24
May

 

 

VOInews, Jakarta: Politik luar negeri Indonesia memiliki karakteristik dalam memajukan hukum internasional, mendorong soft power diplomacy dan mendorong terciptanya perdamaian dunia. Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan, ketiga karakter diplomasi Indonesia itu tidak lepas dari kontribusi seorang Mochtar Kusumaatmadja.

“Dengan kontribusi beliau, Indonesia tetap dapat berdiri tegak memperjuangkan kepentingan nasional sekaligus terus berupaya berkontribusi dalam menciptakan perdamaian dunia,” katanya dalam Seminar Nasional Pengusulan Gelar Pahlawan Nasional untuk Prof. Mochtar Kusumaatmadja, di Jakarta, Rabu (24/5).

Menurut Retno, Mochtar Kusumaatmadja yang pernah menjabat sebagai Menteri Luar Negeri RI dari tahun 1978-1988 sangat pantas mendapatkan gelar pahlawan nasional Indonesia. Ia mengatakan, Mochtar Kusumaatmadja telah menorehkan jejak yang tidak akan terhapus dalam sejarah diplomasi Indonesia, dan telah menginspirasi generasi muda Indonesia.

“Pemberian gelar pahlawan nasional bagi beliau sangatlah pantas sebagai penghormatan terhadap kontribusi beliau bagi Indonesia dan juga bagi dunia sekaligus memastikan beliau terus menjadi inspirasi bagi generasi muda bangsa Indonesia terkhusus untuk para diplomat Indonesia,” katanya.

Retno Marsudi menjelaskan, Mochtar Kusumaatmadja memiliki peran penting memperjuangkan pengakuan internasional terhadap Indonesia sebagai sebuah negara kepulauan. Menurutnya, perjuangan diplomasi Mochtar Kusumaatmadja selama 25 tahun telah berhasil melahirkan Deklarasi Djuanda yang menjadi rujukan bagi hukum laut internasional.

“Sebuah capaian yang sangat luar biasa. Kemenangan dan kulminasi perjuangan diplomasi selama 25 tahun. Sebuah deklarasi unilateral, Deklarasi Djuanda yang kemudian menjadi hukum internasional yang diakui dalam Konvensi Hukum Laut 1982 atau kita sebut UNCLOS 1982,” katanya.

Menurut Retno, dengan adanya UNCLOS 1982, Indonesia berhasil mencapai keutuhan sebagai sebuah negara kepulauan. Ia menambahkan, Indonesia akan terus menggunakan UNCLOS 1982 untuk menjaga perdamaian di laut, termasuk di Laut China Selatan.

“Jadi Indonesia berhasil memperoleh wilayah perairannya tanpa mengangkat senjata. Perairan pedalaman kita tidak lagi terpecah wilayahnya tetapi menjadi lebih utuh sebagai negara kesatuan Republik Indonesia. Dan UNCLOS 1982 ini akan terus digunakan Indonesia di dalam memperjuangkan hak-haknya termasuk di Laut China Selatan,” katanya.

Lebih lanjut, Retno Marsudi mengatakan, Mochtar Kusumaatmadja juga menjadi pelopor dalam memajukan soft power diplomacy melalui kebudayaan. Beberapa upaya yang telah dilakukan oleh Mochtar Kusumaatmadja, menurut Retno, diantaranya dengan mempromosikan budaya Indonesia di kancah internasional, mendirikan Restoran Nusantara Indonesia di New York, membentuk Nusantara Chamber Orchestra dan mengusung pameran kebudayaan Indonesia di Amerika Serikat.

“Semua ini dilakukan demi membangun citra positif Indonesia di mata dunia sekaligus memperkuat jembatan kebudayaan antara Indonesia dengan negara lain,” katanya.

Sementara itu di dalam negeri, menurut Retno, Mochtar Kusumaatmadja juga mendirikan museum Konferensi Asia Afrika di Bandung, Jawa Barat.

“Museum ini adalah pengingat tonggak kepemimpinan Indonesia yang menginspirasi kemerdekaan banyak bangsa di dunia ini pada masa itu. Jadi pemanfaatan soft power dalam diplomasi merupakan sebuah terobosan pada masanya,” kata Retno.

Lebih lanjut, Retno Marsudi menambahkan, Mochtar Kusumaatmadja juga menginisiasi mediasi konflik antara Vietnam dan Kamboja. Menurut Retno, sebagai seorang Menteri Luar Negeri, Mochtar Kusumaatmadja sangat paham pentingnya perdamaian dan stabilitas di kawasan,

“Upaya diplomasi beliau membuka jalan bagi rangkaian proses perdamaian dengan menghasilkan Ho Chi Minh City Understanding yang kemudian menjadi landasan pelaksanaan Jakarta Informal Meetings hingga berujung pada Paris Peace Agreement yang sampai saat ini masih terus diingat paling tidak oleh Kamboja dan Vietnam,” tutupnya.

24
May

 

VOInews.id- Ketua DPR RI Puan Maharani menekankan pentingnya penguatan hubungan bilateral Indonesia-Iran di berbagai bidang saat menerima kunjungan Presiden Iran Seyyed Ebrahim Raisi di Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa sore. “Bukan hanya di bidang ekonomi, tapi juga di kesehatan, tambang, pendidikan, hubungan masyarakat, dan lain-lain,” kata Puan usai pertemuan. Puan berharap pertemuan bilateral itu dapat meningkatkan hubungan bilateral antara Indonesia dan Iran, termasuk meningkatkan hubungan antarparlemen, agar semakin baik, erat, dan menambah peningkatan volume perdagangan.

