VOInews, Jakarta: Indonesia kembali berpartisipasi dalam gelaran Bursa Pariwisata Intenasional (Internationale Tourismus Boerse/ITB) di Berlin yang akan dilaksanakan pada 7-9 Maret 2023 mendatang.
Dalam kegiatan itu, Pavilion Indonesia akan hadir dengan sejumlah pelaku bisnis pariwisata guna mempromosikan potensi wisata di tanah air.
“Tahun ini kita semangat karena akhirnya setelah 2 tahun tidak diadakan secara offline, tahun ini ITB Berlin itu dengan offline,” kata Deputi Bidang Pemasaran Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Ni Made Ayu Marthini kepada RRI Voice of Indonesia, Sabtu (4/3).
Ia mengatakan, Indonesia menyambut baik pelaksanaan ITB secara luring mengingat besarnya potensi pariwisata yang dapat ditawarkan secara langsung kepada masyarakat Jerman.
“Kami semua delegasi Indonesia di Paviliun Wonderful Indonesia itu sangat semangat ingin kembali berada di Berlin dan bertemu dengan para perspektif buyers kita,” katanya.
Dalam gelaran ITB kali ini, Pavilion Indonesia akan hadir dengan mengusung tema "Visit Wonderful Indonesia, Explore Our New Destinations." Menurut Ni Made Ayu Marthini, tema ini diusung karena Indonesia punya hal baru untuk ditawarkan yaitu destinasi pariwisata super prioritas mencakup Danau Toba di Sumatera Utara, Borobudur di Jawa Tengah, Likupang di Sulawesi Utara, Mandalika di Nusa Tenggara Barat dan Labuan Bajo di Nusa Tenggara Timur.
“Inilah yang kita ingin para buyers dan consumers atau wisatawan mancanegara itu bisa explore,” katanya.
Ia menjelaskan, masyarakat internasional sudah sangat mengenal Bali. Oleh karena itu, Bali tetap menjadi salah satu destinasi yang ditawarkan. Namun demikian menurutnya, Indonesia juga menjadikan ITB sebagai ajang promosi destinasi super prioritas sebagai paket tambahan selain Bali.
“Kita mau add on atau ditambah beyond Bali. Jadi nanti setelah di Bali mereka bisa ke Danau Toba, bisa ke Borobudur, bisa ke Labuan Bajo, bisa ke Mandalika dan bisa ke Likupang. Jadi kita bisa berikan pilihan,” katanya.
Selain menawarkan potensi pariwisata di ke-5 destinasi super prioritas, Indonesia juga akan mengenalkan potensi baru pariwisata yaitu desa wisata. Menurut Ni Made Ayu Marthini, saat ini tren wisata ke daerah pedesaan menjadi pilihan bagi masyarakat internasional khususnya Eropa.
“Mereka ini sangat menghargai desa wisata apalagi setelah Covid mereka ingin sesuatu yang baru sesuatu yang aman di luar,” katanya.
Dalam partisipasinya pada gelaran ITB kali ini, Indonesia membawa sebanyak 64 perusahaan yang bergerak di bidang pariwisata. Menurut Ni Made Ayu Marthini, Indonesia menargetkan transaksi sebanyak 300 ribu paket wisata atau senilai 5,2 triliun rupiah.