Tuesday, 14 May 2024 14:39

Bahlil Ajak Investor Australia Kolaborasi Baterai Kendaraan Listrik

Written by 
Rate this item
(0 votes)

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia dalam Indonesia-Australia Business Summit (IABS) 2024 di Melbourne, Australia, Senin (13/5/2024). (Foto: ANTARA/Keminves-BKPM RI)

VOInews, Jakarta: Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengajak investor Australia berkolaborasi soal kendaraan listrik. Ia mengajak kolaborasi mengembangkan ekosistem baterai kendaraan listrik di kedua negara.

Menurutnya, kolaborasi bisa dilakukan karena kedua negara sama-sama memiliki turunan komoditas nikel. Indonesia memiliki kobalt dan mangan, sedangkan Australia memiliki litium.


"Saya yakin hubungan Indonesia dan Australia bisa dipererat lagi. Dalam konteks investasi, jujur kami katakan belum maksimal. Ini tugas kita bersama. Jika kedua negara bisa berkolaborasi, ini akan menjadi kekuatan baru dalam industri baterai mobil listrik,” ujar Bahlil dikutip keterangannya di Jakarta, Senin (13/5/2024).

Bahlil menyampaikan, hubungan diplomatik antara Indonesia dan Australia sudah "sangat baik". Namun dari sisi investasi, ia menilai potensi kerja sama antara kedua negara belum maksimal.

Realisasi investasi Australia di Indonesia dalam lima tahun terakhir (2019 – 2024) hanya sebesar $AS1,96 miliar. Padahal menurut Bahlil, Australia merupakan negara dekat dengan Indonesia dari sisi geografis.

Lebih lanjut, Bahlil menyampaikan bahwa saat ini fokus pemerintah ada pada peningkatan hilirisasi industri. Menurutnya, Indonesia tak lagi mengekspor komoditas mentah di tiap sektor. Upaya ini dilakukan guna mendapatkan nilai tambah dari pengolahan industri agar bisa meningkatkan devisa negara.

Salah satu hasil dari hilirisasi terlihat pada peningkatan pendapatan industri nikel. Pihaknya mencatat, ekspor produk turunan nikel tahun 2017 hanya sebesar $AS3,3 miliar dolar. Namun pada tahun 2022 industri itu meningkat 10 kali lipat hingga mencapai $AS33,8 miliar dolar.

"Kami sudah memulai (hilirisasi), ibarat pesawat kami sudah take off. Tidak ada satu negara pun yang dapat memerintahkan kita untuk mundur. Kami akan jalan terus seiring berjalan waktu dan dinamika global,” ujar Bahlil.

Berdasarkan data Kementerian Investasi/BKPM selama 2023, Australia menempati peringkat ke-10 sebagai sumber penanaman modal asing terbesar Indonesia. Realisasi investasi Australia di Indonesia mencapai $AS0,5 miliar.

Pada periode triwulan I tahun 2024, Australia masih berada di peringkat ke-10 dengan realisasi investasi sebesar $AS172,3 juta. Tiga sektor utama penyumbang realisasi investasi terbesarnya yaitu pertambangan (65,4%), hotel dan restoran (7,6%), dan jasa lainnya (6,4%). (ANTARA)

Read 276 times