngataku, dibawakan oleh Amri Palu.

itulah sebuah lagu berjudul Palu Ngataku yang dibawakan oleh Amri Palu. Palu Ngataku dapat diartikan sebagai Palu Tempat Tinggalku. Lagu yang diciptakan oleh Hasan Bahasuan ini bercerita tentang daerah Palu sebagai tempat kelahiran dengan segala keindahannya. Lagu ini juga mengungkapkan kecintaan kepada tanah kelahiran. Sejauh apapun merantau, namun Palu akan selalu ada di hati.

Pendengar, lagu ini dibawakan oleh Amri Palu, seorang penyanyi Indonesia asal Palu yang memiliki warna vocal yang khas dan mudah dikenali.

berikut kita dengar sebuah lagu berjudul Tananggu Kaili dibawakan oleh Bram Larengi.

Demikianlah sebuah lagu berjudul Tananggu Kaili yang dibawakan oleh Bram Larengi. Sebuah lagu yang ditulis dalam bahasa Kaili yang diciptakan oleh Hasan M Bahasuan. Selain bahasa Kaili, ada beberapa bahasa daerah yang digunakan olh masyarakat di Sulawesi Tengah, yaitu bahasa Makassar, bahasa Bugis dan bahasa Toraja. Lagu ini merupakan salah satu lagu daerah Sulawesi Tengah yang cukup dikenal oleh masyarakat di Sulawesi Tengah. Bram Larengi membawakan lagu daerah ini dengan baik.

untuk mengakhiri Pelangi Nada kali ini, mari kita dengarkan 2 buah lagu daerah Sulawesi Tengah berjudul Kandea Nakaiyomo dibawakan oleh Miranda dan Palu Maliuntinuvu dibawakan oleh Ika D Incemakah.

22
May

Warna Warni kali ini akan menginformasikan kepada anda tentang Jintan Hitam untuk Obat Kanker Mulut. Jintan hitam (Nigella sativa L) atau habbatussauda dipercaya menjadi obat bagi bermacam penyakit terutama bagi kalangan Muslim. Khasiat habbatussauda ini bahkan disabdakan langsung oleh Rasulullah Muhammad SAW dalam hadistnya. Terkait khasiat jintan hitam tersebut, tiga mahasiswi Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Jember, Rizky Putri Agma Wijayanti, Ari Intan Prajitno, dan Haifa Azzuhra Denanta meneliti potensi khasiat jintan hitam sebagai obat kanker mulut. Melalui kerja kerasnya, hasil riset ketiganya yang berjudul “Potensi Mesoprus Silica Nanoparticles Berbasis Thymoquinone Biji Jintan Hitam (Nigella Sativa L) Sebagai Induktor Apoptosis UMSCC-14C Oral Squamous Cell Carcinoma” telah berhasil merebut juara pertama kategori studi literatur dalam Moestopo Dentistry Scientific Competition Project 2018, yang diselenggarakan oleh FKG Universitas Prof. Dr. Moestopo, Jakarta pada tanggal 22 dan 23 Maret 2018. “

Potensi jintan hitam sebagai obat sebenarnya sudah terbukti dan banyak diteliti, misalnya sebagai obat untuk kanker usus, kanker payudara, dan penyakit lainnya. Ketiga mahasiswa tersebut akhirnya terpikir untuk menjadikan jintan hitam sebagai obat kanker mulut. Menurut Rizky hampir 76 persen pasien kanker mulut datang untuk memeriksakan diri dalam kondisi yang sudah akut atau parah. Hal tersebut dapat terjadi karena banyak yang tidak menyadari sudah terkena kanker mulut. Penyakit itu dapat terjadi karena ditimbulkan oleh antara lain karena kebiasaan merokok dan minum-minuman beralkohol. Gejala kanker mulut awalnya mirip sariawan, berupa luka di rongga mulut berwarna kemerahan disertai dengan pinggiran luka yang agak meninggi. Namun masalahnya, jika jintan hitam dalam bentuk kapsul diminum begitu saja, maka efektivitasnya rendah sebab kandungan yang ada dalam jintan hitam tidak bisa langsung menuju pusat kanker mulut. Dalam karya tulis ilmiah tersebut, jintan hitam diekstraksikan menjadi minyak atau thymoquinone. Minyak hasil ekstraksi ini kemudian dimasukkan ke dalam mesoporus silika yang ukurannya sangat kecil atau nano partikel. Dengan cara ini diharapkan jintan hitam yang mengandung anti inflamasi, anti bakteri, anti kanker, dan membantu daya tahan tubuh dapat mengatasi kanker mulut.

