Presiden RI Joko Widodo bertemu Presiden Sri Lanka Maithripala Sirisena mengawali rangkaian kunjungannya ke lima Negara di Asia Selatan. Dalam pertemuan di Kolombo, Rabu (24/1) waktu setempat tersebut, kedua kepala Negara memfokuskan perbincangan terkait upaya penguatan kerja sama ekonomi kedua Negara khususnya di bidang perdagangan. Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Retno Marsudi, Rabu menyatakan, kedua kepala Negara membahas pentingnya membentuk perjanjian perdagangan bebas. Selain itu, kedua kepala Negara juga sepakat untuk membentuk kelompok kerja yang nantinya akan mengawasi pelaksanaan kerja sama perdagangan Indonesia dan Sri Lanka, terutama di bidang kerja sama perdagangan dan investasi.
" Kunjungan Presiden Republik Indonesia kali ini fokus kerja samanya adalah kerja sama di bidang ekonomi, khususnya di bidang perdagangan. Kedua belah pihak tadi, kedua Presiden membahas mengenai pentingnya bagi Indonesia dan Sri Lanka untuk mulai membahas Free Trade Agreement antara Indonesia dengan Sri Lanka. Kedua Presiden juga sepakat akan membentuk Kelompok Kerja untuk perdagangan dan investasi. Yang akan mensupervisi pelaksanaan kerja sama perdagangan dan investasi, dan sekaligus menyelesaikan jika terdapat masalah yang terkait dengan perdagangan dan investasi. "
Lebih lanjut Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyebutkan, dalam pertemuan kedua kepala Negara, Presiden Joko Widodo menyampaikan usulan terkait pengembangan kerja sama bidang perkereta-apian. Presiden Joko Widodo berharap akan ada tindak lanjut dari pertemuan pihak PT Industri Kereta Api Indonesia dengan pihak Sri Lanka terkait ekspor gerbong dari Indonesia ke Sri Lanka. (Ndy)
Presiden Joko Widodo membuka Rapat Pimpinan Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Republik Indonesia, Selasa (23/1) di Aula Gedung Gatot Subroto, markas besar TNI Cilangkap, Jakarta Timur. Dalam sambutannya, Presiden menggaris bawahi telah meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap penyelenggaraan pesta demokrasi yang aman dan damai, baik di tingkat pusat maupun daerah.
Hal ini, menurut Presiden menunjukkan telah meningkatnya kesadaran dan kedewasaan masyarakat dalam berpolitik, sekaligus menunjukkan kinerja positif TNI dan Polri dalam mengamankan penyelenggaraan pemilihan umum, baik kepala daerah maupun Presiden, Wakil Presiden dan Legislatif.
Meskipun demikian Presiden mengingatkan seluruh jajaran TNI dan Polri untuk tetap mengajak seluruh masyarakat untuk meningkatkan kedewasaan dalam berpolitik. Hal ini dimaksudkan untuk dapat memastikan seluruh penyelenggaraan pesta demokrasi di Indonesia dapat berjalan dengan aman dan damai.
Insert : Namun demikian kita tidak boleh terlena. Kita harus terus mengajak seluruh komponen bangsa untuk terus meningkatkan kedewasaan kita dalam berdemokrasi. Untuk terus selalu menjaga persaudaraan, keamanan, dan ketertiban kita. Dan selalu waspada terhadap dinamika yang ingin mengganggu Pancasila, NKRI, UUD 1945, dan Bhinneka Tunggal Ika.
Rapat Pimpinan TNI-Polri bertemakan "Dilandasi dengan Sinergi, Soliditas dan Profesionalitas, TNI-Polri Siap Mengamankan Pilkada Serentak 2018 dan Tahapan Pemilu 2019, dalam Rangka Menjamin Kelangsungan Pembangunan Nasional". Rapat tersebut dihadiri oleh 359 orang Pejabat Tinggi yang terdiri dari 180 orang Pejabat Tinggi TNI dan 179 orang Pejabat Tinggi Polri.
