Tuesday, 14 May 2024 14:03

Gedung Putih: AS "Tidak Percaya" Ada Genosida di Gaza

Written by 
Rate this item
(0 votes)

Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih, Jake Sullivan pada 15 Desember 2023. Jake Sullivan menyampaikan Amerika Serikat "tidak percaya" genosida terjadi di Jalur Gaza, Palestina. (Foto: Wikimedia Commons/"Kedutaan Besar AS di Yerusalem")

 

VOInews.id: Penasihat Keamanan Nasional Kepresidenan Amerika Serikat (AS), Jake Sullivan menyampaikan AS "tidak percaya" genosida terjadi di Gaza, Palestina. Walau begitu, ia mengatakan Israel harus berbuat lebih banyak untuk melindungi warga sipil Palestina.

Sullivan bersikeras bahwa tanggung jawab perdamaian berada di tangan Hamas, kelompok Palestina yang kini menguasai Gaza. Pernyataan itu disampaikan saat pembicaraan gencatan senjata terhenti, dan Israel terus menyerang Rafah di Gaza selatan.

 

"Kami percaya Israel dapat dan harus berbuat lebih banyak untuk memastikan perlindungan dan kesejahteraan warga sipil yang tidak bersalah. Kami tidak percaya bahwa apa yang terjadi di Gaza adalah sebuah genosida," kata Sullivan dalam sebuah arahan, Senin (15/5/2024), seperti dilansir AFP.

 

Sebagai argumen, Sullivan menambahkan AS menggunakan istilah genosida yang diterima secara internasional, yang mencakup "fokus pada niatan". Ia menyebut Presiden AS, Joe Biden ingin melihat Hamas kalah, namun menyadari bahwa warga Palestina berada "di neraka".

 

Sullivan mengatakan, ia datang ke podium Gedung Putih untuk "melangkah mundur" dan menjelaskan posisi pemerintah dalam konflik tersebut. Hal ini di tengah kritik dari kedua ujung spektrum politik Negeri Paman Sam itu.

 

Biden dikecam Partai Republik karena menghentikan pengiriman senjata untuk menuntut Israel menunda serangan ke Rafah. Ditambah lagi dengan serangkaian unjuk rasa di beberapa universitas di AS yang menentang dukungan Biden terhadap Israel.

 

Sullivan menambahkan, Biden percaya setiap operasi di Rafah harus terhubung dengan tujuan akhir yang strategis. Tujuan itu harus bisa menjawab pertanyaan tentang konsekuensi yang terjadi setelahnya. Ini, katanya, akan menghindari Israel "terperosok dalam kampanye militer kontra-pemberontakan yang tidak pernah berakhir", sehingga menguras kekuatannya.

Read 120 times