Akbar

Akbar

12
September

 

(voinews.id)residen Rusia Vladimir Putin dan Presiden Prancis Emmanuel Macron saling tuding soal penyebab risiko keamanan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Zaporizhzhia di Ukraina. Saat kedua pemimpin itu berbicara pada Minggu (11/9), Putin menyalahkan pasukan Ukraina sementara Macron menuding pasukan Rusia sebagai biang keladi.

Kondisi Zaphorizhzhia, PLTN terbesar di Eropa, terus mengundang kekhawatiran dunia. Rusia dan Ukraina saling menuduh sebagai pelaku serangan di sekitar PLTN Zaphorizhzhia hingga menimbulkan risiko bencana radiasi.

Dari pernyataan terpisah yang dikeluarkan kantor kepresidenan Rusia serta Prancis, terlihat ada kesulitan dalam menemukan kesepakatan untuk menjamin keamanan PLTN itu.

"Rusia meminta perhatian pada serangan berkala yang dilakukan Ukraina ke berbagai fasilitas pembangkit tersebut, termasuk penyimpanan limbah radioaktif, yang bisa mengakibatkan bencana," demikian bunyi pernyataan yang diterbitkan di situs Kremlin, kantor presiden Rusia.

Kremlin menyerukan agar penanganan masalah tersebut tidak dipolitisasi, dan agar Badan Energi Atom Internasional (IAEA) dilibatkan.

Sementara itu dalam pernyataannya, kantor presiden Prancis mengatakan pendudukan PLTN tersebut oleh pasukan Rusia bisa menimbulkan risiko.

"Beliau (Macron) meminta pasukan Rusia menarik persenjataan berat dan ringan dari situ (Zaphorizhzhia) dan agar rekomendasi yang dikeluarkan IAEA ditindaklanjuti untuk memastikan keamanan di lokasi tersebut," kata kantor presiden Prancis, Istana Elysee.

IAEA sendiri sudah menyatakan permintaan agar zona aman dibentuk di sekitar PLTN itu. Pada Minggu, IAEA mengatakan saluran listrik cadangan ke PLTN itu sudah dipulihkan dengan mengalirkan listrik eksternal untuk mendinginkan reaktor agar terhindar dari krisis.

Perusahaan negara Ukraina Energoatom sebelumnya mengatakan pihaknya menghentikan operasi di kompleks pembangkit tersebut sebagai tindakan keamanan.

Menurut Istana Elysee, Macron kembali akan melakukan pembicaraan dengan Putin dalam beberapa hari mendatang untuk mengupayakan pencapaian kesepakatan pengamanan PLTN Zaphorizhzhia.

Selain itu, kata Elysee, Presiden Macron akan tetap menjalin kontak dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy "juga dengan direktur jenderal IAEA".

 

Sumber: Reuters

12
September

 

(voinews.id)- Direktur Utama Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia (LPP RRI) I Hendrasmo mengatakan bahwa pihaknya akan terus berupaya meneguhkan marwah untuk senantiasa memberikan edukasi dan memberdayakan masyarakat.

"RRI tetap semangat untuk terus jadi penopang masyarakat, memberikan informasi, edukasi, mencerahkan, mencerdaskan, dan memberdayakan masyarakat. Jadi itulah pada ulang tahun ini, kita meneguhkan marwah yang dengan marwah itu kita bisa punya energi untuk melaksanakan tugas-tugas," kata Hendrasmo usai Konser Budaya Kebhinekaan HUT RRI ke-77 di Jakarta.

Hendrasmo menambahkan, RRI juga akan selalu mengikuti dinamika masyarakat dan perkembangan teknologi yang sangat pesat. Salah satu caranya, adalah dengan mengembangkan platform RRI Play Go sehingga RRI kini bisa memberikan layanan multiplatform.

"Misalnya, ada live radio, lalu juga ada kumpulan lagu yang bisa dinikmati audiens, seperti Spotify konsepnya tapi ini gratis.

Misalnya nanti itu akan ada lagu-lagu daerah dari Sabang sampai Merauke, lagu-lagu mancanegara, lagu Indonesia. Jadi kita sudah punya path untuk pengembangan platform itu," ujar Hendrasmo. "Audiens juga bisa langsung kirim pesan kepada penyiar, jadi ada medsosnya di situ. Inilah cara kami untuk bisa survive.

Walaupun belum optimal, tapi sudah ada wujudnya," lanjutnya. Agar bisa terus mempertahankan visi untuk mengedukasi dan memberdayakan masyarakat di era teknologi digital, Hendrasmo mengatakan RRI terbuka untuk kolaborasi dengan masyarakat dan komunitas.

