Akbar

Akbar

13
September

(voinews.id)Pertempuran kembali terjadi antara pasukan Azerbaijan dan Armenia, demikian dilaporkan sejumlah kantor berita Rusia pada Selasa dini hari. Bentrokan antara kedua negara itu terjadi di tengah permusuhan yang sudah berjalan selama bertahun-tahun terkait wilayah sengketa Nagorno-Karabakh.

Azerbaijan, yang pada 2020 merebut kembali kendali wilayah itu setelah konflik selama enam pekan, mengatakan sejumlah personel pasukannya jadi korban. Armenia, sementara itu, tidak menyebut ada korban di pihaknya tetapi mengatakan pertempuran berlangsung sepanjang malam.

Kedua negara saling menyalahkan soal pihak yang memicu bentrokan. "Beberapa lokasi, tempat penampungan, dan titik yang diperkuat angkatan bersenjata Azerbaijan ... dihujani tembakan dengan berbagai senjata, termasuk mortir, oleh unit-unit tentara Armenia," kata Departemen Pertahanan Azerbaijan, seperti dikutip kantor-kantor berita Rusia.

"Akibatnya, sejumlah personel jadi korban dan infrastruktur militer rusak," kata Dephan. Pernyataan dari Azerbaijian itu menyebutkan bahwa pasukan Armenia melakukan pemata-mataan di perbatasannya, menempatkan persenjataan di kawasan itu, serta pada Senin (12/9) malam melakukan operasi ranjau.

Azerbaijan mengatakan aksi-aksi tersebut dilakukan dalam jarak sangat dekat untuk "menjadikan militer sebagai target".

Dephan Armenia mengeluarkan pernyataan yang menyebutkan bahwa adu tembak antara kedua pasukan terus berlangsung secara sengit.

"Mulai terjadi akibat provokasi skala besar yang dilakukan pihak Azerbaijan. Angkatan bersenjata Armenia telah meluncurkan tanggapan yang seimbang.

" Konflik antara Azerbaijan dan Armenia mulai muncul pada akhir 1980-an ketika kedua negara itu masih berada di bawah kekuasaan Soviet, serta ketika pasukan Armenia merebut banyak daerah dekat Nagorno-Karabakh. Nagorno-Karabakh sudah sekian lama diakui secara internasional sebagai wilayah milik Azerbaijan, namun sebagian besar penduduknya merupakan orang Armenia.

Azerbaijan merebut kembali daerah-daerah itu selama peperangan pada 2020. Perang 2020 berakhir dengan gencatan senjata yang diperantarai Rusia, para warga juga kembali ke rumah yang sempat mereka tinggalkan. Sejak itu, para pemimpin kedua negara telah melakukan pertemuan beberapa kali dalam upaya membuat perjanjian perdamaian abadi.

 

Sumber: Reuters

13
September

(voinews.id)Presiden Indonesia Joko Widodo sedang mempertimbangkan untuk bergabung dengan India dan China dalam membeli minyak Rusia untuk mengimbangi meningkatnya tekanan dari kenaikan biaya energi, Financial Times melaporkan pada Senin.

"Semua opsi selalu kami pantau. Jika ada negara (dan) mereka memberikan harga yang lebih baik, tentu saja," kata Widodo dalam wawancara dengan Financial Times, ketika ditanya apakah Indonesia akan membeli minyak dari Rusia.

Awal bulan ini, Jokowi menaikkan harga bahan bakar bersubsidi sebesar 30 persen dan mengatakan bahwa kenaikan harga adalah "opsi terakhirnya" karena tekanan fiskal, yang memicu protes di seluruh negara berpenduduk 270 juta orang.

Setiap langkah untuk membeli minyak mentah Rusia dengan harga di atas batas yang disepakati oleh negara-negara G7 dapat membuat Indonesia terkena sanksi AS.

Pada Agustus, Menteri Pariwisata Sandiaga Uno mengatakan bahwa Indonesia telah ditawari minyak mentah Rusia dengan diskon 30 persen. Menyusul itu, perusahaan minyak milik negara, Pertamina mengatakan sedang mengkaji risiko membeli minyak Rusia.

Ekonomi terbesar di Asia Tenggara, Indonesia mencatat tingkat inflasi tahunan sebesar 4,69 persen pada Agustus, di atas kisaran target bank sentral sebesar 2-4 persen untuk bulan ketiga berturut-turut, karena harga pangan yang tinggi.

 

antara

12
September

 

(voinews.id)Perum Perhutani berkomitmen mewujudkan program pemerintah terkait swasembada gula nasional melalui pemanfaatan hutan yang dikelola oleh perseroan untuk menjadi kebun tanaman tebu.

Direktur Operasi Perhutani Natalas Anis Harjanto dalam keterangan di Jakarta, Senin, mengatakan pihaknya telah melakukan panen tebu perdana pada lahan seluas 387 hektare dengan potensi tebu giling 30.000 ton di Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Jombang, Jawa Timur.

"Panen tebu perdana menuju swasembada gula pada 2025 ini nantinya secara bertahap ada lahan seluas 18.256 hektare kawasan hutan yang akan dimanfaatkan untuk pengembangan tanaman tebu secara mandiri hingga tahun 2024,” kata Natalas.

Selain melakukan pemanenan tebu di KPH Jombang, Perhutani dalam waktu dekat juga akan melakukan panen tebu pada lahan seluas 187 hektare dengan potensi produksi tebu giling 15.000 ton di KPH Ngawi. Pemerintah Indonesia telah mencanangkan program swasembada gula konsumsi pada tahun 2025 dan swasembada gula industri pada tahun 2030.

