Demi mendorong kegiatan sektor migas, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) membuat kebijakan memangkas 32 peraturan di seluruh sektor. Upaya itu diharapkan dapat mendorong investasi dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi serta penciptaan lapangan kerja yang lebih besar. Kebijakan itu tersebar pada subsektor minyak dan gas bumi (migas), mineral dan batu bara (minerba), ketenagalistrikan, energi baru terbarukan dan konservasi energi (EBTKE), juga regulasi pada Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas).
Langkah ini merupakan upaya pemerintah meniadakan hambatan yang selama ini menjadi batu sandungan,khususnya bagi para pengusaha. Dengan demikian diharapkan investasi dapat tumbuh sesuai harapan pemerintah dan masyarakat. Menteri ESDM Ignasius Jonan mengatakan, Pemerintah melalui Kementerian ESDM akan terus menjalankan strategi, supaya sektor usaha semakin makin lama semakin baik. Upaya mempermudah investasi, lewat pencabutan atau penyederhanaan peraturan serta perizinan, akan terus digalakkan. Dari total 32 regulasi yang dihapus, 11 diantaranya adalah dari sektor migas, Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Ego Syarial menjelaskan alasannya, selain dikeluhkan pengusaha, juga sudah tidak relevan lagi, karena sudah ada peraturan baru. Sedangkan peraturan ESDM yang tidak dicabut, meliputi turunan dari amanat UUD, tentang pengelolaan sumber daya alam yang sebesar-besarnya untuk kesejahteraan masyarakat.
Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi mengatakan terdapat sejumlah hal yang menghambat laju investasi sektor hulu migas. Masih ada investasi yang tertunda atau belum terealisasi saat ini karena masalah eksplorasi untuk mencari cadangan minyak. Penyebabnya antara lain, selain murahnya harga minyak dunia saat ini, juga karena adanya imbas regulasi. Amien Suryadi menjelaskan untuk itu, pemerintah telah mengeluarkan regulasi baru yang diharapkan membawa angin segar bagi investasi di sektor migas.
Pemerintah memang sedang mengejar pertumbuhan ekonomi sebesar 5,5 % di tahun 2018, jadi segala hal dilakukan oleh pemangku kepentingan untuk memacu berbagai sektor. Pencabutan 32 regulasi yang menghambat percepatan ekonomi, khususnya di bidang migas dan energi terbarukan, jadi pilihan yang dianggap cukup signifikan saat ini. Khususnya dalam memenuhi target pertumbuhan ekonomi.
Meskipun indikator makro ekonomi sekarang membaik, namun nyatanya hal ini tidak diimbangi pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Adanya kebijakan penyederhanaan regulasi diharapkan dapat mendorong kegiatan investasi di dalam negeri.
Menteri Pertahanan RI Ryamizard Ryacudu mengatakan, negara-negara di kawasan ASEAN perlu bekerja sama untuk mencegah dan menanggulangi perkembangan kelompok teroris Negara Islam Irak dan Suriah atau ISIS di kawasan Asia. Menurut Menteri Ryamizard Ryacudu saat acara pertemuan Menteri se-ASEAN Retreat, di Singapura, Rabu (7/2), kerja sama di antara negara ASEAN penting, agar kejadian berkumpulnya basis ISIS di Kota Marawi, Filipina, tidak kembali terulang. Ia mengingatkan, agar para simpatisan ISIS yang sudah kembali ke negara asal, termasuk Indonesia, harus terus dipantau. Seperti dilaporkan Antara, Kamis (8/2), pemantauan juga akan ditindaklanjuti forum Our Eyes, kerja sama penghalauan terorisme antara Indonesia, Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Filipina, dan Thailand. Selain itu, Ryamizard mengusulkan agar pemantauan juga dilakukan di seluruh media sosial. (Antara)
Presiden Joko Widodo menginstruksikan jajaran Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN untuk mewujudkan target penerbitan sertifikat tanah bagi rakyat Sumatra Barat pada tahun 2023 mendatang.
