Akbar

Akbar

30
June

(voinews.id)Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Ibu Negara Iriana Jokowi tiba di Moskow, Rusia, pada Kamis, dengan agenda untuk bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin.

Cuaca cerah menyambut kedatangan Presiden Jokowi di Moskow pada Kamis waktu setempat. Pesawat Garuda Indonesia GIA-1 yang membawa Presiden, Ibu Negara dan rombongan mendarat di Bandara Vnukovo II sekitar pukul 11.00.

Setelah pintu pesawat terbuka, Presiden Jokowi dan Ibu Iriana turun dari pesawat dan disambut pejabat Federasi Rusia, antara lain, Kepala Protokol Negara Federasi Rusia Igor Viktorovich Bogdashev dan Wakil Menteri Luar Negeri Federasi Rusia Mikhail Bogdanov.

Selain itu tampak pula Duta Besar RI untuk Rusia Jose Antonio Morato Tavares dan istri, serta Atase Pertahanan Kedutaan Besar RI Moskow Kolonel Budi Susilo dan istri ikut menyambut.

Dari bandara, Presiden Jokowi dan Ibu Iriana beserta rombongan akan menuju hotel tempat transit sebelum menuju Kremlin untuk bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin.

Turut mendampingi Presiden dan Ibu Iriana yaitu Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung.

Sebelum bertolak ke Moskow, Jokowi telah bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy di Istana Maryinsky, Kyiv, Rabu (30/6).

antara

30
June


(voinews.id)Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan rata-rata kasus harian COVID-19 di Tanah Air masih dalam level aman di bawah 2 ribu kasus per hari namun menunjukkan peningkatan.

“Untuk positivity-rate harian masih dalam level aman yakni kurang dari 5 persen, namun menunjukkan tren peningkatan dari sebesar 1,31 persen pada 11 Juni menjadi 3,46 persen pada 28 Juni dengan positivity rate mingguan sebesar 3,57 persen,” jelas Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, di Jakarta, Rabu.

Airlangga mengatakan bahwa dalam waktu beberapa minggu terakhir, di beberapa negara terjadi kenaikan kasus konfirmasi harian COVID-19 yang cukup tinggi yang disebabkan dengan munculnya subvariant baru.

Meskipun masih dalam batas yang bisa ditoleransi dan tidak menimbulkan kenaikan pada tingkat hospitalisasi dan jumlah kematian, pemerintah tetap menjalankan PPKM sampai 4 Juli 2022 dan mendorong terus pelaksanaan vaksinasi sosis-3 (booster) untuk mengantisipasi meluasnya penyebaran varian dan subvarian baru, terutama BA.4 dan BA.5.

Negara lain yang memiliki jumlah kasus harian cukup tinggi sampai 28 Juni 2022 adalah India dengan 14.529 kasus, UK dengan kasus harian sebesar 19.513 kasus dan Brazil dengan 55.447 kasus. Sedangkan Indonesia sendiri angka rata-rata mingguan masih di bawah 2.000 kasus per hari.

“Angka Reproduksi Kasus Efektif (Rt) nasional Indonesia juga tetap stabil 1,00 (laju penularan terkendali),” ujar Airlangga.

Rt per Pulau juga tetap di sekitar 1,00 kecuali Bali 1,01. Untuk Rt terendah-tertinggi di wilayah luar Jawa-Bali yakni Maluku 0,98. Kemudian Nusa Tenggara, Papua, Kalimantan dan Sulawesi yang masing-masing 0,99 serta dan Sumatera 1,00.

Per 28 Juni 2022, tambahan kasus harian nasional sebanyak 2.167 kasus yang menjadikan jumlah kasus aktif menjadi sebesar 15.310 kasus dengan sumber transmisi penularan kasus dari lokal sebanyak 2.090 kasus dan Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN) sebanyak 77 kasus.

Sementara, kasus kematian harian masih sangat rendah hanya sebanyak 2 kasus (CFR 2,58 persen) dan jumlah testing relatif stabil di kisaran 50-60 ribu orang per hari.

Adapun untuk mewaspadai kenaikan kasus dan dampaknya, pemerintah terus merealisasikan penyaluran anggaran Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PC-PEN). Hingga 24 Juni 2022, telah terealisasi sebesar Rp118,2 triliun atau 25,9 persen dari alokasi anggaran Rp455,62 triliun.

