Ada beberapa suku yang menghuni pulau Papua, mulai dari suku Korowai, suku Asmat, suku Kamaro, dan suku Dani. Dan salah satu suku di Papua yang memiliki ciri khas unik dan menarik adalah suku Dani. Suku Dani yang mendiami daerah Lembah Baliem Wamena di Papua ini memang dikenal memiliki banyak sekali keunikan, mulai dari pakaian khas yaitu Koteka hingga tradisi potong jari yang merupakan bentuk belasungkawa untuk keluarganya yang meninggal dunia.
Suku Dani punya cara sendiri untuk mengekspresikan rasa sedih ketika ada salah satu anggota keluarganya meninggal. Mereka rela memotong jari tangan, jari kaki atau mengiris daun telinga sebagai bentuk kesetiaan atau pun duka yang mendalam.
Cara berkabung para pria suku Dani disebut dengan istilah Nasu Palek. Yakni memotong sedikit daun telinga. Karena mereka masih berada dipedalaman, sehingga keterbatasan alat pun masih dirasakan. Dalam menjalankan tradisi Nasu Palek, alat yang digunakan hanya berupa bambu yang diiris tipis, dan tanpa obat bius. Bagi yang mau potong jari, digunakan alat tradisional yang disebut kapak batu.
Nasu Palek tak hanya dilakukan oleh kaum pria saja, tetapi para wanita pun turut mengikuti tradisi ekstrim ini. Namun perbedaannya, kaum wanita sebelum melakukan tradisi Nasu Palek atau memotong daun telinganya, mereka terlebih dahulu melakukan tradisi Ikipalin, yaitu memotong jari tangan apabila ibu, ayah, anak, atau keluarganya meninggal. Jika jari tangan sudah habis, baru lah dilanjutkan dengan memotong sedikit daun telinga. Sedangkan kaum prianya langsung melakukan tradisi Nasu Palek. Setelah itu luka ditelinga dibungkus dengan tanaman obat-obatan.
Seiring dengan berkembangnya jaman dan pengaruh agama, tradisi Nasu Palek pun mulai ditinggalkan. Dan kini pemerintah telah melarang untuk melakukan tradisi potong jari karena dianggap kurang manusiawi. Akan tetapi bekas-bekas dari tradisi ini masih bisa dilihat pada ibu-ibu dan nenek-nenek suku Dani yang jarinya sudah terpotong.//