24
April

 

VOInews.id- Satuan tugas Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) tiba di Jepang untuk memulai peninjauan kedua pada proses pelepasan air radioaktif olahan dari pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima Daiichi ke laut, menurut laporan media setempat pada Selasa. Menurut Kyodo News yang berbasis di Tokyo, tim IAEA akan meninjau PLTN Fukushima Daiichi di timur laut Jepang pada Rabu. Setelah itu, mereka dilaporkan akan mengadakan diskusi dengan Kementerian Industri, operator pembangkit listrik Tokyo Electric Power Company Holdings Inc. serta Otoritas Regulasi Nuklir selama peninjauan hingga Jumat.

 

Pemerintah Jepang mengatakan akan mulai membuang air radioaktif olahan gelombang kelima ke samudera dari PLTN Fukushima Daiichi pada Jumat. Proses itu sendiri telah dimulai pada Agustus tahun lalu. Pembuangan air radioaktif olahan ini memicu sejumlah kritik.

 

China memberlakukan larangan menyeluruh terhadap impor makanan laut dari Jepang. PLTN tersebut memiliki lebih dari satu juta ton air limbah yang telah diolah dan akan dibuang dalam proses 30 tahun. Pembangkit listrik Fukushima terpaksa ditutup setelah menghadapi kecelakaan nuklir --terbesar sejak 1986 di Chernobyl-- menyusul gempa bumi dan tsunami pada 2011.

 

Sumber: Anadolu

24
April

 

VOInews.id- Korea Utara telah mengirimkan delegasi ekonomi ke Iran yang menimbulkan kecurigaan akan kerja sama antara kedua negara mengenai program persenjataan lantaran perjalanan tersebut jarang terjadi. “Delegasi tersebut dipimpin oleh Menteri Hubungan Ekonomi Eksternal Yun Jong-ho, meninggalkan Pyongyang sehari sebelumnya untuk mengunjungi Iran,” kata Kantor Berita Pusat Korea, Rabu. Kunjungan pejabat Korea Utara ke Iran jarang terjadi dengan kunjungan terakhir pada 2019. Saat itu, Pak Chol-min yang menjabat sebagai wakil ketua Majelis Rakyat Tertinggi Korea Utara mengunjungi Iran untuk membahas kerja sama.

 

Setelah menjalin hubungan diplomatik pada 1973, Pyongyang dan Teheran diketahui memiliki hubungan dekat selama berada di bawah sanksi internasional atas program senjata mereka. Kedua negara tersebut diduga melakukan pertukaran suku cadang dan teknologi rudal balistik, terutama pada perang Iran-Irak 1980-1988. Kunjungan tersebut menimbulkan spekulasi bahwa selain kerja sama ekonomi, Korea Utara mungkin berupaya memperdalam hubungan militer dengan Iran di tengah perang Rusia dengan Ukraina.

 

Pyongyang dan Teheran dikenal sebagai penyedia utama senjata bagi Moskow untuk mendukung perang. Menyusul peluncuran lebih dari 300 drone dan rudal Iran baru-baru ini ke arah Israel, muncul spekulasi bahwa suku cadang atau teknologi militer Korea Utara dapat digunakan untuk salvo rudal Iran terhadap Israel dengan alasan kerja sama militer yang erat antara Pyongyang dan Teheran. Pada 2006, Panglima Garda Revolusi Iran secara terbuka mengakui bahwa negaranya telah memperoleh rudal Scud-B dan Scud-C dari Korea Utara selama perang, tetapi tidak lagi membutuhkan bantuan Pyongyang. Sedangkan laporan Badan Intelijen Pertahanan A.S. pada 2019 menunjukkan bahwa rudal balistik Shahab-3 Iran dikembangkan berdasarkan rudal Rodong jarak menengah Korea Utara.

 

Tak hanya itu, Rudal Khorramshahr yang dikembangkan Iran diyakini secara teknis terkait dengan rudal Musudan milik Korea Utara. Para ahli mengatakan Korea Utara dapat mencari bantuan dari Iran mengenai teknologi rudal berbahan bakar padat, seperti rudal balistik yang dilengkapi hulu ledak hipersonik. Adapun pada Februari lalu, Menteri Pertahanan Korea Selatan Shin Won-sik mengatakan Korea Utara telah mengirimkan sekitar 6.700 kontainer yang membawa jutaan amunisi ke Rusia sejak Juli 2023 untuk mendukung perangnya melawan Ukraina dengan imbalan makanan dan kebutuhan lainnya. Iran juga diduga menyediakan drone untuk perang tersebut kepada Rusia dan Kyiv mengatakan bahwa Rusia telah meluncurkan sekitar 3.700 drone serang Shahed-136 buatan Iran ke sasaran di Ukraina pada akhir tahun lalu.

