19
March

 

VOInews.id- Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Senin (18/3) mengucapkan selamat kepada Presiden Rusia Vladimir Putin karena berhasil menang kembali dalam pemilihan umum presiden Rusia pada akhir pekan. Dalam panggilan telepon tersebut, Erdogan menyuarakan keyakinannya bahwa arah positif dalam hubungan Turki-Rusia akan terus semakin kuat di masa depan, menurut Direktorat Komunikasi Turki.

 

Erdogan menambahkan bahwa Turki siap mengambil peran fasilitator apa pun agar berbagai pihak dapat kembali ke meja perundingan guna membahas terkait perang Ukraina, yang kini memasuki tahun ketiga. Petahana Putin memperoleh 87,28 persen suara dalam pemilihan presiden Rusia yang berlangsung selama tiga hari, dengan 100 persen surat suara telah dihitung, kata otoritas pemilu negara itu pada Senin.

 

Antara

18
March

 

VOInews.id- Gelombang keempat pelepasan air radioaktif yang telah diolah dari pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima Daiichi yang lumpuh ke laut, telah berakhir pada Minggu, menurut keterangan operator pembangkit listrik tersebut. Disebutkan pula, pelepasan air radioaktif olahan putaran berikutnya kemungkinan akan dimulai pada bulan depan. Perusahaan gabungan Tokyo Electric Power Company Holdings (TEPCO) melepas sekitar 7.800 ton air olahan sesuai rencana pada gelombang terakhir, yang dimulai pada akhir Februari.

 

Kadar tritium yang tidak normal belum terdeteksi di perairan sekitar sejak pembuangan pertama pada akhir Agustus 2023. Air tersebut telah melewati sistem pemrosesan cairan canggih, yang mampu menghilangkan sebagian besar radionuklida kecuali tritium. TEPCO melepaskan sekitar 31.200 ton air olahan dalam empat gelombang pembuangan pada tahun fiskal berjalan hingga Maret. Meskipun TEPCO telah mendeteksi kadar tritium yang rendah dalam sampel yang dikumpulkan di dekat saluran keluar ke laut, kadar tersebut jauh di bawah batas Organisasi Kesehatan Dunia yaitu 10.000 becquerel untuk air minum.

 

Antara

18
March

 

VOInews.id- Jumlah pemilih dalam ajang pemilihan presiden Rusia melampaui angka 61 persen, saat pemungutan suara memasuki hari terakhirnya pada Minggu. Pemungutan suara selama tiga hari untuk memilih pemimpin negara dimulai pada Jumat (15/3) dengan Presiden Vladimir Putin yang mengincar masa jabatan kelimanya. Tiga kandidat lainnya termasuk Vladislav Davankov dari Partai Rakyat Baru, Leonid Slutsky dari Partai Liberal Demokrat Rusia, dan Nikolai Kharitonov dari Partai Komunis. Berbicara pada konferensi pers di Moskow, Ketua Komisi Pemilihan Umum Pusat Rusia Ella Pamfilova, mengatakan jumlah pemilih pada pukul 09.45 waktu Moskow (13.45 WIB) adalah 61,37 persen, dengan memperhitungkan pemungutan suara elektronik jarak jauh.

 

Pamfilova lebih lanjut mengatakan bahwa sekitar 280.000 serangan siber DDoS terhadap pemungutan suara elektronik jarak jauh telah berhasil digagalkan, termasuk 215.000 yang ditujukan secara khusus pada portal pemungutan suara itu sendiri. Ia juga menyebutkan bahwa pemungutan suara tersebut diawasi oleh 1.115 pengamat dan pakar internasional dari 129 negara. Tempat pemungutan suara di Rusia dijadwalkan tutup pada pukul 8 malam waktu Moskow, dengan hasil pertama diperkirakan setelah jam 9 malam (01.00 WIB).

 

Antara

18
March

 

VOInews.id- Presiden Prancis Emmanuel Macron, Sabtu (16/3), menyatakan akan mengusulkan gencatan senjata di Ukraina selama Olimpiade Paris berlangsung sebagai upaya menurunkan ketegangan dalam perang Rusia-Ukraina. "Kami akan ajukan hal itu," kata Macron dalam sebuah wawancara dengan televisi Ukraina kala ditanya apakah akan mengajukan tawaran gencatan senjata kepada Rusia selama masa Olimpiade.

 

Ibu kota Prancis, Paris, menjadi tuan rumah Olimpiade 2024 yang berlangsung pada 26 Juli hingga 11 Agustus mendatang. Selain itu, Macron berkata bahwa ia siap berbicara dengan Presiden Rusia Vladimir Putin soal upaya penurunan konflik di Ukraina. "Saya akan angkat teleponnya (jika Putin menelepon). Itu adalah tanggung jawab saya dan saya akan dengarkan apa usulannya," ucap Presiden Prancis itu. "Jika Putin ingin mengajukan sesuatu, saya akan dengarkan usulannya," kata dia menegaskan.

 

Meski demikian, Macron menganggap bahwa Ukraina masih harus tetap dibantu dengan semua aspek yang mereka perlukan untuk memperkuat kemampuan pertahanan dan perangkat militernya. Macron juga menegaskan bahwa Prancis siap menghadapi eskalasi konflik di Ukraina apabila terjadi. Namun, Prancis tidak akan menjadi pihak yang memicunya, kata dia. "Kami siap menghadapi tantangan apapun. Jika pihak Rusia memicu babak eskalasi baru, kami siap bertindak demi keselamatan Ukraina dan rakyat Eropa, tapi Prancis tidak akan menjadi yang pertama yang memicu agresi," ucap Macron.

 

Menyusul sebuah konferensi terkait Ukraina yang digelar di Paris, Februari lalu, Macron mengatakan bahwa pemimpin negara-negara Barat telah mempertimbangkan untuk menerjunkan tentaranya langsung ke Ukraina. Meski mufakat terkait hal tersebut belum tercapai, ia menegaskan segala kemungkinan masih terbuka hingga saat ini.

 

Sumber: Sputnik-OANA

Page 17 of 1158