Duta Besar Uni Emirat Arab (UEA) untuk Indonesia Abdulla Salem Obaid Salem Al Dhaheri menyerahkan secara simbolis bantuan peralatan medis kepada Sekretaris Utama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Harmensyah di Graha BNPB Jakarta, Selasa (28/04). Bantuan tersebut terdiri dari Alat Pelindung Diri (APD), masker, hand sanitizer dan lainnya senilai 11,5 miliar Rupiah. Dalam sambutannya, Duta Besar Abdulla Salem Obaid Salem Al Dhaheri mengatakan bantuan ini merupakan wujud dukungan Uni Emirat Arab kepada negara yang sedang berjuang melawan epidemi COVID-19. Ia menambahkan semua negara di dunia telah terdampak dan menghadapi masa sulit akibat epidemi ini. Menurutnya keadaan sulit ini hanya dapat dilawan melalui solidaritas dan koordinasi antara semua negara di dunia.
Kami yakin keadaan yang sulit ini telah mempengaruhi seluruh dunia. Dan itu hanya dapat dilawan dengan solidaritas dan dukungan serta koordinasi antara semua negara .
Duta Besar Uni Emirat Arab Abdulla Salem Obaid Salem Al Dhaheri menambahkan bantuan peralatan medis seberat 20 ton ini merupakan bantuan terbesar yang pernah disumbangkan negaranya kepada negara yang terdampak COVID-19. (VOI)
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya saat ini tengah mendorong industrialisasi rumput laut nasional. Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Slamet Soebjakto di Jakarta Senin, 27 April mengatakan, rumput laut memiliki kontribusi besar terhadap nilai ekspor perikanan nasional. Slamet berharap, aktivitas ekspor rumput laut akan turut menyumbang devisa di tengah pandemi COVID-19 yang mempengaruhi kinerja ekonomi nasional.
Tidak hanya rumput laut, kerapu, udang dan beberapa komoditas perikanan lainnya juga memberikan kepastian bahwa ekspor produk perikanan tetap berjalan dan prospektif di tengah pandemi. Slamet mengatakan, ekspor rumput laut memicu optimisme Indonesia bahwa meski di tengah wabah Covid-19 kegiatan ekonomi perikanan masih berjalan.
Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo melepas ekspor rumput laut jenis Spinosum di Serang-Banten sebanyak 53,5 ton dalam bentuk raw material kering dengan nilai ekspor mencapai 700 juta rupiah. Spinosum merupakan jenis alga merah yang nilai manfaatnya cukup besar, sehingga sangat potensial didorong untuk menjadi salah satu komoditas unggulan ekspor selain Eucheuma cottoni. Slamet menjelaskan, Eucheuma cottoni dan Spinosum dapat dikembangkan secara massal di Indonesia. Dia pun mengajak masyarakat pembudidaya melakukan budidaya rumput laut dengan cara yang benar sesuai dengan Standar Operasional Prosedur sehingga akan dihasilkan produk rumput laut dengan kandungan agar atau karagenan atau alginate yang bagus. Saat melepas ekspor rumput laut di Serang, baru-baru ini Menteri Edhy mengungkapkan kegiatan ekspor ini merupakan momen menggembirakan. Terlebih, ekspansi tujuan ekspor produk perikanan terus meluas, seperti tujuan Vietnam yang menjadi market baru.
Tahun 2019 tercatat nilai ekspor rumput laut Indonesia mencapai 324, 84 juta dolar Amerika atau tumbuh 11,31% dibanding tahun 2018 yang mencapai 291, 83 juta dolar Amerika. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menargetkan tahun 2020 produksi rumput laut mencapai 10,99 juta ton dan diproyeksikan mencapai 12,33 juta ton pada tahun 2024. Pemerintah telah membentuk Kelompok Kerja untuk melakukan percepatan industrialisasi nasional. Untuk mendorong hal tersebut, KKP telah menyusun peta jalan percepatan produksi rumput laut nasional.
Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in Selasa (28/4) mengatakan dampak mendalam dari pandemi virus corona akan memburuk ke depan. Dia bersiap dengan risiko ada banyak warga yang kehilangan pekerjaan besar-besaran. Berbicara dalam pertemuan kebijakan, Moon mengatakan, anggaran tambahan ketiga tahun ini sedang dipersiapkan. Pengucuran tambahan itu dilakukan karena membaca pertumbuhan ekonomi terbesar keempat di Asia itu kemungkinan akan memburuk pada kuartal kedua.
Pandemi virus corona mendorong ekonomi Korea Selatan pada kuartal pertama mengalami kontraksi terbesar sejak 2008. Kondisi itu terjadi ketika langkah-langkah isolasi diri membuat mengurangi konsumsi dan perdagangan global merosot. Korea Selatan pun sebelumnya telah mengumumkan akan mempertimbangkan untuk membuka kembali sekolah. Siswa akan dapat kembali belajar di sekolah setelah sebelumnya menjalani kelas virtual. Keputusan itu diambil setelah 26 hari berturut-turut, negara itu menemukan kasus di bawah 100 pada Senin (27/4). Perdana Menteri Chung Sye-kyun telah menginstruksikan pejabat pendidikan untuk menyiapkan langkah-langkah pembukaan sekolah. republika.