Ternyata inovasi ketiga mahasiswi FKG Universitas Jember mendapatkan apresiasi dari para juri, yang kemudian memutuskan karya tulis ilmiah karya mereka sebagai juara pertama. Mereka telah menyisihkan sembilan tim lainnya yang berasal dari FKG Universitas Indonesia, FKG Universitas Airlangga, FKG Universitas Hasanuddin, dan tim lainnya..Ketiga mahasiswa FKG ini sudah sering mencetak prestasi di berbagai event lomba karya tulis ilmiah di Indonesia. Haifa sendiri telah menyabet juara pertama di ajang lomba karya tulis ilmiah yang digelar oleh Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya, Malang tahun 2016. Sementara Rizky dan Ari menjadi juara kedua dalam ajang serupa di Fakultas Kedokteran Universitas Halu Oleo tahun lalu.

22
May

Edisi kali ini, akan memperkenalkan salah satu kuliner khas Sumatra Utara. Jadi tetaplah bersama kami di RRI World Service Voice of Indonesia. Saat bulan Ramadan, setiap daerah selalu memiliki panganan khas yang menjadi menu wajib untuk berbuka puasa. Di Medan, Sumatra Utara, tepatnya di daerah Mandailing, pucuk rotan alias Pakat merupakan menu favorit untuk berbuka puasa.Pakat sering disajikan sebagai lalapan maupun pelengkap sayur ikan. Pakat merupakan pucuk rotan yang memiliki tekstur yang sangat lembut sehingga mudah dikonsumsi.

rasa Pakat seperti lalapan pada umumnya, yaitu cenderung pahit.

Cara mengolah Pakat terbilang cukup mudah. Pucuk rotan dipotong sepanjang satu meter lalu dibakar selama setengah jam menggunakan tungku dengan arang atau batok kelapa. Bila sudah matang dan mengeluarkan getah berwarna putih, kupas lapisan luarnya lalu ambil bagian isi. Potong-potong isi pucuk rotan sepanjang 10 sentimeter.Isinya yang putih lembut sudah bisa langsung dikonsumsi untuk dicocol dengan sambal kecap sebagai lalapan. Selain itu, Pakat juga bisa dimasak sayur gulai dengan ikan salai. Selain rasanya yang khas, harga Pakat pun ekonomis. Dengan selembar uang sepuluh ribu rupiah, Anda bisa membawa pulang lima batang Pakat yang sudah dibakar dan dikupas.

Para pedagang Pakat biasanya hanya menjual Pakat bakar serta menyediakan bumbu anyang, yaitu bumbu yang terbuat dari santan kelapa dan daging buah kelapa yang digoreng.Permintaan Pakat saat bulan suci Ramadan cenderung meningkat pesat. Bila pada hari biasa Pakat laku terjual sebanyak 300 batang, maka di bulan puasa mencapai seribu batang per harinya.Selain suku Mandailing, Pakat juga digemari oleh hampir semua orang di Sumatra Utara, termasuk mereka dari suku Jawa dan Padang yang tinggal di sana.Mereka percaya bahwa Pakat dapat meningkatkan nafsu makan. Itu sebabnya pakat selalu dikonsumsi sebagai menu buka puasa maupun jelang sahur.

rasa Pakat yang pahit membuat makanan lain terasa jauh lebih enak. Manfaat lain Pakat adalah untuk menjaga kesehatan.Pakat dipercaya dapat mengobati penyakit kencing manis, malaria dan darah tinggi. Untuk mengobati kencing manis, konsumsi Pakat tanpa nasi.Di daerah asalnya, Tapanuli Selatan, Pakat tak hanya dijadikan menu buka puasa, tetapi sekaligus makanan adat saat upacara-upacara khusus bagi masyarakat Tapanuli Selatan dan Mandailing Natal.

anda Berminat mencicipi pakat?. Segeralah menuju Sumatera Utara saat bulan Ramadan karena Pakat termasuk kuliner musiman. Jika Anda ingin mencari Pakat, sangat mudah menemukannya di pinggir-pinggir jalan kota Medan maupun di restoran. Misalnya di Jalan Karya Medan, Jalan Suka Ramai, Simpang Aksara, Jalan Denai, di bawah tol dan di beberapa lokasi lainnya.