Menghadapi hal tersebut, Perhutani siap menjalin kolaborasi dengan PTPN dan RNI untuk mewujudkan program swasembada gula nasional. Natalas menjelaskan pengembangan agroforestry tebu mandiri merupakan hal baru bagi Perhutani.

Program itu menjadi sebuah inovasi dalam peningkatan produktivitas kawasan hutan dan menambah pendapatan.

“Panen tebu ini menjadi awal menuju swasembada gula dan ketahanan pangan," ujar Natalas. Pada 2021, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) telah menyetujui pengesahan kawasan hutan seluas 8.000 hektare untuk dimanfaatkan sebagai lahan tebu.

Selanjutnya, secara bertahap ada lahan seluas 18.256 hektare kawasan hutan yang akan dimanfaatkan untuk pengembangan tanaman tebu secara mandiri hingga tahun 2024. Tahun ini, luas pengembangan agroforestry tebu mandiri terus berlanjut dengan luas mencapai 1.758 hektare di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur.

“Sebagai bentuk kolaborasi bersama mitra BUMN yang kompeten dalam budidaya tebu dan industri gula, Perhutani menjalin sinergi bersama PTPN X, PTPN XI dan RNI termasuk melibatkan pabrik-pabrik gula dalam binaan PTPN dan RNI,” jelas Natalas.

Sementara itu, Asisten Deputi Bidang Industri Perkebunan dan Kehutanan Kementerian BUMN Rachman Ferry Isfianto mengatakan pengembangan perkebunan tebu yang dilakukan oleh Perhutani dapat mewujudkan program swasembada gula nasional tersebut.

"Indonesia bisa menjadi eksportir gula dengan memanfaatkan hutan yang kurang produktif menjadi hutan produktif di wilayah kerja Perhutani," kata Rachman.

 

antara

12
September

 

(voinews.id)Cakra Khan, Anneth Delliecia, Ziva Magnolya, Nabilla Gomes, hingga Lenong Betawi memeriahkan Konser Budaya Kebhinekaan dalam rangka Hari Ulang Tahun (HUT) Radio Republik Indonesia (RRI) ke-77. "Hari Ulang Tahun ke-77 ini kita mulai dengan acara tabur bunga di Taman Pahlawan beberapa hari yang lalu, kemudian kita juga ada renungan, penyalaan obor, dan malam ini itu seperti kita melakukan recharge baterai.

Kalau kita RRI itu harus memerankan diri sebagai obor, ini ibaratnya bahan bakarnya," kata Direktur Utama Lembaga Penyiaran Publik (LPP) RRI I. Hendrasmo di sela-sela acara, Minggu (11/9) malam. Pada Konser Budaya Kebhinekaan, Cakra Khan membuka sukses membuka acara dengan membawakan lagu miliknya berjudul "Kepada Hati", kemudian dilanjutkan penampilan dari Anneth Delliecia dengan lagu "Warna Favorit".

Selanjutnya, ada penampilan Lenong Betawi bersama Nabilla Gomes yang menyanyikan beberapa lagu daerah termasuk "Kicir-kicir" dan "Rasa Sayange", diikuti oleh Ziva Magnolya dengan lagu "Peri Cintaku".

Acara kembali dilanjutkan oleh penampilan Cakra Khan, Anneth Delliecia, dan Ziva Magnolya yang membawakan beberapa lagu lain dan berhasil mengajak penonton ikut bernyanyi.

Selain penampilan-penampilan tersebut, pada Konser Budaya Kebhinekaan juga mengumumkan pemenang lomba vlog yang diikuti oleh masyarakat umum dari berbagai kalangan, dan kompetisi Swara Kencana yang pesertanya merupakan seluruh radio RRI dan radio swasta di Indonesia.

Juara ketiga lomba vlog dimenangkan oleh Ahmad Zulfikar Septian, juara kedua oleh Herta Alka Mahira, dan juara pertama dimenangkan oleh Farah Febrina.

Pemenang mendapatkan hadiah uang tunai masing-masing Rp5 juta, Rp7,5 juta, dan Rp10 juta. Untuk kompetisi Swara Kencana, terdapat lima kategori yakni Iklan Layanan Masyarakat (ILM), Filler, Sandiwara Radio, News Feature, dan Video Dokumenter Budaya.

Pemenang kategori ILM diraih oleh RRI SP Sanggau dengan judul "Jangan Pegang, Jangan Sentuh", kategori Filler oleh RRI Singaraja dengan judul "Megoak-goakan", kategori Sandiwara Radio oleh RRI Yogyakarta dengan judul "Cahaya Hati", kategori News Feature oleh RRI Purwokerto dengan judul "Diengku Sayang, Serayuku Malang", sedangkan pemenang kategori Video Dokumenter Budaya diraih oleh RRI Banjarmasin dengan judul "Mesiwah Pare Gumboh" Hendrasmo berharap, RRI ke depannya akan terus mengikuti dinamika kebutuhan masyarakat dan selalu mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi agar bisa terus eksis sesuai dengan slogan "Sekali di Udara, Tetap di Udara", dengan mengedepankan Tri Prasetya.

"Harapannya tentu saja kita akan senantiasa mengikuti dinamika masyarakat, dinamika perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, karena itu adalah sumbernya. Kita menghadapi disrupsi dan kita punya tuntunan Tri Prasetya yang memberikan energi kita dalam menghadapi disrupsi," ujar Hendrasmo.

 

antara