Dalam kesempatan tersebut Presiden didampingi Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Kepala Staf Presiden Moeldoko, serta Jaksa Agung HM Prasetyo. (Ndy)
Jakarta (VOI NEWS) - Menteri Pertahanan Amerika Serikat James Mattis bertemu Presiden Joko Widodo, Selasa di Istana Merdeka, Jakarta. Dalam pertemuan tersebut, Mattis yang didampingi Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia Joseph R. Donovan disambut oleh Presiden yang didampingi Menteri Sekretaris Negara Pratikno dan Wakil Menteri Luar Negeri Indonesia AM Fachir. Usai bertemu Presiden, Mattis menyampaikan dirinya bersama Presiden Joko Widodo mendiskusikan berbagai hal terkait kemitraan Indonesia dan Amerika Serikat. (ndy)
Pembangunan infrastruktur merupakan kebutuhan yang sangat mendasar untuk dapat bersaing dengan negara lain. Apalagi stok infrastruktur di tanah air masih jauh tertinggal dibandingkan negara lain, baik ruas jalan, pelabuhan, bandara dan pembangkit listrik. Pernyataan ini disampaikan Presiden Joko Widodo ketika meresmikan Jalan Tol Bakauheni-Terbanggi Besar segmen Pelabuhan Bakauheni - Simpang Susun Bakauheni (8,9 kilometer) dan segmen Simpang Susun Lematang - Simpang Susun Kotabaru (5,5 kilometer) di Bakauheni, Kabupaten Lampung Selatan, Minggu 21 Januari 2019.
Oleh karena itulah, Presiden selalu memberi target pada penyelesaian proyek infrastruktur, seperti jalan tol Bakauheni - Terbanggi Besar. "Saya ingin mendorong agar dari Bakauheni sampai Palembang bisa diselesaikan sebelum Asian Games berjalan," ucap Presiden.
Jalan tol adalah contoh dari infrastruktur yang dapat meningkatkan daya saing suatu produk karena mempercepat proses pengiriman barang. Seandainya tidak ada jalan tol atau infrastruktur yang mendukung, bagaimana sebuah produk bisa diangkut dari satu tempat ke tempat lain.
Mengenai pembangunan jalan tol Bakauheni - Terbanggi Besar yang berjarak 140,9 kilometer dan merupakan jalan tol pertama di Provinsi Lampung, Presiden optimis jalan tol tersebut akan tuntas pada bulan Juni 2018, meski masih ada persoalan seperti pembebasan lahan.
Dalam kesempatan tersebut, Presiden memberikan apresiasi kepada pemerintah pusat dan daerah, serta BUMN yang telah bersinergi membangun jalan tol.
Presiden juga mengingatkan bahwa pekerjaaan pembangunan jalan tol ini belum selesai dan masih banyak bagian yang perlu disambungkan, dan harus terus dibangun.
Jalan Tol Bakauheni - Terbanggi Besar merupakan salah satu dari proyek strategis nasional yang dimulai tiga tahun yang lalu dan merupakan bagian dari Jalan Tol Trans Sumatra yang dibangun dengan biaya sebesar Rp16,8 Triliun. "Satu demi satu kita selesaikan, tapi sebagian besar masih dalam proses kontruksi. Oleh sebab itu, ruas ini selesai langsung saya resmikan untuk memacu agar ruas yang lain juga segera dirampungkan," tutur Presiden kepada wartawan.
Setelah peresmian, Presiden menjajal jalan tol tersebut dengan menggunakan sebuah truk berwarna putih.
Turut hadir mendampingi Presiden, Menteri PU dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri BUMN Rini Soemarno, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko dan Gubernur Lampung Ridho Ficardo.///
Peringatan 60 Tahun Hubungan Diplomatik Indonesia-Jepang yang dihadiri oleh Utusan Khusus Perdana Menteri Jepang Toshihiro Nikai, Wakil Presiden Indonesia Jusuf Kalla, Duta Besar Jepang untuk Indonesia dan beberapa Menteri Kabinet Indonesia diadakan di Bali Room, Kempinski Hotel, Jakarta, 20 Januari, 2018. Peringatan tersebut diawali dengan pertunjukan Drum Tradisional Jepang dan Pertunjukan Tari Tradisional Indonesia dari Jawa Barat.
