Meski di tengah Pandemi, mahasiswa Institut Teknologi 10 November (ITS) Surabaya tak berhenti berinovasi. Kali ini, tim Spektronics ITS menggagas inovasi bernama I-BOT, yakni asisten cyborg berupa serangga yang dapat membantu tim penyelamat dalam operasi pencarian dan penyelamatan untuk manusia korban bencana. Michael Adrian Subagio, Ketua tim Spektronics mengungkapkan, ide awal dari inovasi ini dikarenakan banyaknya serangga di negara tropis seperti Indonesia. Menurut Michael, penggunaan serangga sebagai pendeteksi manusia korban bencana ini lebih mudah dan efektif ketimbang menggunakan anjing. Ukuran serangga yang kecil mempermudah serangga untuk masuk ke sela-sela kecil, terlebih jika banyak reruntuhan di lokasi bencana.
Prinsip dari inovasi ini yakni memasang perangkat elektronik pada serangga hidup. Serangga hidup dianggap lebih fleksibel karena bergerak sesuai kemampuannya sendiri. Selain itu juga tidak perlu tenaga tambahan seperti baterai atau supply power. Kendati serangga harus dipasangi perangkat elektronik, serangga tidak akan disakiti. Penambahan perangkat hanya berupa backpack kecil yang diletakkan di atas serangga. Dari perangkat ini juga, juga bisa didapat informasi tambahan di lokasi kejadian. Digunakan pula Internet of Things (IoT) berupa bluetooth sehingga gerakan serangga lebih terintegrasi. Diharapkan dengan penggunaan bluetooth dan perangkat amplifier tambahan untuk memperkuat sinyal, serangga-serangga tersebut dapat mendeteksi korban bencana di lokasi yang sempit.
Michael lebih lanjut menjelaskan ada dua cara yang bisa digunakan untuk mendeteksi keberadaan manusia dengan inovasinya ini. Pertama, menggunakan kemampuan alamiah serangga itu sendiri, yaitu kemampuan membaui dan mendeteksi suhu untuk mendeteksi keberadaan manusia. Cara kedua yaitu dengan memanfaatkan mikrofon dan kamera berukuran mikro yang terpasang pada perangkat. Dengan memanfaatkan perangkat mikro ini, sehingga bisa live streaming. Operator juga nantinya bisa mengarahkan. Dengan inovasi I-BOT yang digagas ini, Michael dan timnya telah berhasil meraih medali perak pada kompetisi berskala internasional Indonesia International Applied Science Project Olympiad (I2ASPO), beberapa waktu lalu
Pesona Indonesia kali ini, akan memperkenalkan kepada anda “Desa Wisata Ekang Anculai”. Baru-baru ini Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno menyatakan Desa Wisata Ekang Anculai di Kecamatan Teluk Sebong, Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau merupakan salah satu contoh desa wisata terbaik di Indonesia. Sandiaga menjelaskan, selain keindahan alam, infrastruktur, atau fasilitas yang ditawarkan, hal lain yang membuat Desa Wisata Ekang Anculai menjadi desa wisata terbaik menurutnya adalah kolaborasi yang ada. Adapun, kolaborasi dalam desa wisata tersebut dilakukan oleh para pemuda selaku pengelola dengan masyarakat setempat yang mencapai 800 kepala keluarga.
Desa Wisata Ekang Anculai yang berjarak sekitar 15 menit dari pelabuhan Ferry Bandar Bentan Telani ini menawarkan sensasi wisata berbasis alam pedesaan. Sebelumnya kawasan wisata ini merupakan kawasan perkebunan karet yang kemudiandijadikan sebuah desa wisata yang indah setelah dikelola bersama-sama oleh warga desa, Badan Usaha Milik Desa (Bumdes), karang taruna dan kelompok sadar wisata (Pokdarwis). Desa Wisata Ekang Anculai memiliki kawasan hutan karet yang kini dimanfaatkan untuk berbagai jenis kegiatan luar ruangan. Berkunjung ke desa wisata Ekang Anculai, ada banyak kegiatan dan aktivitas yang dilakukan disini, seperti sepeda, berkuda, olahraga, jogging, dan berenang.
Untuk bermalam di desa wisata ini dikenakan tarif 600 ribu per malamnya. Dengan harga tersebut, anda sudah bisa menikmati berbagai sarana hiburan, dari kolam renang, bersepeda hingga berkuda, dan sudah termasuk makan pagi. Penginapannya sendiri memiliki standar tinggi, dengan fasilitas kamar mandi, tempat tidur, AC, televisi, kopi dan layanan wifi. Desa wisata Ekang Anculai masih terus berbenah. Kedepannya desa wisata ini akan mengembangkan ekowisata Mangrove di wilayahnya.
Kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Jawa-Bali yang digelar sejak 11 hingga 25 Januari lantas diperpanjang hingga 8 Februari tak efektif menekan laju penyebaran infeksi virus corona (Covid-19).
Pernyataan itu bahkan diungkapkan langsung oleh Presiden Joko Widodo melalui tayangan video yang diunggah di akun YouTube resmi Sekretariat Presiden. Pengakuan itu diutarakan Jokowi di tengah rapat bersama sejumlah menterinya. dalam video rapat terbatas yang diunggah akun Sekretariat Presiden di Youtube, Minggu (31/1).
