Wednesday, 07 August 2019 00:00

Mahasiswa UGM Kembangkan Alat Untuk Ubah Sampah Plastik Jadi Bahan Bakar

Written by 
Rate this item
(1 Vote)
Alat tersebut berupa furnace atau pemanas yang dinamai AL-Production yang dibuat oleh Yanditya Affan Almada dari D3 Teknik Mesin Sekolah Vokasi. Dalam pengembangannya Affan dibantu oleh Refandy Dwi Darmawan dari Fakultas Kehutanan.  “Kami mengembangkan teknologi yang mampu mengubah sampah anorganik seperti plastik menjadi bahan bakar melalui proses pirolisis,” jelas Affan, Rabu (31/7) saat konferensi pers di Gedung Pusat UGM. Alat tersebut berupa furnace atau pemanas yang dinamai AL-Production yang dibuat oleh Yanditya Affan Almada dari D3 Teknik Mesin Sekolah Vokasi. Dalam pengembangannya Affan dibantu oleh Refandy Dwi Darmawan dari Fakultas Kehutanan. “Kami mengembangkan teknologi yang mampu mengubah sampah anorganik seperti plastik menjadi bahan bakar melalui proses pirolisis,” jelas Affan, Rabu (31/7) saat konferensi pers di Gedung Pusat UGM. Foto : ugm.ac.id

Mahasiswa Universitas Gadjah Mada-UGM berhasil mengembangkan alat yang mampu mengubah limbah anorganik seperti sampah plastik menjadi bahan bakar berupa bio oil dan biogas. Alat tersebut berupa furnace atau pemanas yang dinamai AL-Production yang dibuat oleh Yanditya Affan Almada dari D3 Teknik Mesin Sekolah Vokasi. Affan menjelaskan, pihaknya mengembangkan teknologi yang mampu mengubah sampah anorganik seperti plastik menjadi bahan bakar melalui proses pirolisis.

 

Mekanisme pirolisis yaitu proses memanaskan plastik tanpa oksigen dalam temperatur tertentu. Sementara peralatan yang dikembangkan berupa pipa yang terhubung dengan tabung kedap udara bertekanan tinggi berbahan stainless steel. Sementara untuk sumber energi yang berfungsi sebagai pemanas menggunakan aliran listrik. Cara kerja alat dimulai dengan memasukan sampah plastik ke dalam tabung vakum. Berikutnya tabung dipanaskan hingga mencapai 450-550 derajat Celcius. Tiga puluh menit kemudian keluar tetes-tetesan minyak dari pipa setelah melewati jalur pendinginan.

 

Affan menyebutkan alat yang dikembangkan ini memiliki sejumlah keunggulan dibandingkan dengan produk sejenis di pasaran. Salah satunya menggunakan listrik untuk proses pemanasan sementara kebanyakan produk yang sudah ada di dalam negeri menggunakan sumber energi berupa api untuk proses pemanasan sehingga suhu kurang terkontrol. Menurutnya, di luar negeri juga sudah ada alat pemanas, tapi hanya untuk memanaskan saja atau uji material. Alat ciptaan Affan dilengkapi destilator sehingga bisa digunakan untuk proses pirolisis yang mengubah sampah plastik jadi bahan bakar. Dengan alat ini harapannya bisa menjadi salah satu solusi dalam mengurai persoalan sampah plastik di Indonesia.

UGM.

 

Read 868 times Last modified on Wednesday, 07 August 2019 12:02