Wednesday, 28 March 2018 10:56

Standar Internasional Diterapkan untuk Kawasan Wisata Tele, Geopark Toba

Written by 
Rate this item
(0 votes)

Kawasan Wisata Tele, Geopark Kaldera Toba di Kecamatan Harian, Kabupaten Samosir, provinsi Sumatra Utara dikenal sebagai lokasi terbaik untuk menikmati pemandangan Danau Toba. Geopark Kaldera Toba diterima oleh Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pendidikan dan Kubudayaan, UNESCO, sebagai salah satu Geopark Global. Untuk memenuhi kriteria penilaian Global Geopark Network UNESCO, pemerintah Indonesia berupaya menyempurnakan berbagai fasilitas di sana agar berstandar internasional.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat melalui Badan Penelitian dan Pengembangan membangun tempat istirahat atau rest area dua lantai berstandar internasional dan ramah lingkungan di lokasi tersebut. Demikian disampaikan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono dalam keterangan tertulisnya, Minggu (25/3). Menteri Basuki mengatakan, wisata Tele merupakan bagian dari Kawasan Strategis Pariwisata Nasional Danau Toba. Menurutnya, pembangunan infrastruktur pada setiap Kawasan Strategis Pariwisata Nasional harus direncanakan secara terpadu. Pembangunan itu tidak hanya fokus pada satu sisi, melainkan juga pada keseluruhan aspek, mulai dari penataan kawasan, jalan, penyediaan air baku dan air bersih, pengelolaan sampah, sanitasi, dan perbaikan hunian penduduk.

Salah satu aspek penting yang menjadi pertimbangan wisatawan adalah ketersediaan toilet bersih di lokasi wisata. Di tempat istirahat Wisata Tele, toilet yang dibangun Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat telah dilengkapi dengan Instalasi Pengolahan Air Dan Instalasi Pengolahan Air Limbah, sehingga ramah lingkungan. Pengolahan air baku menjadi air bersih menggunakan teknologi multiple tray aerator, yaitu untukmenurunkan kandungan besi terlarut dalam air. Pengolahan air siap minum melalui teknologi reverse osmosis, yaitu menyaring bahan pencemar berbahaya. Untuk pengolahan limbah digunakan teknologi biofil, air limbah diproses menggunakan sistem anaerobik, yaitu pemecahan bahan-bahan organis oleh bakteri dalam keadaan tanpa oksigen, dalam bak penampungan berkapasitas 5.000 liter yang hasilnya dialirkan ke empat kolam sanita.

Empat kolam sanita memiliki empat jenis tanaman berbeda, yakni tanaman kana air, bambu air, papyrus, dan melati air yang berfungsi menetralisir sisa limbah sehingga air yang keluar dari kolam telah memenuhi baku mutu.

Fasilitas ini merupakan replikasi perdana setelah sebelumnya telah dilakukan uji coba oleh Badan Penelitian dan Pengembangan. Teknologi Badan Penelitian dan Pengembangan ini juga bisa dikerjakan oleh penyedia jasa. Demikian dikatakan Kepala Pusat Kebijakan dan Penerapan Teknologi Badan Penelitian dan Pengembangan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Rezeki Paranginangin, usai melakukan serah terima pengelolaan Instalasi Pengolahan Air Dan Instalasi Pengolahan Air Limbah di rest area Wisata Tele kepada Pemerintah Kabupaten Samosir, Sumatra Utara, Jumat (23/3).

Tidak hanya bangunan fisik, aspek operasi dan pemeliharaan juga disiapkan dengan melakukan sosialisasi pengenalan teknologi kepada pemerintah daerah. Bupati Samosir, Rapidin Simbolon, yang hadir dalam acara tersebut menyampaikan apresiasinya atas pembangunan fasilitas tersebut dan siap merawatnya

Read 1034 times