“DPR dapat membantu implementasi kesepakatan internasional yang disetujui pemerintah Indonesia dan Iran sehingga kesepakatan internasional dapat dilaksanakan dan berdampak langsung bagi masyarakat,” paparnya. Dia mendorong isu penguatan hubungan bilateral dalam bidang ekonomi, perdagangan dan investasi, mengingat total perdagangan kedua negara mengalami peningkatan dari tahun 2021 ke 2022. "Saya juga mendorong peningkatan perdagangan kedua negara melalui pengesahan perundingan Preferential Trade Agreement (PTA) RI-Iran," ujarnya.

Puan juga berharap ada kerja sama lebih jauh antara Indonesia dan Iran dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek). Dia menyatakan bahwa Indonesia memiliki Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang dapat menjadi penggerak bagi kerja sama ilmu pengetahuan dan teknologi antarkedua negara.

 

antara

24
May

 

VOInews, Nusa Dua : Usai menghadiri Asia Media Summit (AMS) ke-18 Tahun 2023, di Grand Hyatt Bali, Kawasan Nusa Dua Bali Tourism Development Corporation (BTDC), Jalan Nusa Dua, Benoa, Kabupaten Badung, Provinsi Bali, Selasa (23/05/2023), Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin memberikan keterangan pers kepada awak media.

Mengawali keterangan persnya, Wapres mengungkapkan, konferensi tingkat tinggi (KTT) media massa di kawasan Asia Pasifik ini menjadi forum strategis untuk mengembalikan kepercayaan dan semangat masyarakat dunia pascapandemi Covid-19.

Dalam konteks kepentingan nasional, Wapres menilai, pertemuan ini penting untuk mengukuhkan peran sentral media massa sebagai pilar keempat demokrasi dalam mengawal keutuhan bangsa Indonesia pada tahun-tahun politik jelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.

“Kita harapkan bahwa KTT ini, tentu dalam kaitan dengan pemilu ya, itu berperan mengedukasi masyarakat supaya masyarakat kita tidak terprovokasi oleh cara-cara yang bisa membuat bangsa ini terbelah, terutama untuk membuat berita-berita yang benar yang menangkal hoaks,” tegasnya.

Menurut Wapres, media arus utama perlu berada di garda terdepan dalam menangkal hoaks, khususnya yang beredar di media sosial (medsos).

“Media mainstream ini harus menjadi media yang bisa mengonfirmasi supaya masyarakat tidak terprovokasi oleh berita-berita bohong. Itu saya kira penting sekali,” tegas Wapres.

“Jadi, selain memberi informasi, mengedukasi masyarakat, juga mengonfirmasi terhadap berita-berita yang tidak benar, terutama di medsos,” imbuhnya.

Mendampingi Wapres dalam keterangan pers ini, Gubernur Bali I Wayan Koster, Direktur Utama Lembaga Penyiaran Publik Televisi Republik Indonesia (LPP TVRI) Iman Brotoseno, dan CEO Asia-Pacific Institute for Broadcsating Development (AIBD) Philomena Gnanapragasam.(Setwapres/gus)

24
May

 

 

VOInews, Jakarta: Anggota DPR RI Christina Aryani mendorong produk olahan tempe dari para perajin untuk dipasarkan di luar negeri. Hal itu disampaikan saat menyambangi para perajin tahu dan tempe di wilayah Jakarta Pusat, Senin (22/5), guna menampung aspirasi para perajin tahu dan tempe mengenai fluktuasi harga kedelai.

“Sekarang banyak Pekerja Migran kita menekuni sektor UMKM memasarkan hasil olahan kuliner di luar negeri. Dan saya dorong para perajin tahu dan tempe di Jakarta agar bisa menjangkau pasar luar negeri. Saya siap fasilitasi,” ungkap Christina dalam keterangannya, Selasa (23/5).

Ia misalnya menyebut salah satu produk olahan pangan yaitu kerupuk dan keripik tempe bisa dikirim ke pasar luar negeri untuk dijual. Selain itu ia juga mendorong produk olahan tempe dan tahu untuk merambah pasar digital. 

“Tentu dengan kemasan menarik, apa yang dihasilkan para perajin selain menjual tempe dan tahu segar setiap harinya perlu disiapkan produk olahan yang bagus dengan kemasan menarik, agar siap bersaing melalui pemasaran online,” katanya.

Christina yang selama ini banyak membangun jaringan dengan Pekerja Migran Indonesia di berbagai negara meyakini bahwa produk olahan tempe dan tahu sanggup bersaing dengan produk olahan lain untuk dijual di luar negeri. 

“Saya optimis dengan kemudahan pengiriman sekarang ini dari Jakarta ke berbagai tempat di luar negeri maka produk olahan tempe dan tahu perajin kita akan makin luas pasarnya, produktivitasnya makin besar dan tentu menjadi harapan agar perajin tahu dan tempe kita bisa sejahtera,” pungkas Christina.