Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengundang dan meyakinkan wisatawan Tiongkok untuk tidak khawatir datang ke Pulau Dewata, di tengah aktivitas Gunung Agung, Kabupaten Karangasem yang sudah menurun. Hal itu dikatakan Mangku Pastika saat menerima kunjungan sejumlah wartawan dari Tiongkok, di Denpasar, Selasa. Mangku Pastika menambahkan, saat ini status darurat juga sudah dicabut dan hanya tinggal di kawasan enam kilometer dari puncak Gunung Agung. Selanjutnya kawasan itupun kemungkinan akan diturunkan menjadi 3 kilometer sehingga hanya ada satu desa yang harus mengungsi dengan jumlah penduduk sekitar 300 jiwa. Selanjutnya, Gubernur Bali juga menginformasikan bahwa Kementerian Pariwisata RI akan membuat kegiatan pariwisata khusus untuk wisatawan Tiongkok pada perayaan Imlek pada 15 dan 16 Februari mendatang di Bali. Oleh karena itu, mantan Kapolda Bali itu juga mengundang wisatawan Tiongkok untuk datang dan merayakan Imlek di Pulau Dewata. Antara
Pemain tunggal putra Ihsan Maulana Mustofa menjadi penentu kemenangan tim putra Indonesia atas Maladewa dengan skor sementara 3-0, dalam laga penyisihan grup D Kejuaraan Beregu Asia 2018 yang sekaligus kualifikasi Piala Thomas tersebut. Berdasarkan data yang diterima Antara dari Pengurus Pusat Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) di Jakarta, Selasa, Ihsan meraih kemenangan telak atas Hassan Afsheem Shaheem dengan skor 21-7, 21-4. Kemenangan ini, sedikit banyak mengobati pengalaman kurang menyenangkan Ihsan dalam pertandingan beregu. Di mana, dua tahun lalu di putaran final Piala Thomas 2016 di Kunshan, China, Ihsan gagal menyumbang angka terakhir bagi tim Indonesia di final saat melawan Hans Kristian Vittinghus dari tim Denmark. Saat berita ini ditulis, Indonesia sudah memastikan kemenangannya atas Maladewa 5-0. Poin bagi Indonesia, selain disumbangkan Ihsan, juga datang dari Jonatan Christie dan Anthony Sinisuka Ginting di tunggal, serta dua pasangan ganda, Angga Pratama/Hendra Setiawan dan Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo. Antara
Presiden Joko Widodo menggaris bawahi pentingnya pembangunan sumberdaya manusia di Indonesia terutama terhadap generasi pelajar. Hal itu disampaikannya saat membuka Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan 2018 di Pusat Pendidikan dan Latihan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Depok, Jawa Barat, selasa.
Dalam sambutannya Presiden mengatakan sumber daya alam yang melimpah tidak memberikan jaminan akan majunya sebuah bangsa. Menurutnya sumber daya manusia merupakan kunci dalam pembangunan negara dengan penguasaan ilmu pendidikan dan teknologi serta inovasi, yang akan mendorong kemajuan bagi sebuah negara.
" Pada intinya yang memajukan suatu negara adalah sdm-nya sumber daya manusianya dan ini berada pada tanggung jawab yang besar sekali di pundak bapak/ibu dan saudra2 di sini sekali lg sdm, kemudian stabilitas sosial dan politiknya kemudian manajemen pemerintahan dan kepemimpinannya kemudian penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kreativitas dan inovasinya. negara yang memenangkan persaingan maju memenangkan kompetisi. saya sampaikan di sini posisi penting pendidikan yang membangun watak kita, watak pancasila kita mengutamakan kepentingan bersama dan solidaritas sosial kita mengajarkan kejujuran megnajarkan keberasamaan, kesantunan, mengajarkan nilai2 dan budi pekerti pada anak2 kita, di sinilah posisi pentingnya pendidikan ".
Lebih lanjut Presiden menyebut kualitas pendidikan akan melahirkan daya juang ditengah pelajar Indonesia sekaligus menjadi solusi bagi penyelesaian berbagai masalah yang ada di tiap daerah. Aspek pendidikan menurut Presiden juga menjadi kunci bagi bangsa Indonesia dalam memenangkan persaingan global di masa mendatang.
Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan (RNPK) 2018 secara resmi dibuka oleh Presiden Joko Widodo. Rembuk Nasional diselenggarakan sejak tanggal 5-8 Februari 2018 dan diikuti oleh 1.050 peserta dari berbagai wilayah, terdiri dari para kepala dinas pendidikan dan kebudayaan, perwakilan di luar negeri, ketua pengurus organisasi profesi serta mitra kerja kementerian pendidikan dan kebudayaan.
Hadir mendampingi Presiden, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia Kebudayaan Puan Maharani, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendi serta Menteri Sekretaris Negara Pratikno. (Ndy)
Kawasan Asia Pasifik semakin menjadi perhatian Amerika Serikat untuk memperluas jaringan pemasaran persenjataannya. Perhatian serupa juga dilakukan negara Eropa Barat yang memproduksi senjata, antara lain Italia.
Untuk keperluan itu Washington nampak menerapkan dua pedekatan, yaitu diplomatic serta perdagangan. Upaya perluasan pasar persenjataan Amerika Serikat antara lain tampak dari rencana keikutsertaan perusahaan produsen senjata AS dalam pameran persenjataan internasional, yang bakal digelar di Singapura.
Alasan Washington memperluas pemasaran produksi senjata di Asia Pasifik, khususnya di Asia, dapat dilihat setidaknya dari dua hal. Pertama adanya kepentingan beberapa negara Asia dalam melengkapi diri dengan persenjataan, dan yang kedua ekspansi pengaruh Tiongkok di kawasan Asia Pasifik.
Berbagai isu keamanan di dalam negeri dan di kawasan, setidaknya menjadi alasan bagi beberapa negara Asia untuk menguatkan pertahanannya, antaralain dari sisi persenjataan. Singapura, dan Filipina misalnya, nampaknya semakin merasa perlu meningkatkan persenjataan sehubungan tetap menguatnya isu terorisme di kawasan Asia Tenggara. Dalam perspektif yang lain, Jepang juga merasa berkepentingan dengan penguatan pertahanan. Ini terkait dengan rencana Amerika Serikat mengurangi perannya dalam pertahanan Negara itu. Jepang sendiri merasa cukup khawatir dengan manuver Korea Utara, yang berulang kali mengadakan uji coba rudal, terkadang seolah mengarah ke Jepang. Vietnam, adalah juga salah satu negara di Asia yang merasa perlu untuk meningkatkan penjagaan dan pertahanan, khususnya di kawasan maritim. Masih sering terjadinya manuver Tiongkok di kawasan Laut Cina Selatan yang dipersengketakan, membuat Vietnam merasa perlu menguatkan persenjataannya di kawasan ini.
Dari sisi pendekatan pertahanan, Amerika Serikat juga perlu mengimbangi langkah langkah strategis dan asertif yang dilakukan Tiongkok.
Sementara Italia, salah satu produsen senjata di Eropa Barat, juga melihat peluang yang sama dengan Amerika Serikat. Meski alasannya mungkin lebih kepada bisnis dari pada politis.
Dalam perspektif seperti itulah, dapat diketahui bahwa baik Amerika Serikat maupun Eropa Barat merasa perlu untuk melakukan langkah strategis dan pendekatan guna memperluas perdagangan persenjataan mereka di kawasan Asia Pasifik.