Suprapto

Suprapto

17
October



 

Jogjakarta memiliki tempat tujuan wisata yang banyak dan beragam. Ada wisata alam dengan bukit dan pantai. Ada juga wisata sejarah yang diwakilkan oleh candi dan museum. Selain itu, ada Jogja Bay dan Sindu Edupark sebagai destinasi buatan. Tiap wisata tersebut tentu memiliki keunikan tersendiri. Tak terkecuali dengan Candi Abang, wisata  bersejarah di atas bukit dengan pemandangan alam yang luar biasa.

 

Candi Abang, candi yang berada di perbukitan cantik yang tepat untuk dijadikan tempat menyendiri atau menghilangkan penat dari rutinitas. Candi ini dibangun pada abad ke-9 dan ke-10 pada zaman kerajaan Mataram Kuno. Melihat dari bentuknya, Candi Abang lebih mirip sebuah bukit yang memiliki nuansa tandus dan gersang apabila musim kemarau. Tetapi, jika Anda datang saat musim hujan, suasana sejuk dengan pemandangan hijau di sekitar akan tersaji di depan mata.

 

berkunjung ke tempat ini Anda pasti akan merasa heran. Sebab, di kawasan ini tidak terlihat ada tanda-tanda candi. Sebenarnya, bukan tidak ada tanda-tanda candi tetapi situsnya yang seolah hilang entah ke mana. Hanya puing-puingnya saja yang masih terlihat. Puing-puing ini berwarna merah seperti batu bata. Di tengah gundukan juga terdapat lubang yang terlihat seperti bekas batu bata merah.

 

menuju ke Candi Abang memang tidak ada akses kendaraan. Wisatawan harus berjalan kaki menanjak dengan jalanan berpasir yang cukup licin. Setelah sampai diatas, keindahan pun akan tersaji dengan sendirinya. Hijaunya sawah-sawah menjadi pemandangan yang tidak bisa dilupakan. Saat cuaca cerah, wisatawan dapat melihat kegagahan gunung Merapi dari tempat ini. Setelah lelah berjalan dan beraktifitas, wisatawan dapat beristirahat di gubug yang tersedia.

 

Candi Abang terletak di Dusun Sentonorejo, Desa Jogotirto, Kecamatan Berbah, Kabupaten Sleman. Untuk mencapai destinasi wisata ini cukup mudah. Sebab papan petunjuk ke lokasi dibuat dengan informatif dan memudahkan. Tiba di area Candi Abang, kendaraan dapat dititipkan di rumah milik warga yang tak terlalu jauh dari lokasi. Tarif untuk penitipan ini hanya Rp 2.000 per kendaraan.

17
October

Kebanyakan masyarakat di Indonesia memang tidak jauh dari makanan pedas. Karena, selain mempunyai banyak resep tradisional yang turun temurun, Indonesia juga memproduksi bahan bakunya sendiri. Bahan baku untuk makanan pedas adalah cabai.

Produksi salah satu komoditas pertanian penting di Indonesia ini kini mulai terancam oleh beberapa hal, antara lain pola transportasi dan cuaca yang tak menentu, serta hama penyakit yang menyerang bukan ketika penanaman melainkan pada fase penyimpanan. Cendawan Colletotrichum Capsici adalah salah satu bakteri utama penyebab penyakit busuk antraknosa. Tak hanya menyerang pada fase budidaya, namun patogen ini juga dapat menginfeksi cabai yang telah dipanen.

Ternyata ada cara yang relatif aman untuk mengawetkan suatu produk pertanian, yakni dengan cara aplikasi pelapisan buah atau produk pertanian lain yang aman ketika turut dikonsumsi (edible coating). Salah satunya adalah metode yang diterapkan oleh salah seorang mahasiswa Institut Pertanian Bogor-IPB dari Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian. Namanya Hasan Bisri. Ia melakukan penelitian penanganan pascapanen dengan aplikasi edible coating menggunakan ekstrak kulit manggis untuk mengendalikan patogen penyebab penyakit antraknosa pada cabai.

edible coating dibuat dari tepung sagu, Carboxymethyl Cellulose (CMC) dan gliserol yang ditambahkan ekstrak kulit manggis. Penambahan ekstrak kasar kulit manggis mampu menekan tingkat keparahan penyakit antraknosa pada buah cabai sebesar 57 % dan memperpanjang masa inkubasi C. capsici sebesar 94 % (dari 2.13 hari menjadi 4.13 hari).

Terdapat tiga perlakuan yang diuji yaitu P (perlakuan ekstrak kulit manggis), K- (kontrol negatif), dan K+ (kontrol positif). Berdasarkan uji in vitro, penambahan ekstrak kulit manggis dengan konsentrasi efektif yaitu 50 %. Hal ini menunjukan bahwa ekstrak kasar kulit manggis mampu menekan pertumbuhan Colletotrichum capsici, penyebab penyakit antraknosa buah cabai.

menurut Hasan Bisri, kulit manggis mengandung senyawa yang memiliki sifat antioksidan, antitumoral, antiinflamasi, antialergi, antibakteri, antiviral, antimalarial, dan antifungal. Antifungal yang terdapat di kulit manggis memiliki potensi menghambat cendawan patogen penyebab penyakit busuk antraknosa, sebab Antifungal merupakan kemampuan senyawa kimia untuk menghambat pertumbuhan cendawan.

