Sikka merupakan salah satu kabupaten di provinsi Nusa Tenggara Timur. Masyarakat Kabupaten Sikka terkenal sangat kuat adat dan budayanya. Salah satu tradisi masyarakat Sikka yang terus dilestarikan hingga kini adalah Huler Wair. Huler Wair merupakan tradisi menerima tamu yang datang berkunjung ke Sikka.Ritual Huler Wair ini dilakukan dalam acara apa pun di Kabupaten Sikka. Selain digelar untuk menyambut tamu, ritual ini juga digelar agar tamu yang datang terbebas dari bahaya selama berada di Sikka. Penyambutan ini biasanya berlangsung pada pagi hari.
Tamu yang datang ke Sikka, akan diterima dengan tarian penyambutan “Soka Papak”. Tarian ini sejak zaman kerajaan dulu digunakan untuk menyambut raja atau ratu yang datang mengunjungi daerah-daerah di wilayah Sikka. Upacara penyambutan tamu dilanjutkan ritual adat Huler Wair. Ritual ini menggunakan media Daun dan Air Kelapa. Saat tradisi akan dimulai, seorang Tetua adat yang berpakaian adat lengkap membacakan syair-syair dalam bahasa Sikka yang disebut Kleteng Latar. Setelah syair dibacakan kemudian dengan menggunakan 2 helai daun Huler yang masih muda dan air kelapa yang dipegang oleh satu orang perempuan,tetua adat akan menyirami tamu yang hadir..
Daun Huler merupakan nama satu jenis pohon yang ada di Sikka yang pada musim panas atau hujan, daun pohon tersebut selalu tumbuh subur. Sedangkan air kelapa dianggap sebagai lambang kemurnian dan kesejukan karena air kelapa merupakan air yang steril tidak terkontaminasi oleh apa pun. Menurut Tetua adat setempat, Air kelapa itu betul-betul suci , berada di ketinggian dan belum dijamah oleh siapapun. Untuk mendapatkan air kelapa perlu perjuangan, buah kelapa dikupas kulit dan saputnya, kemudian membuka tempurungnya dengan menggunakan golok untuk mendapatkan airnya yang rasanya manis alami.