Suprapto

Suprapto

26
February

 

 

 

Talas beneng merupakan jenis umbi-umbian asli Pandeglang. Nama "beneng" merupakan singkatan dari besar dan koneng. Koneng adalah sebuah kata dalam bahasa Sunda yang artinya berwarna kuning. Asal mula talas beneng adalah tanaman liar di dalam hutan Gunung Karang, Pandeglang.

Umbi Talas Beneng berukuran besar dengan warna daging kuning. Ukuran tanaman talas bisa sangat besar, yakni sekitar 2,5 meter dengan ukuran satu umbi maksimal bisa mencapai 10-20 kg per batang. Talas Beneng merupakan umbi batang yakni umbinya muncul sampai ke atas permukaan tanah mengikuti batang tanaman. Jadi bisa memanjang atau meninggi sesuai tinggi pohon talas.

Meski telah memasuki masa panen tetapi belum dipanen juga, maka umbi talasnya tidak akan bermasalah. Berbeda dengan Talas Bogor yang jika telah memasuki masa panen kemudian tidak dipanen, maka Talas Bogor akan membusuk.

Selama pertumbuhan, tanaman talas tidak menuntut syarat khusus. Untuk pemanfaatannya, talas beneng banyak diolah warga sekitar menjadi keripik talas. Namun demikian karena masih terbatasnya alat dan sumber daya manusia di Juhut, kebanyakan talas hanya dikupas dan diparut kemudian dijemur hingga kering. Selanjutnya, siap dikirim ke Bogor untuk dijadikan tepung. Tepung tersebut bisa digunakan untuk membuat berbagai olahan makanan seperti brownis dan lain-lain.

Pemda Banten tengah membudidayakan talas beneng untuk dijadikan salah satu komoditi bahan pangan pokok di Provinsi Banten sehingga dapat menguatkan dan mengurangi kerawanan ketahanan pangan. Talas beneng memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan sebagai sumber pangan lokal. Ukurannya yang besar dengan kadar protein yang tinggi serta warna kuning yang menarik adalah kelebihan yang dimiliki talas beneng dan menjadi ciri khas talas ini.

Adanya dukungan dari pemerintah daerah, maupun kemitraan dengan perusahaan daerah dalam pengembangan pangan lokal diharapkan bisa memacu keragaman produk talas beneng termasuk upaya memasyarakatkannya. 

26
February

Keroncong

Published in pop music

 

Melati Pesanku adalah sebuah lagu keroncong asli, didukung oleh balutan musik keroncong yang kental. Lagu ini berisi dukungan atau kekaguman kepada pahlawan. Seperti yang terungkap pada bagian liriknya : Melati putih kutaburkan, Berhamburan sek’lilingku, Harum semerbak, Mengiring pahlawanku....

Mamiek Marsudi memiliki suara yang merdu. Pemilik nama asli Prasitoresmi ini memiliki bakat seni yang tidak diragukan lagi. Tak hanya di bidang tarik suara, khususnya keroncong, Mamiek Marsudi juga adalah seorang penari. Perkenalannya dengan musik keroncong terjadi tanpa sengaja. Bermula saat suaminya membawakan kaset keroncong asli dari Taman Mini Indonesia Indah tahun 1983. Mamiek Marsudi terpikat dengan salah satu lagu di dalamnya yaitu keroncong Bunga Sekuntum. Dengan lagu itu Mamiek kemudian mengikuti berbagai lomba mulai dari tingkat kelurahan dan tingkat yang lebih tinggi. Bergabung dengan orkestra keroncong membuat kemampuannya semakin terasah dan berkualitas. Sangkuriang adalah legenda yang berasal dari Jawa Barat. Legenda tersebut berkisah tentang terciptanya danau Bandung, Gunung Tangkuban Parahu, Gunung Burangan dan Gunung Bukit Tunggul. Kisah yang sangat populer di kalangan masyarakat Jawa Barat ini kemudian dituangkan dalam syair lagu keroncong Riwayat Sangkuriang.  Seperti kutipan lirik pada lagu ini : Riwayat Priangan Ibu yang menanggung malang dipercinta oleh putra sangkuriang sakti walau mengetahui itu ibunya sejati....