Saat ini misalnya, menurut Hendrasmo, RRI sedang giat-giatnya untuk mendorong siaran Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

Selain itu, RRI juga menggandeng komunitas seni. "Sudah pasti kami membuka ruang seluas-luasnya bagi masyarakat dan komunitas yang punya kemampuan untuk bisa memberikan konten kepada kami.

Kami ingin mendorong sepenuhnya siaran UMKM dan yang sudah kita lakukan juga dengan komunitas seni. Kami ini radio publik, sehingga kita banyak melakukan fungsi-fungsi termasuk melestarikan budaya," tutur Hendrasmo.

"Jadi kita sangat terbuka sekali dengan komunitas, karena itulah kunci kesuksesan yang sangat kita sadari," sambungnya.

Sebagai informasi, RRI pada Minggu (11/9) baru saja melaksanakan Konser Budaya Kebhinekaan dalam rangka merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-77.

Sebelumnya, sebagai rangkaian dari perayaan HUT ke-77, RRI juga telah melaksanakan tabur bunga di Taman Makam Pahlawan, renungan, hingga penyulutan obor.

Selain itu, terdapat pula lomba vlog yang diikuti oleh masyarakat umum, serta kompetisi Swara Kencana yang pesertanya merupakan seluruh radio RRI dan radio swasta di Indonesia.

 

antara

12
September

(voinews.id)Raja Charles III resmi dinobatkan sebagai penguasa monarki Inggris yang baru pada pertemuan Dewan Aksesi di Istana St James.

Charles naik takhta setelah sang ibunda, Ratu Elizabeth II, wafat pada Kamis (8/9) di usia 96 tahun. Pemimpin monarki Inggris yang baru tersebut diperkenalkan kepada publik dalam upacara penobatan.

Dalam deklarasinya pada upacara penobatan, Raja Charles III (73) mengatakan kepada Dewan Aksesi yang terdiri dari ratusan penasihat politik dan agama senior bahwa dia akan berusaha mengikuti "teladan inspiratif" ibundanya.

"Saya sangat menyadari besarnya warisan serta tugas dan tanggung jawab berat sebagai kepala negara (sovereignty) yang kini dilimpahkan kepada saya," katanya dalam upacara yang disiarkan di televisi untuk pertama kalinya dalam sejarah.

Proklamasi Aksesi kemudian dibacakan dari balkon Istana St James, kediaman kerajaan, dengan diiringi permainan trompet yang meriah dan diikuti oleh tembakan kehormatan. Proklamasi itu juga akan dibacakan di hadapan publik di wilayah-wilayah ibu kota lainnya, yaitu Edinburgh, Cardiff, dan Belfast, serta lokasi-lokasi lainnya.

Dalam pidato pertamanya di hadapan rakyat Inggris dan Persemakmuran pada Jumat (9/9) malam sebagai raja baru, Raja Charles III menganugerahkan gelar Pangeran Wales kepada putra sulungnya, William (40). Sebelumnya, gelar tersebut dipegang Charles selama lebih dari 50 tahun dan merupakan gelar yang ditetapkan oleh undang-undang secara eksklusif untuk pewaris takhta kerajaan Inggris. 

 

antara

12
September

(voinews.id)Pemakaman Ratu Inggris Elizabeth II, yang wafat pekan ini setelah 70 tahun bertakhta, akan digelar pada 19 September pukul 10.00 GMT (17.00 WIB), menurut pihak panitia, Sabtu (10/9).

Peti jenazah Ratu Elizabeth akan dibawa dari Istana Balmoral ke Edinburgh pada Minggu, sebelum diterbangkan ke London pada Selasa (13/9).

Peti tersebut juga akan diperlihatkan bagi publik di Westminster Hall mulai Rabu (14/9) pagi hingga saat upacara pemakaman mulai dilaksanakan. Upacara tersebut akan berlangsung di Westminster Abbey di London.

"Kami akan menjalankan tugas dalam beberapa hari ke depan dengan sangat berat hati, namun juga dengan tekad yang paling kuat untuk memastikan perpisahan yang sesuai bagi salah satu tokoh yang menentukan zaman kita," kata Earl Marshal, Edward Fitzalan-Howard, Duke of Norfolk.

Jasad ratu saat ini terbaring di peti kayu ek yang ditutup dengan standar kerajaan Skotlandia serta dengan karangan bunga yang diletakkan di atasnya di aula Istana Balmoral.

"Ini adalah sebuah suasana penghormatan yang menenangkan," ucap salah satu pejabat senior istana.

Sumber: Reuters