Sebuah fakta yang mau tidak mau diakui oleh President yang tentu harus menjadi suatu hal yang harus diwaspadai. Karena faktanya memang PPKM yang diberlakukan hingga 8 Februari nanti seyogyanya akan mengurangi perjalanan masyarakat dari daerah satu ke daerah lainnya khususnya di Jawa dan Bali untuk mengurangi angka sebaran Covid 19. Namun angka sebaran virus Covid 19 ini masih terus tinggi. Hingga hari ini.
Sinyal bahwa rumah sakit di Jakarta sudah semakin kewalahan menerima pasien Covid beberapa waktu lalu sudah mulai didengungkan . Tapi nampaknya memang tidak mengurangi dan mengubah prilaku masyarakat dalam menghadapi pandemi. Berkumpul di ruang2 tertutup, Prosedur kesehatan masih acap diabaikan.
Apa yang bisa Kita lakukan untuk membangkitkan kepatuhan masyarakat melaksanakan pembatasan pergerakannya alias stay at home demi menekan angka sebaran virus Covid 19?
Beberapa negara mengambil langkah tegas untuk mengatasi kecenderungan pelanggaran protokol kesehatan yang dilakukan ini. Patroli kepolisian yang sudah dilakukan untuk mengurai keramaian seyogyanya bisa diperketat. Atau tindakan-tundakan lainnya .
Namun kiranya jika hal ini belum juga Efektif, sepertinya komunikasi kepada masyarakat harus dilakukan dengan menekankan pada kesadaran. Menampilkan kesulitan para petugas kesehatan yang sudah mulai kewalahan, atau sarana medis yang Makin terbatas untuk menangani pasien Covid dan mengkomunikasikannya pada Publik mungkin bisa jadi Hal yang menjadi solusi. Hal ini mungkin akan lebih banyak membantu memberi kesadaran pada masyarakat. Namun langkah itupun sebetulnya sudah pernah dicoba oleh berbagai elemen masyarakat dengan berbagai format.
Kita harapkan pemerintah terus, tanpa lelah melakukan upaya pendekatan persuasive dan dengan begitu masyarakat diharapkan terbangun kesadarannya. Semoga.
Hari Ini Dalam Sejarah. Kami awali dengan peristiwa tanggal 1 Februari 1979- Ayatollah Khomeini kembali ke Iran.
Sayyid Ruhollah Mūsavi Khomeini , yang dikenal di dunia Barat sebagai Ayatollah Khomeini, adalah seorang pemimpin agama, filsuf, revolusioner dan politisi Muslim Syiah Iran . Ia adalah pendiri Republik Islam Iran dan pemimpin Revolusi Iran 1979 yang menyaksikan penggulingan monarki Pahlavi dan Mohammad Reza Pahlavi, Shah Iran. Setelah revolusi, Khomeini menjadi Pemimpin Tertinggi negara itu, sebuah posisi yang diciptakan dalam konstitusi Republik Islam sebagai otoritas politik dan agama tertinggi di negara ini, yang dia pegang hingga kematiannya.
Pada 1 Februari 1979, Ayatollah Ruhollah Khomeini, kembali ke Iran setelah 14 tahun di pengasingan politik. Pada tanggal 1 April 1979, Ayatollah Khomeini mendirikan Republik Islam Iran.///
Kami beralih ke peristiwa tanggal 1 Februari 2003- Pesawat Ulang-alik Columbia meledak.
Pesawat Ulang-Alik Columbia milik Amerika Serikat meledak di udara saat akan mendarat di Pusat Stasiun Angkasa Luar Kennedy, Florida, Amerika Serikat, pada 1 Februari 2003.Tujuh astronot awak pesawat Columbia tewas. Pejabat Badan Antariksa Nasional Amerika (NASA) menyebutkan, kecelakaan itu terjadi saat pesawat buatan 1981 itu berada pada ketinggian 60 ribu kaki dari bumi dengan kecepatan 20 ribu kilometer/jam. Sebelum meledak, pesawat ini baru saja menuntaskan misinya yang ke-28, setelah lepas landas pada 16 Januari 2003. Sepanjang sejarahnya, Columbia telah melakukan 28 penerbangan.///
Kami akhiri hari ini dalam sejarah dengan peristiwa tanggal 1 Februari 2005- Raja Nepal Gyanendra melakukan kudeta.
Raja Gyanendra telah membubarkan pemerintah, menyatakan undang-undang darurat, dan membuat Nepal terisolasi dari masyarakat Internasional dengan memutuskan semua hubungan komunikasi. Namun, Raja Gyanendra membantah bahwa ia melakukan kudeta. Ia mengatakan, ia membubarkan pemerintahan Perdana Menteri Sher Bahadur Deuba karena gagal melangsungkan pemilihan umum, dan mengakhiri pemberontakan Maoist yang telah menewaskan ribuan orang. Sementara itu, tindakan Raja Gyanendra mengambil alih kekuasaan di Nepal disambut keprihatinan di seluruh dunia. Amerika menyatakan, sangat cemas melihat kemunduran demokrasi di Nepal.///Sekian, Hari ini dalam sejarah.