Hingga saat ini baru 700 ribu sertifikat tanah yang berhasil diterbitkan dan diserahkan kepada masyarakat Sumatra Barat. Padahal, seharusnya ada 1.700.000 sertifikat yang harus segera diterbitkan.
"Kantor BPN di Sumatra Barat masih punya hutang kepada rakyat satu juta sertifikat yang harus segera diselesaikan," ujar Presiden kepada masyarakat yang hadir di Gelanggang Olahraga (GOR) Dharmasraya, Koto Baru, Kabupaten Dharmasraya, Sumatra Barat, Rabu, 7 Februari 2018.
Dalam kesempatan tersebut, Kepala Negara juga menjelaskan betapa pentingnya sertifikat sebagai bukti hak atas tanah yang dimiliki masyarakat. Salah satunya adalah untuk menghindari sengketa tanah yang terjadi hampir di seluruh Tanah Air.
"Saya kejar-kejar terus supaya bapak, ibu, dan saudara semua tahu setiap saya ke daerah, provinsi, kabupaten, kota, keluhan yang masuk ke saya selalu sengketa tanah, sengketa lahan di mana-mana," ungkapnya.
Oleh karena itu, Presiden meminta agar masyarakat memperbanyak dan menjaga dengan baik sertifikat yang dimiliki di tempat yang aman serta tidak mudah rusak.
"Jadi kalau yang asli hilang ngurusnya mudah. Dengan fotokopi datang ke kantor BPN bilang, 'Pak sertifikat saya hilang' sudah gampang nyarinya, kalau tidak ada fotocopynya sulit," ucap Presiden.
Tak lupa, Presiden juga menitipkan pesan kepada para penerima sertifikat agar menggunakan sertifikat yang dimiliki untuk hal-hal yang bersifat produktif. Perhitungan dan kalkulasi yang matang juga harus menjadi pertimbangan utama apabila ingin menggunakan sertifikat sebagai agunan.
"Tolong sebelum ini dimasukkan ke bank dihitung dahulu, dikalkulasi dulu bisa mencicil bulanannya atau tidak? Bisa mengangsur bunganya atau tidak setiap bulan? Kalau tidak (bisa mencicil), jangan sekali-kali meminjam di bank," ujar Presiden.
Turut hadir mendampingi Presiden dan Ibu Iriana dalam acara tersebut adalah Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala BPN Sofyan Djalil, Menteri Sosial Idrus Marham, Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar, Gubernur Sumatra Barat Irwan Prayitno, Bupati Dharmasraya Sutan Riska Tuanku Kerajaan dan Komisaris Utama BRI Andrinof Chaniago. Rilis Setkap
Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman menyatakan keberhasilan pemerintah Pemprov Riau dan seluruh pihak yang berhasil mengatasi masalah asap serta kebakaran lahan dan hutan atau karhutla sejak 2016 hingga kini, mendapat apresiasi khusus dari Presiden Joko Widodo. Hal itu dikatakan Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman dalam pernyataan pers yang diterima Antara di Pekanbaru, Selasa. Ia menjelaskan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menekankan agar penanganan Karhutla dilakukan secara konsisten dan berkelanjutan. Strategi penanganan harus mengutamakan pencegahan atau preventif. Dikatakannya, kabut asap dan karhutla sebelumnya terus menjadi ancaman bagi Riau yang terus menerus kebakaran pada saat musim kemarau selama 18 tahun. Bahkan, status darurat asap pernah terjadi paling parah pada 2015 hingga mencemari negara tetangga Singapura, yang membuat Presiden Jokowi meninjau langsung penanganan di Riau. Arsyadjuliandi Rachman mengatakan, untuk tahun 2018 Pemprov Riau tetap berkomitmen mengatasi karhutla di seluruh wilayah Riau. Sesuai dengan arahan Presiden, lanjutnya, karhutla jangan sampai mengganggu aktifitas maupun kesehatan masyarakat. Antara