Wednesday, 05 April 2023 13:17

Menlu Retno Sampaikan Capaian Sementara Indonesia di Keketuaan ASEAN

Written by 
Rate this item
(0 votes)

 

 

VOInews, Jakarta: Indonesia telah menjalankan Keketuaan ASEAN tahun 2023 selama 3 bulan. Dalam kurun waktu itu, sejumlah hal telah dilakukan, mulai dari aspek pertemuan yang telah dilakukan maupun dari aspek substansi pembicaraan terkait isu-isu kawasan. Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mengatakan dalam hal substansi, tema Keketuaan Indonesia di ASEAN terbagi kedalam 3 aspek yaitu, ASEAN Matters, Epicentrum of Growth dan Implementasi dari ASEAN Outlook on The Indo-Pacific (AOIP). 

Terkait pilar ASEAN Matters, menurut Retno, kapasitas ASEAN penting untuk diperkuat dan Indonesia ingin menjadikan ASEAN dapat bekerja lebih efektif sehingga mampu mengatasi tantangan masa depan. Oleh karenanya, ia mengatakan, kesatuan dan sentralitas ASEAN penting untuk terus dijaga agar ASEAN mampu terus menjadi lokomotif perdamaian dan stabilitas kawasan.

“Di pilar ini, juga sedang disiapkan sebuah visi besar ASEAN 2045 yang saat ini sedang disusun oleh High Level Task Force. Dari Indonesia, yang mengetuai High Level Task Force adalah Duta Besar Dian Triansyah Djani,” katanya dalam keterangan yang disampaikan di Jakarta, Rabu (5/4).

Ia menambahkan, saat ini tengah dilakukan pembahasan rancangan ASEAN Leaders Statement yang akan diadopsi pada KTT ASEAN ke-42 pada bulan Mei mendatang dari Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur.

“Selain itu tengah dilakukan saat ini proses pembahasan rancangan ASEAN Leaders Statement on the Strengthening ASEAN's Capacity and Institutional Effectiveness yang akan diadopsi saat KTT ke-42 ASEAN pada bulan Mei mendatang,” katanya.

Selain itu, menurutnya, saat ini juga tengah dilakukan pembahasan atas sejumlah isu prioritas diantaranya pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) akibat penyalahgunaan teknologi, percepatan negosiasi teks Code of Conduct (COC), penguatan institusionalisasi Dialog HAM di ASEAN, penyusunan Peta Jalan keanggotaan penuh Timor-Leste di ASEAN.

“Dan penandatanganan Protokol SEANWFZ oleh Nuclear Weapon States (NWS) yang prosesnya terhenti pada 2012,” katanya.

Sementara dalam pilar Epicentrum of Growth, menurut Retno, beberapa prioritas yang sedang dibahas dalam 3 bulan terakhir antara lain penguatan arsitektur kesehatan melalui One Health Initiative dan penguatan pendanaan darurat kesehatan untuk memperkuat keamanan kesehatan nasional dan kawasan, penguatan ketahanan pangan kawasan melalui ketersediaan pangan regional di masa krisis, serta penguatan ketahanan energi termasuk melalui pembangunan ekosistem kendaraan listrik.

“Di dalam pertemuan High Level Task Force on Economic Integration, negara ASEAN sepakat untuk mengembangkan ekosistem kendaraan listrik di ASEAN dan akan disahkan pada KTT ke-42, Mei mendatang,” katanya.

Lebih lanjut, Retno Marsudi menambahkan, di dalam pilar Epicentrum of Growth, dibahas pula upaya penguatan stabilitas keuangan kawasan, termasuk melalui penggunaan mata uang negara ASEAN dalam transaksi perdagangan dan konektivitas mekanisme pembayaran  di kawasan ASEAN.

Dalam pertemuan Menkeu dan Bank Sentral ASEAN,  disepakati komitmen negara ASEAN untuk menggunakan mata uang lokal dan perluasan konektivitas mekanisme pembayaran guna memperkuat stabilitas keuangan di kawasan,” katanya.

Retno Marsudi juga menyampaikan, digitalisasi ekonomi dan sektor pariwisata juga akan terus diarusutamakan di bawah Keketuaan Indonesia di ASEAN tahun ini. Selain itu pembahasan mengenai proteksi bagi Pekerja Migran di ASEAN dan Pembangunan Pedesaan dilakukan melalui pembentukan Jejaring Desa ASEAN (ASEAN Villages Network/AVN) dan pembahasannya masih terus berlangsung.

Sementara pada pilar implementasi ASEAN Outlook on The Indo-Pacific (AOIP), Retno Marsudi mengatakan selama keketuaan Indonesia, Indonesia ingin melihat penguatan kerja sama konkret dari AOIP, dengan penekanan pada prinsip inklusivitas dan kerja sama ekonomi serta ekonomi pembangunan.

“Jadi approach atau penekanan implementasi dari AOIP, bahwa prinsip kerja samanya adalah inklusif dan juga memprioritaskan pada kerja sama ekonomi dan pembangunan. Oleh karena itu, sejalan dengan implementasi AOIP, Indonesia akan menjadi tuan rumah atau akan menyelenggarakan Flagship Event yaitu ASEAN-Indo-Pacific Forum,” katanya.

Retno menjelaskan AIPF akan diselenggarakan di Jakarta pada 5-7 September 2023, yang akan dilakukan sejalan dengan KTT ke-43 ASEAN. Selain itu, Indonesia juga terus melakukan pendekatan ke negara anggota ASEAN dan mitra eksternal ASEAN untuk mendaftarkan proyek-proyek konkret dalam konteks AOIP pada AIPF secara intensif.  

“Jadi itu adalah mengenai perkembangan substansi, mengenai pertemuan yang sudah dilakukan dan perkembangan secara substansi,” tutupnya.




Read 255 times Last modified on Wednesday, 05 April 2023 13:22