Akbar

Akbar

12
September

 

(voinews.id)-Sebuah area di Swis utara dekat perbatasan dengan Jerman akan diusulkan menjadi lokasi pembuangan limbah nuklir bawah tanah pada 2045 mendatang, menurut Kantor Federal Energi (BFE) Swiss.

Tempat yang disebut penyimpanan geologi untuk bekas bahan bakar nuklir serta limbah radioaktif lainnya belum disetujui pemerintah dan parlemen. 

Proses persetujuan itu akan memakan waktu bertahun-tahun.

Perusahaan di balik proyek tersebut, National Cooperative for the Disposal of Radioactive Waste (Nagra), berencana mengajukan area Laegern utara, di utara Zurich, dan dekat perbatasan dengan Jerman, kata juru bicara BFE Marianne Zuend. 

Nagra didirikan oleh para operator pembangkit listrik tenaga nuklir dan pemerintah,

Konferensi pers mengenai lokasi yang dimaksud akan digelar pada Senin (12/9), katanya.

"Ini hanya pengumuman tempat proyek (Nagra) akan dibangun," kata Zuend, sambil menambahkan bahwa BFE mengawasi proses tersebut.

"Semua perincian soal itu akan dijelaskan sekarang oleh Nagra untuk dimasukkan ke dalam permintaan resmi yang akan mereka ajukan sekitar dua tahun kepada otoritas."

Sumber: Reuters

12
September


(voinews.id)Inggris pada Minggu membantah pernyataan Presiden Rusia Vladimir Putin bahwa hanya sedikit biji-bijian Ukraina, yang diekspor berdasarkan kesepakatan internasional, sampai di negara-negara miskin.

Tanpa mengutip sumber, Putin pada Rabu (7/9) mengatakan bahwa hanya dua dari 87 kapal pembawa 60.000 ton biji-bijian yang tiba di negara-negara miskin.

Kesepakatan yang diperantarai Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Turki itu mengizinkan biji-bijian diekspor dari pelabuhan-pelabuhan Ukraina di Laut Hitam dan telah dilaksanakan sejak Agustus.

Kementerian Pertahanan Inggris, dengan mengutip data PBB, mengatakan bahwa sekitar 30 persen biji-bijian yang diekspor berdasarkan kesepakatan tersebut telah tiba di negara-negara berpendapatan rendah dan menengah di Afrika, Timur Tengah, dan Asia.

Kemenhan Inggris, melalui Twitter, menuding Rusia sedang melakukan strategi misinformasi secara sengaja dalam upaya menyangkal kesalahan atas masalah kerawanan pangan, mendiskreditkan Ukraina, dan meminimalkan penentangan terhadap invasinya. 


Sumber: Reuters

12
September

(voinews.id)Pengoperasian pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Zaporizhzhia di Ukraina, yang dikuasai pasukan Rusia, dihentikan secara penuh sebagai tindakan keselamatan, kata perusahaan negara Energoatom, Minggu.

PLTN tersebut "benar-benar berhenti" setelah koneksi di unit pembangkit nomor 6 diputus dari jaringan listrik utama pada pukul 03.41 waktu setempat (07.41 WIB), kata Energoatom dalam pernyataannya.

Persiapan pendinginan sedang dilakukan, menurut pernyataan itu.


Pemerintah meminta penduduk di sekitar PLTN terbesar di Eropa itu untuk mengungsi ke tempat yang lebih aman.

Rusia dan Ukraina saling menyalahkan atas penembakan roket di sekitar pembangkit tersebut, yang memicu kekhawatiran pada bencana nuklir.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy telah menyerukan agar kawasan di sekitar PLTN itu dibebaskan dari keberadaan militer (demiliterisasi).

Energoatom pada Sabtu (10/9) mengatakan pihaknya memulihkan kapasitas operasional jalur komunikasi ke sistem listrik, yang disebut mengalami kerusakan akibat serangan roket Rusia.

Pemulihan itu memungkinkan PLTN tersebut mendapat setrum dari jaringan listrik Ukraina.

"Oleh karena itu, keputusan diambil untuk mematikan unit pembangkit No. 6 dan memindahkannya ke status paling aman: mati dalam keadaan dingin," kata Energoatom.

Perusahaan itu mengatakan risiko kerusakan lebih lanjut di jaringan tersebut "tetap tinggi", yang akan membuat PLTN terpaksa "ditenagai oleh generator diesel, yang durasinya dibatasi oleh sumber daya teknologi dan ketersediaan solar."

Sumber: Reuters

12
September

(voinews.id)Sejumlah negara Asia berniat melakukan penanaman modal ke Provinsi Kalimantan Timur dalam rangka ikut terlibat dalam pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) maupun mengembangkan sejumlah wilayah Kaltim sebagai daerah penyangga Ibu Kota baru tersebut.

Gubernur Kaltim Isran Noor mengatakan Negara Asia yang telah berminat menjalin kerjasama diantaranya Jepang, China, Malaysia, Australia, Hongkong dan Korea Selatan.

"Negara-negara Benua Asia tersebut telah melakukan penjajakan kerja sama berbagai bidang di Kaltim. Mulai pertanian, peternakan, perkebunan, perikanan, pariwisata, pendidikan, kesehatan, transportasi maupun bidang pengembangan teknologi lainnya, bukan saja untuk pembangunan fasilitas IKN, tetapi juga untuk daerah penyangga IKN," kata Isran Noor di Samarinda, Minggu.

Menurut Isran Kaltim memiliki berbagai potensi sumber daya alam yang menjadi daya tarik tersendiri bagi investor dari luar negeri untuk menanamkan modalnya dalam berbagai bidang pembangunan. Apalagi Provinsi Kaltim telah ditetapkan menjadi Ibu Kota Nusantara (IKN).

Isran mengatakan penjajakan kerja sama dari beberapa negara tersebut telah diterima Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) maupun langsung ke Pemprov Kaltim melalui Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Kaltim.

“Berdasarkan data dan informasi dari BKPM memang sudah ada beberapa negara yang melakukan penjajakan investasi di berbagai bidang di Kaltim dan khususnya untuk pembangunan di kawasan IKN,” kata Isran Noor.

Isran menambahkan potensi dan peluang di Kaltim, terus dipromosikan ke luar daerah bahkan luar negeri melalui sejumlah pameran.

Dengan adanya promosi tersebut, potensi yang dimiliki Kaltim bisa menarik investor untuk berinvestasi khususnya di IKN maupun investasi pada daerah penyangga IKN.

“Kita selalu terbuka, kepada siapa saja dari yang ingin berinvestasi di Kaltim maupun untuk pembangunan IKN termasuk investasi berbagai sektor pada daerah penyangga IKN,” jelasnya.

Isran Noor menjelaskan bahwa pembangunan IKN di Provinsi Kaltim tepatnya di wilayah Kecamatan Sepaku Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) dengan sustainable green citysmart city dengan tujuan membangun sebuah kota yang tetap berwawasan, tetap berlatar belakang dan menjaga lingkungan, sehingga pembangunan IKN menarik dunia internasional.

"Pembangunan IKN tetap menjaga lingkungan dengan green city, sehingga keberadaan IKN bukan saja kepentingan Indonesia, tetapi juga milik bangsa-bangsa dunia.Pembangunan IKN tersebut akan menjadi peluang para investor untuk berinvestasi dari berbagai negara," kata Isran Noor.

 

antara