Pembukaan peringatan 60 tahun Hubungan Diplomatik Indonesia-Jepang juga ditandai dengan pemukulan drum Jepang dan peluncuran prangko khusus 60 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Jepang yang dibuat oleh Krisna Setiawiratama, seorang pelajar SMA Indonesia di Jawa Timur. (AHM)
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi akan mendampingi Presiden Joko Widodo berkunjung ke lima negara di Asia Selatan yaitu Srilanka, India, Pakistan , Bangladesh dan Afghanistan pada 24 hingga 29 Januari. Di 4 negara tersebut Presiden akan melakukan kunjungan kenegaraan dan ke india adalah kunjungan kerja. Tema kunjungan kali ini opening the opportunities. Fokus utama dari kunjungan ini adalah peningkatan kerjasama ekonomi.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Arrmanatha Nasir mengatakan, "jumlah penduduk 4 negara tersebut (India,Srilanka, Pakistan dan Bangladesh) sangat besar sekali , lebih dari 1 milyar penduduk. Negara- negara tersebut merupakan pasar non tradisional Indonesia. Walaupun sudah baik namun banyak kerjasama yang akan dikembangkan".
Pada Press Briefing yang digelar Jum'at 19 Januari Ia menjelaskan, selain memperkuat kerjasama ekonomi, kunjungan ini juga mengangkat diplomasi kemanusiaan Indonesia. Kunjungan ini juga menjadi bagian dari visi Indonesia utk kembangkan kawasan Indo Pasifik yang stabil dan sejahtera.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Asia Selatan dan Tengah Kemlu RI Ferdy Piay mengatakan, di India Presiden Joko Widodo akan menghadiri peringatan 25 tahun India-ASEAN dan menghadiri India Republic Day. Pada Republik Day, 10 kepala negara ASEAN diundang sebagai guest of honour.///SEKAR/AHM
VOI BERITA Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi dalam pidato Pernyataan Pers Tahunan Menlu 2018 di kantor Kemlu, Jakarta (9/1/2018) menyatakan bahwa situasi dunia tahun 2018 diwarnai optimisme pertumbuhan ekonomi dunia.
Di samping itu, dunia juga perlu menyikapi berbagai tantangan utama yaitu instabilitas politik dan keamanan di tingkat global, potensi proxy conflict di berbagai belahan dunia, dan beberapa negara yang menarik diri dari komitmen internasional yang menyisakan tanda tanya besar.
Oleh karenanya, Menlu Retno menekankan perlunya kemitraan untuk menghormati hukum internasional dan mengembangkan multilateralisme.
“Semangat co-opetition, co-operative competition, semangat bekerja sama di tengah dunia yang penuh persaingan guna mencapai hasil optimum perlu terus didorong," tegasnya.
Di kawasan, Menlu Retno memandang perlunya membangun arsitektur kawasan. Indonesia ingin agar ekosistem perdamaian, stabilitas dan kesejahteraan bukan saja terbangun di ASEAN, tetapi juga di Lingkar Samudra Hindia dan Samudra Pasifik, yaitu Lingkar Indo-Pasifik.
Indonesia akan bekerja bersama negara di kawasan, termasuk melalui sentralitas ASEAN, membangun payung kerja sama Indo-Pasifik. Hal ini penting untuk memupuk rasa saling percaya (confidence-building), kerja sama saling menguntungkan dan menumbuh kembangkan habit of dialogue dalam arsitektur kerja sama di kawasan.
Fokus Politik Diplomasi Tahun 2018
Oleh karena itu, memanfaatkan peluang dan menghadapi tantangan di tahun 2018 tersebut, Menlu Retno telah menetapkan beberapa langkah dan fokus politik luar negeri Indonesia.
Pertama, memperkuat persatuan dan sentralitas ASEAN. “Indonesia akan mendukung sepenuhnya keketuaan Singapura dalam ASEAN," tegas Menlu.
Kedua, Indonesia akan meningkatkan diplomasi perdamaian dan kemanusiaan bagi dunia yang lebih damai dan stabil.
Ketiga, Indonesia akan memastikan kesuksesan beberapa perhelatan penting tahun 2018, yaitu Asian Games (Jakarta dan Palembang, Agustus - 2 September 2018); Our Ocean Conference (Bali, 29-30 Oktober 2018); Pertemuan Tahunan International Monetary Fund and World Bank Group (IMF-WB) (Bali, 8-14 Oktober 2018) dan Pertemuan World Conference on Creative Economy 2018 (Bali, 5-7 Mei 2018).
Sebagai koordinator MIKTA (Mexico, Indonesia, Korea, Turkey, Australia) pada 2018, Indonesia akan terus mendorong ekonomi kreatif sebagai pilar pertumbuhan ekonomi global dan untuk berkontribusi bagi perdamaian dunia.