 

Sumber : Yonhap

22
April

 

VOInews.id- Paus Fransiskus pada Minggu (21/4) mengemukakan kekhawatiran mengenai situasi di Timur Tengah serta menyerukan untuk terus dilakukan dialog dan diplomasi. "Saya akan terus mengikuti situasi di Timur Tengah dengan keprihatinan dan kesedihan," kata Paus saat doa Angelus Minggu tradisional di Vatikan. Paus mengatakan, "Saya menegaskan kembali permohonan untuk tidak menyerah pada klaim perang tetapi lebih memprioritaskan dialog dan diplomasi, yang dapat mencapai banyak hal.”

 

"Saya berdoa setiap hari bagi perdamaian di Palestina dan Israel, dan saya berharap kedua pihak ini akan segera mengakhiri penderitaan mereka," tambah dia. Dengan mengabaikan keputusan sementara Mahkamah Internasional (ICJ), Israel terus melanjutkan serangan gencar di Gaza yang membuat 34.000 warga Palestina tewas, sebagian besar perempuan dan anak-anak, dan hampir 77.000 terluka sejak 7 Oktober, menurut otoritas kesehatan Palestina.

 

Serangan itu menyebabkan 85 persen penduduk Gaza mengungsi di tengah kelangkaan makanan, air bersih dan obat-obatan, sementara 60 persen infrastruktur di wilayah kantung itu telah rusak atau bahkan hancur, menurut PBB. Namun, permusuhan terus berlanjut dan pengiriman bantuan masih sangat belum cukup memadai untuk mengatasi bencana kemanusiaan di daerah tersebut.

 

Sumber: Anadolu

22
April

 

VOInews.id- Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Minggu (214) bersumpah akan meningkatkan "tekanan militer" terhadap Hamas di tengah serangan mematikan di Jalur Gaza. "Dalam beberapa hari ke depan, kami akan meningkatkan tekanan politik dan militer pada Hamas karena itulah satu-satunya jalan untuk membebaskan para sandera," ujar Netanyahu dalam pidato yang dirilis kantornya pada malam perayaan Paskah Yahudi. Mengenai kesepakatan pertukaran sandera dengan Hamas yang diharapkan, Netanyahu mengeklaim bahwa “Hamas mendapat dorongan dari tekanan yang dikenakan pada pemerintah Israel.”

 

"Semua usulan untuk membebaskan sandera ditolak mentah-mentah oleh Hamas," kata perdana menteri Israel itu. Belum ada tanggapan dari Hamas mengenai tuduhan itu. Tekanan dari keluarga sandera dan pihak oposisi terhadap pemerintah Israel semakin meningkat. Mereka mendesak pemerintah mencapai kesepakatan pertukaran dengan Hamas. Kelompok perlawanan Palestina itu, yang diduga menawan 133 sandera, menuntut Israel menghentikan serangan brutal di Jalur Gaza sebagai imbalan atas perjanjian pertukaran sandera-tahanan dengan pemerintah Israel.

 

Hampir 34.100 warga Palestina terbunuh dan 76.800 lainnya terluka dalam serangan gencar Israel sejak 7 Oktober 2023, di tengah kehancuran massal dan kekurangan bahan kebutuhan pokok. Israel sendiri mengatakan hampir 1.200 orang di pihaknya tewas dalam serangan Hamas pada 7 Oktober.

 

Kesepakatan sebelumnya pada November berhasil membebaskan 81 warga Israel dan 24 warga asing dengan imbalan 240 warga Palestina, termasuk 71 wanita dan 169 anak-anak. Perang Israel telah menyebabkan 85 persen penduduk Gaza mengungsi di tengah kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan, sementara 60 persen infrastruktur di wilayah kantong tersebut telah rusak atau hancur, menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

 

Sumber: Anadolu

Page 3 of 1155