lagu yang sangat kental dengan irama Sunda  ini dibawakan dengan apik oleh Tetty Supangat, salah seorang penyanyi keroncong berbakat Indonesia.Suaranya yang merdu dan mendayu mampu menyampaikan pesan yang ingin disampaikan oleh penulis kepada pencinta musik. Dalam berbagai kesempatan Tetty berkolaborasi dengan penyanyi keroncong berbakat Indonesia lainnya seperti Tutty Maryati dan Mamiek Marsudi.//

25
February

VOI menghadirkan lagu-lagu pop dari penyanyi pria Indonesia bernama Rendy Pandugo.

Rendy menempuh perjalanan yang panjang untuk terjun ke dunia musik Indonesia. Selama proses tersebut kerap kali ia mengalami pasang surut. Penyanyi kelahiran Medan, 7 Mei 1985 ini juga dapat bermain alat musik, yaitu gitar. Saat masih sekolah, ia pernah kursus gitar klasik. Namun, ia justru menyadari bahwa baginya belajar sendiri lebih membuatnya berkembang daripada mengikuti kursus yang menurutnya kurikulumnya terlalu lama.Rendy mulai dikenal sejak ia menunjukkan bakatnya melalui media sosial bernama soundcloud. Soundcloud adalah sebuah wadah untuk menyalurkan bakat tiap individu di bidang musik seperti bernyanyi, bermain alat-alat musik, dan lain sebagainya. Nama Rendy di soundcloud sudah sangat dikenal. Akhirnya, Rendy dikontrak oleh salah satu perusahaan rekaman di Indonesia. Pada tahun 2005, ia merilis singel pertamanya berjudul Sebuah Kisah Klasik. Lagu ini tergabung dalam sebuah album kompilasi penyanyi-penyanyi muda dari Sony Music. Album tersebut berjudul “Y2Koustic” yang menampilkan lagu-lagu hits tahun 2000-an yang diaransemen ulang dengan format akustik. Lagu ini sendiri dipopulerkan oleh salah satu grup band terkenal era 1990-an di Indonesia, Sheila On 7. Pendengar, kembali satu lagudari Rendy akan saya putarkan. Lagu berjudulHeaven akan segera hadir ke dalam ruang dengar anda.

demikian sebuah lagu berjudul “Heaven” yang merupakan kolaborasi antara Rendy Pandugo, Isyana Sarasvati, dan Afgan Ketiganya merupakan penyanyi solois muda Indonesia. Lagu ini baru saja diluncurkan pada tanggal 14 Februari 2018 lalu. Lagu berlirik Bahasa Inggris ini bercerita tentang romansa sepasang kekasih yang saling mencintai. Menurut Isyana, dirinya, Afgan dan Rendy benar-benar terlibat dalam proses pembuatan lagu ini. Mulai dari segi tema, lirik, hingga aransemen musik. Pendengar, demikian Pelangi Nada edisi kali ini, sebagai penutup saya hadirkan lagu “Firasatku” hasil duet Rendy dengan Piyu dan “Hampir Sempurna”. // Enggar

25
February

Kali ini mengetengahkan topik mengenai Mahasiswa Ciptakan Mesin Penyiang Padi .

Indonesia merupakan negara agraris dengan sumber daya alam yang kaya. Berbagai tanamam daearah tropis tumbuh dengan mudah dan subur di Indonesia, salah satunya tanaman padi. Padi atau beras merupakan bahan makanan pokok sebagian besar masyarakat Indonesia. Ketergantungan masyarakat sangat tinggi terhadap beras. Karena itu pemerintah terus mendorong peningkatan produksi padi di tanah air. Ada banyak faktor yang mendukung peningkatan hasil pertanian padi. Selain ketersediaan lahan, tingkat kesuburan tanah, air dan sumber daya manusia, teknologi pertanian turut mendukung peningkatan produksi padi. Sebagian petani Indonesia sudah menggunakan teknologi sederhana dalam pertanian padi. Mereka menggunakan traktor, alat penggaris sawah dan lain sebagainya.