Untuk pertama kalinya, Indonesia juga akan menyelenggarakan Indonesia-Africa Forum, April 2018.
Keempat, Indonesia akan mengintensifkan kampanye pencalonan sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB untuk periode 2019-2020.
Kelima, pemagaran batas wilayah dan kedaulatan terus dilakukan, antara lain melalui intensifikasi negosiasi penyelesaian batas negara.
Keenam, untuk meningkatkan perlindungan “beyond protection", Kemlu akan menyelesaikan dan meluncurkan safe travel sebagai salah satu alat untuk meningkatkan perlindungan terhadap WNI yang bepergian ke luar negeri.
Ketujuh, guna memanfaatkan peluang pemulihan ekonomi global, intensifikasi perundingan kerjasama perdagangan dan ekonomi baik berupa CEPA, FTA maupun PTA.
Kedelapan, diplomasi Indonesia akan diperkuat untuk memerangi kejahatan lintas batas, termasuk perdagangan manusia, IUU Fishing, kejahatan obat-obatan terlarang dan memerangi radikalisme dan terorisme.
Menutup pidatonya, Menlu Retno menegaskan komitmen bahwa untuk melaksanakan politik luar negeri tersebut, segenap jajaran Kementerian Luar Negeri di tahun 2018 akan tetap fokus, bekerja keras dan bekerja tuntas. Kemlu
VOI BERITA Menteri Luar Negeri (Menlu) Indonesia Retno LP Marsudi menyoroti pentingnya penguatan kerja sama maritim Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara (ASEAN)-India untuk menjaga keamanan kawasan.
"Kerja sama untuk menjaga stabilitas, keamanan dan keselamatan yang mendorong manfaat ekonomi yang berkelanjutan dan kerja sama di bidang pembangunan infrastruktur dan konektivitas maritim sangatlah penting," katanya saat memberikan kata sambutan dalam Pertemuan ke-5 Jaringan Lembaga Pemikir ASEAN-India di Jakarta, Sabtu.
Terkait keamanan maritim, kerja sama yang lebih kuat diperlukan untuk menghadapi berbagai tantangan seperti penangkapan ikan ilegal, yang tidak diatur dan tidak dilaporkan, penyelundupan manusia, pembajakan, perampokan dan sampah laut.
Selain menekankan pentingnya penguatan kerja sama kemaritiman, Retno juga mengemukakan bahwa kerja sama ekonomi yang erat harus menjadi prioritas bagi ASEAN dan India dan kemitraan kedua pihak harus meningkatkan arsitektur kawasan yang lebih baik.
Dia mengemukakan ASEAN dan India harus bekerja sama untuk memperkuat arsitektur kawasan yang aman, kuat, dan inklusif. Hal itu dilakukan dengan semangat kerja sama dan kemitraan serta mengutamakan hukum internasional.
"ASEAN dan India harus bekerja bersama untuk meningkatkan dan menghubungkan arsitektur kawasan di Samudra Hindia dan Pasifik," tuturnya.
Menurutnya, ASEAN di lebih dari 50 tahun keberadaannya telah mampu menciptakan ekosistem perdamaian dan stabilitas di Asia Tenggara melalui kebiasaan dialog dan kerja sama termasuk dengan mitra dialognya.
Oleh karena itu, dia mengatakan kemitraan ASEAN-India harus memelihara ekosistem perdamaian dan stabilitas di wilayah samudra Hindia dan Pasifik.
"Ekosistem semacam itu tidak boleh dianggap biasa, namun harus terus dipelihara," ujarnya.
Dia menuturkan sejak didirikan pada 1992 hubungan ASEAN-India telah meningkat secara signifikan di bidang politik, keamanan, ekonomi dan sosial budaya. Namun, ASEAN dan India harus terus berkolaborasi dan memainkan peran konstruktif dalam menangani isu-isu regional dan internasional.
Untuk itu, dia mengatakan Pertemuan Ke-5 Jaringan Lembaga Pemikir ASEAN-India adalah forum strategis untuk membahas cara dan sarana untuk memajukan hubungan ASEAN-India dengan memberikan perspektif penting mengenai masa depan hubungan ASEAN-India dan mengidentifikasi opsi-opsi kebijakan.
"Saya berharap bisa menerima kesimpulan rekomendasi dari pertemuan ini," tuturnya. Ant