Thursday, 15 March 2018 00:00

Tari Tradisional Maluku Orlapei

Written by 
Rate this item
(21 votes)

Kali ini, akan memperkenalkan salah satu Tarian tradisional Maluku Orlapei.

Maluku terletak di Indonesia bagian Timur dan merupakan salah satu propinsi tertua dalam sejarah Indonesia merdeka. Provinsi ini terkenal dengan kawasan Seribu Pulau serta memiliki keanekaragaman sosial budaya dan kekayaan alam yang melimpah,seperti cengkeh, emas, dan mutiara. Begitu tuanya sejarah dari Maluku membuat tingkat kebudayaan dan juga nilai-nilai luhur adat istiadat masyarakat Maluku menjadi sangat tinggi. Salah satu bukti tingginya kebudayaan masyarakat Maluku dapat dilihat pada tarian tradisionalnya. Maluku yang terkenal dengan pantai-pantai indahnya, juga memiliki tarian tradisional yang sangat menarik, antara lain Tarian tradisional Orlapei.

Setiap daerah di Indonesia dari Sabang sampai Merauke memiliki budaya yang berbeda-beda, mulai dari tarian hingga upacara adat. Semuanya memiliki karakteristik unik yang sangat menarik untuk diketahui. Demikan pula dengan tarian Orlapei . Tarian ini merupakan tarian penyambutan para tamu kehormatan pada acara-acara Negeri/Desa di Maluku. Tarian Orlapei ini pada umumnya menggambarkan suasana hati yang gembira dari seluruh masyarakat akan kedatangan tamu kehormatan di desanya dan juga menjadi bentuk ungkapan selamat datang. Kombinasi pola lantai dan gerak serta ritme musik lebih memperkuat ungkapan betapa seluruh masyarakat negara/desa setempat merasa sangat senang dengan hadirnya tamu kehormatan di desa mereka.

Tarian ini menggunakan properti “gaba-gaba”(Bagian tangkai dari pohon sagu sebagai makanan khas rakyat Maluku), dan dalam dialek Maluku disebut “Jaga Sagu”. Dalam pertunjukannya ,tarian Orlapei diiringi alat musik tradisional Maluku , yaitu Tifa, Suling bambu, Ukulele dan gitar.

Tarian yang dimainkan begitu serasi, energik dan dinamis memancarkan

aura persahabatan, perdamaian dan kebersamaan atau gotong royong. Jadi melihat tarian ini adalah juga menengok jiwa mereka yang tulus.

Read 14433 times