Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan memberikan fasilitas penundaan pembayaran pada sektor cukai akibat tersendatnya logistik barang kena cukai di pasaran sebagai dampak dari pandemi COVID-19. Direktur Kepabeanan Internasional dan Antar Lembaga Syarif Hidayat di Jakarta, Kamis mengatakan, pemesanan pita cukai yang diajukan oleh pengusaha pabrik mulai 9 April sampai 9 Juli 2020 diberikan penundaan pembayaran selama 90 hari atau kurang lebih 3 bulan.
Syarif berharap relaksasi tersebut mampu membantu cash flow perusahaan sehingga dapat tetap menjalankan usahanya. Ia mengatakan, keberlangsungan industri sangat diperlukan untuk mengatasi terhambatnya penyediaan logistik dan penyerapan tenaga kerja agar tidak terjadi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Sementara itu, Bea Cukai berkomitmen untuk tetap melayani masyarakat 24 jam/7 hari serta menjalankan fungsi pengawasan untuk melindungi masyarakat dari masuknya barang-barang berbahaya dan peredaran barang ilegal. (antara)
Anggota Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat RI Guspardi Gaus menyatakan saat ini adalah waktu yang tepat untuk menurunkan harga bahan bakar minyak-BBM sekaligus meringankan beban masyarakat yang terimbas dampak perekonomian akibat pandemi COVID-19.
Guspardi Gaus dalam rilis di Jakarta, Kamis mengatakan, harga BBM perlu diturunkan ke tingkat keekonomian guna menjamin akses masyarakat bawah terhadap BBM premium dan solar, yang daya belinya menurun di tengah wabah. Ia berpendapat kebijakan menurunkan harga BBM saat ini sudah sangat mendesak. (antara)
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif merealokasi anggaran sebesar 500 miliar rupiah untuk membantu menyelamatkan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif dalam masa darurat COVID-19.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio setelah Rapat Terbatas melalui Video Conference yang dipimpin Presiden Jokowi di Jakarta, Kamis, mengatakan pihaknya akan berkoordinasi dengan Kementerian Keuangan secara intensif sebagai salah satu upaya untuk dapat memberikan berbagai bantuan terhadap sektor-sektor tersebut. (antara)
Penjaga pantai Bangladesh menyatakan, pihaknya telah menyelamatkan setidaknya 382 pengungsi Rohingya yang kelaparan dari kapal pukat ikan yang penuh sesak dan membawa mereka ke pantai dekat Teknaf. Mereka hanyut di lautan selama hampir dua bulan. Juru bicara penjaga pantai Lt Shah Zia Rahman dikutip BBC, Kamis (16/4) mengatakan, puluhan orang meninggal di kapal yang berupaya mencapai Malaysia.
Mereka terdampar selama 58 hari dan selama tujuh hari terakhir (kapal) bergerak di perairan teritorial Bangladesh. Sejumlah laporan mengatakan, kapal tersebut ditolak oleh Malaysia karena pandemi COVID-19. Hingga kini masih diselidiki keberangkatan para pengungsi apakah dari Bangladesh atau Myanmar. (republika)