Secara rinci, klaster penanganan kesehatan terealisasi sebesar Rp29,2 triliun atau 23,8 persen dari alokasi Rp122,54 triliun.

“Utamanya untuk pembayaran klaim dan insentif tenaga kesehatan, serta insentif perpajakan vaksin/alat kesehatan, serta penanganan COVID-19 melalui dana desa,” ucap Airlangga.

Kemudian perlindungan Masyarakat terealisasi sebesar Rp58,9 triliun atau 38,1 persen dari alokasi Rp154,76 triliun. Program pada klaster ini terdiri dari PKH, Kartu Sembako, Kartu Prakerja, BLT Desa, BLT Minyak Goreng, dan BT-PKLWN.

Serta realisasi klaster penguatan Pemulihan Ekonomi yang mencapai Rp30,1 triliun atau 16,9 persen dari alokasi Rp178,32 triliun. Anggaran digunakan terutama untuk program padat karya, pariwisata dan ekonomi kreatif, ketahanan pangan, teknologi informasi dan komunikasi, kawasan industri, dukungan UMKM (subsidi bunga dan IJP), dan insentif perpajakan.

 

antara

30
June


(voinews.id)Kementerian Pertanian memastikan ketersediaan hewan kurban untuk Idul Adha 1443 Hijriah/2022 Masehi tercukupi kendati di saat wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) yang terjadi di Indonesia.

"Ketersediaan hewan kurban kita masih surplus dari prediksi kebutuhan untuk kurban tahun ini," ujar Direktur Perbibitan dan Produksi Ternak Kementan, Agung Suganda, dalam diskusi FMB9 yang diikuti dari Jakarta secara daring, Rabu.

Agung mengatakan jumlah kebutuhan hewan kurban tahun ini diprediksi mencapai 1,8 juta ekor, sementara ketersediaan hewan berada di angka 2,27 juta ekor. Dengan begitu, Indonesia masih surplus sekitar 469 ribu ekor.

Angka kebutuhan hewan kurban tahun ini berkaca pada 2021 lalu. Total pemotongan hewan kurban saat itu sebanyak 1,64 juta ekor.


antara

30
June


(voinews.id)Kementerian Pertanian menyebut ada lima provinsi dengan penemuan kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) tertinggi yakni Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Aceh, Jawa Barat, dan Jawa Tengah.

"Berdasarkan data per 28 Juni kemarin jumlah provinsi yang tertular (PMK) sebanyak 19 provinsi dan 221 kabupaten/kota dengan jumlah tertinggi ada di lima provinsi," ujar Direktur Perbibitan dan Produksi Ternak Kementan Agung Suganda dalam diskusi FMB9 yang diikuti dari Jakarta secara daring, Rabu.

Agung merinci Jawa Timur dengan penemuan kasus PMK terbanyak, yakni 114.921 ekor hewan kurban, NTB 43.282 ekor, Aceh 31.923 ekor, Jawa Barat 30.456 ekor, dan Jawa Tengah 30.386 ekor.

Sementara itu, Kementan melaporkan hewan kurban yang terkonfirmasi terkena PMK di Indonesia sebanyak 283.606 ekor, 91.555 ekor telah sembuh, 2.689 ekor harus dipotong dengan syarat, dan 1.701 ekor mati.

"Sementara yang belum sembuh mencapai 186.661 ekor dan yang telah divaksin hingga hari ini sebanyak 315 ribu ekor," katanya.

Hewan kurban yang paling banyak terjangkit PMK adalah sapi dengan total 278.937 ekor, kerbau 4.669 ekor, kambing 1.253 ekor, dan domba 958 ekor.

Sementara itu, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan penambahan vaksin penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menyerang hewan ternak di sejumlah daerah, akan dilakukan secara bertahap.

"Penambahan vaksin tentu bertahap. Karena membeli vaksin PMK tidak boleh sembarang, harus ada indikatornya," kata Mentan.

Ia mengatakan saat ini ketersediaan vaksin PMK yang dimiliki Kementerian Pertanian sebanyak 3 juta dosis dan 800 ribu dosisnya telah disebarkan ke daerah-daerah.

"Penambahan vaksin akan terus berproses. Sekarang sudah ada 3 juta dosis vaksin PMK, jelang hari raya kurban sudah 800 ribu dosis didistribusi, tentunya ini juga kan terus berkembang," ungkapnya.

antara