Saturday, 14 April 2018 10:40

DPR RI Minta Perhatian Parlemen Eropa atas Kelapa Sawit.

Written by 
Rate this item
(0 votes)


Delegasi Grup Kerja Sama Bilateral-GKSB RI-UE DPR-RI meminta perhatian Parlemen Eropa atas Resolusi Parlemen Eropa yang intinya phase out untuk biofuel dari bahan baku kelapa sawit pada 2021. Resolusi yang disahkan pada 17 Januari 2018 dinilai diskriminatif karena single-out kelapa sawit dari jenis food crops lainnya. Ketua Delegasi GKSB, Dr. Nurhayati Ali Assegaf dalam pertemuannya dengan Delegation for relations with the countries of Southeast Asia and ASEAN (DASE), Committee on International Trade (INTA) Parlemen Eropa dan European External Action Service (EEAS) menegaskan, bagi Indonesia, kelapa sawit merupakan main driver untuk mengatasi masalah kemiskinan, penciptaan lapangan kerja, balancing inequality, serta mendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia, sesuai dengan prinsip-prinsip yang terkandung dalam Sustainable Development Goals (SDGs). Dalam responnya, Warner Langen MEP selaku Chair DASE menyampaikan bahwa Resolusi Parlemen Eropa tersebut belum final dan saat ini Uni Eropa tengah melaksanakan proses negosiasi trilogue antara 3 institusi UE yakni Parlemen Eropa, Komisi Eropa, dan Dewan Eropa. Wakil Kepala Perwakilan RI yang mendampingi delegasi GKSB RI-UE juga menambahkan bahwa pada bulan Mei 2018 delegasi DASE dan Komite Luar Negeri (AFET) Parlemen Eropa akan berkunjung ke Jakarta dan bertemu dengan DPR-RI. Diharapkan melalui kunjungan tersebut, anggota Parlemen Eropa dapat memiliki pemahaman yang lebih komprehensif mengenai Indonesia termasuk pentingnya kelapa sawit sebagai komoditas utama Indonesia. 

Pesona Unity in Diversity Indonesia pada Alabama Asian Culture & Food Festival

Indonesia telah membawa pesona unity in diversity pada Alabama Cultures and Food Festival di Birmingham, Alabama dan dikunjungi sekitar 1.000 orang yang memadati Zamora Shrine Temple. Indonesia menampilkan berbagai kesenian nusantara oleh kelompok kesenian Indonesia yang tersebar di beberapa wilayah seperti Houston (Texas), Birmingham (Alabama) dan Atlanta, (Georgia). Festival juga dihadiri oleh perwakilan dari negara Asia seperti Nepal, Filipina, China, Korea Selatan, India, Vietnam dan Jepang. Dengan kerja sama yang baik dengan Alabama Asian Cultures Foundation, Konjen RI, Dr. Nana Yuliana membuka secara resmi festival ini. Dalam sambutannya, Konjen RI menyampaikan pentingnya cultural exchange dalam meningkatkan people connectivity dan mutual understanding antar negara.

Kemitraan ASEAN-Selandia Baru Semakin Kokoh

Kemitraan ASEAN-Selandia Baru mengalami banyak kemajuan dalam 3 tahun ini.  Hal itu dikatakan Direktur Jenderal Kerja Sama ASEAN/Ketua SOM ASEAN-Indonesia, Duta Besar Jose Tavares, pada Pertemuan ke-25 ASEAN-New Zealand Dialogue di Jakarta, Indonesia Rabu (11/4). Ia mengatakan, Indonesia merupakan negara koordinator ASEAN untuk kerja sama kemitraan ASEAN dengan Selandia Baru tahun 2015-2018. Selama menjadi negara koordinator, Indonesia berhasil mendorong tercapainya berbagai peningkatan hubungan kerja sama yang memperkokoh kemitraan ASEAN-Selandia Baru. Beberapa pencapaian Indonesia selama menjadi negara koordinator, antara lain, peningkatan kemitraan ASEAN-Selandia Baru dari Comprehensive Partnership menjadi Strategic Partnership pada tahun 2015; diselenggarakannya KTT Peringatan 40 tahun Kemitraan ASEAN-Selandia Baru pada November 2015; diadopsinya Plan of Action ASEAN-Selandia Baru (2016-2020); serta tercapainya implementasi lebih dari 52 dari total 59 rencana aksi di bidang politik dan keamanan, ekonomi, sosial dan budaya.  Pertemuan terakhir tingkat Pejabat Tinggi (SOM) pada periode Coordinatorship Indonesia 2015-2018 ini dipimpin bersama oleh Direktur Jenderal Kerja Sama ASEAN, Kementerian Luar Negeri Indonesia, Duta Besar Jose Tavares dan Deputi Menteri Luar Negeri dan Perdagangan Selandia Baru urusan Amerika dan Asia, Duta Besar Ben King. Setelah Indonesia, Kamboja akan menjadi negara koordinator kemitraan ASEAN-Selandia Baru untuk periode 2018-2021.

Read 1012 times