Teknologi pertanian diciptakan untuk mempermudah pekerjaan para petani serta untuk meningkatkan produksi pertanian. Sebagai bagian dari masyarakat Indonesia, mahasiswa mempunyai peran penting memberikan kontribusi bagi pertanian, khususnya pertanian padi. Gulma atau tumbuhan liar merupakan masalah yang hampir selalu dihadapi oleh petani. Gulma dapat tumbuh disawah yang ditanami palawija maupun padi. Kehadiran tanaman atau rumput liar di sela-sela tanaman padi tentunya akan mengganggu produksi padi. Rumput liar dapat mengganggu pertumbuhan tanaman padi dan menurunkan produksi.

Untuk itu, dua mahasiswa Sekolah Tinggi Penyuluh Pertanian (STPP) Bogor, Jawa Barat, menciptakan mesin sederhana yang berfungsi untuk menyiang sekaligus memupuk padi di sawah. Mesin ini diberi nama Si Tepuk, singkatan dari siang terus pupuk, yang merupakan karya Aceng Muhammad Badrudin Muttaqin dan Dani Kurnia. Aceng mengatakan Si Tepuk menggunakan daya listrik dari baterai yang sudah dapat diproduksi di Indonesia. Mesin ini mengombinasikan kegiatan penyiangan dan pemupukan. Prinsip kerjanya adalah pisau pemotong berfungsi untuk memotong gulma sampai pada akarnya. Mesin dilengkapi roda pertama yang berfungsi untuk membenamkan gulma yang telah terpotong. Corong pengeluaran pupuk berfungsi untuk menaburkan pupuk di dekat akar tanaman dan roda belakang berfungsi untuk membenamkan pupuk yang telah ditebarkan. Menurut Aceng, konsep pembuatan mesin penyiang dan pemupuk padi tersebut telah dimulai sejak bulan Oktober 2017 hingga Januari 2018. Proses pembuatan berlangsung kurang lebih dua minggu. Pembuatan mesin ini dilakukan bekerjasama dengan bengkel las.

Pembuatan alat pertanian tersebut berdasarkan pengalaman dengan petani ketika praktik lapang. Mereka melihat ada petani yang memupuk padi tanpa melakukan penyiangan terlebih dahulu dengan alasan rumput masih kecil sehingga susah dilakukan penyiangan. Padahal, jika dilihat dari menyiang dan memupuk bertujuan untuk mengoptimalkan pertumbuhan tanaman dengan penyerapan unsur hara yang tepat sasaran. Si Tepuk telah diikutsertakan dalam Kompetisi Penemu Muda Teknologi Pertanian bertajuk Agriventor 2017 yang diselenggarakan oleh Gerakan Pemuda Tani Indonesia (Gempita). Aceng mengatakan kompetisi tersebut diikuti oleh 36 tim penemu muda seluruh Indonesia. Tanggal 20 Februari 2018 tim mempresentasikan hasil temuannya kepada juri.

Sementara itu Dani Kurnia mengatakan ketertarikan mengikuti lomba tersebut mendorong mereka untuk menciptakan alat sederhana yang bermanfaat untuk sektor pertanian. Menurut Dani, mesin Si Tepuk sebagai aksi nyata mahasiswa STPP Bogor untuk memajukan pertanian Indonesia.  Dani menambahkan, mereka menerima masukan dari tim juri kompetisi. Bagaimanapun, alat tersebut memerlukan lebih banyak uji coba sehingga dapat digunakan oleh para petani.// Wati