Ekstrak kulit manggis sudah banyak diteliti dan terbukti memiliki banyak manfaat untuk manusia. Kulit manggis juga telah lama menjadi obat herbal untuk masyarakat Asia Tenggara. Hasan berharap, penemuannya ini bisa menjaga ketersediaan produk pertanian dengan cara pengawetan bahan produk pertanian yang aman untuk dikonsumsi.

16
October

Pop Melayu

Published in pop music

Pada edisi pelangi nada kali ini, hadirkan lagu-lagu Melayu. Pelangi Nada Melayu kali ini putarkan lagu “BURUNG NURI”, dinyanyikan oleh BETHARIA SONATA. Lagu ini bercerita tentang cinta. Pendengar, inilah BETHARIA SONATA dengan “BURUNG NURI” anda baru saja mendengarkan lagu melayu berjudul “BURUNG NURI”. Lagu ciptaan A.Chalik ini terdiri dari tiga bait, dimana bait pertama dan ketiga terdiri dari pantun. Bercerita tentang kerinduan terhadap kekasih hati, musik lagu berjudul BURUNG NURI ini bertempo cepat dan sangat asyik untuk bergoyang. Lagu BURUNG NURI terdapat di album DENDANG KENANGAN TERPOPULER MELAYU DELI. Lagu melayu lainnya akan segera hadir ke ruang dengar anda. Kali ini berjudul PURA-PURA. Lagu ini bercerita tentang kekecewaan seseorang atas sikap kepura-puraan sang kekasih. Tak jauh berbeda dari lagu sebelumnya, lagu ini berada di album DENDANG KENANGAN TERPOPULER MELAYU DELI.lagu berjudul PURA-PURA yang dinyanyikan oleh BETHARIA SONATA baru saja anda dengarkan. Diciptakan oleh Husen Bawafie, lagu ini terdiri dari beberapa bait pantun. Liriknya pun sering diulang-ulang. Meski bercerita tentang kekecewaan hati, musik lagu ini tergolong bertempo cepat dan asyik untuk berdendang dan bergoyang.Mengakhiri Pelangi Nada Melayu kali ini, lagu berjudul MENGAPA KU TAK TAHU. Diciptakan oleh Husen Aidit, lagu ini bercerita tentang seseorang yang memendam rindu setiap hari kepada sang kekasih. Ia berharap bisa bertemu kelak dalam keadaan bahagia. Musiknya sendiri bertempo cepat.

15
October

Keroncong

Published in pop music

Edisi kali ini menghadirkan lagu-lagu bernuansa keroncong yang dibawakan oleh penyanyi-penyanyi berbakat Indonesia. Tetaplah bersama kami di www.voinews.id, 3325 Khz, atau melalui applikasi RRI Play. Demikianlah lagu berjudul Mawar Sekuntum, dibawakan oleh Bram Titaley atau lebih dikenal dengan nama Bram Aceh. Lagu Mawar Sekuntum yang dibawakannya adalah sebuah perumpamaan untuk sosok wanita yang diidamkan. Lirik dalam dalam lagu ini menggunakan kalimat-kalimat perumpamaan.SepertiBilakah kuncup mawar indah mekar, lama sudah aku menanti ingin memetik sekuntum.

Bram Aceh merupakan penyanyi yang berasal dari tanah Rencong atau Aceh. Kepiawaiannya dalam menyanyi, khususnya yang bergedre keroncong tak perlu diragukan lagi. Karena kemampuannya itu dia dijuluki sebagai Bapak Keroncong Indonesia. selanjutnya kita dengarkan sebuah lagu yang dibawakan oleh penyanyi keroncong wanita Indonesia Hetty Koes Endang Berjudul Mahameru.

demikianlah lagu keroncong berjudul Mahameru yang dibawakan oleh Hetty Koe Endang. Seorang penyanyi wanita Indonesia yang piawai membawakan berbagai gendre lagu termasuk keroncong. Lagu keroncong Mahameru merupakan ciptaan Samsidi. Mahameru sendiri merupakan nama gunung tertinggi ke tiga di Indonesia. Lagu ini menceritakan kemegahan gunung Mahameru yang tinggi menjulang membelah angkasa biru. Lirik pada lagu ini diakhiri dengan pujaan atau sanjungan kepada perwira yang berjuang bagaikan mahameru yang selalu berbakti menjaga ibu pertiwi.

Sebuah lagu dengan irama dan lirik yang sungguh indah dan dalam maknanya. Karakter vocal Hetty Koes Endang yang sangat kuat membuat lagu ini semakin syahdu didengarkan.