Edisi kali ini, kami akan sajikan lagu-lagu dari Marcell. Sebagai pembuka, berikut satu lagu berjudul "Takkan Terganti".
demikianlah lagu "Takkan Terganti” oleh Marcell. Marcellius Kirana Hamonangan Siahaan atau yang lebih akrab disapa sebagai Marcell adalah seorang penyanyi Indonesia yang piawai dalam genre pop, R&B, dan jazz. Lahir di Bandung, 21 September 1977, Marcell adalah seorang keturunan Batak, Belanda, Ambon, dan Jawa. Marcell menemukan minat dan bakat bermusik dari keluarganya yang sangat dekat dengan musik dari berbagai aliran.Jauh sebelum dikenal sebagai solois, Marcell memulai karir di dunia musik sejak SMP bersama Puppen, sebuah band underground terkemuka di Bandung. Meski kebersamaannya dengan grup Puppen cukup lama, Marcell tetap memainkan jenis aliran musik selain underground. Nama Marcell mulai dikenal penikmat musik pop Indonesia, justru saat ia tampil bukan sebagai drummer, tetapi sebagai penyanyi ketika berduet dengan penyanyi perempuan Indonesia Shanty. Sejak itu nama Marcell justru lebih dikenal sebagai penyanyi dibandingkan sebagai anggota grup band. Pendengar, Lagu “CInta Mati” dari Marcell saya putarkan untuk Anda, selamat mendengarkan.
demikianlah lagu “Cinta Mati” oleh Marcell. Setelah sukses dengan Shanty dalam lagu “Hanya Memuji” di tahun 2002, Marcell pun merilis album solo pertamanya bertauk “Marcell” di tahun 2003. Sejak itu, Marcell pun aktif berkarya dan tampil di blantika musik Indonesia.Selain dunia tarik suara, Marcell sempat menjajal dunia peran dengan bermain di film layar lebar dan juga sinetron lepas FTV. Marcell mendapatkan apresiasi atas peran-perannya, dan bahkan mendapatkan penghargaan Piala Vidia 2005 kategori Aktor Pria Terbaik dalam suatu sinetron. Ini membuktikan bahwa Marcell memang seorang selebriti multitalenta Indonesia.
demikianlah Pelangi Nada edisi kali tentang Marcell. Sebagai penutup, dua buah lagu akan kami hadirkan untuk anda, yaitu "Rozana” dan "Khayalan Tingkat Tinggi". Selamat mendengarkan dan sampai jumpa pada Pelangi Nada edisi berikutnya.
Setiap tanggal 18 April, Pemerintah Indonesia selalu memperingati peristiwa terlaksananya sebuah konferensi yang dihadiri 29 negara mewakili lebih dari setengah total penduduk dunia pada saat itu, secara rutin setiap tahunnya dengan berbagai kegiatan. Konferensi tersebut yakni Konferensi Asia Afrika.
Konferensi yang juga sering disebut sebagai Konferensi Bandung ini dilaksanakan di Ibukota Jawa Barat pada tanggal 18 April hingga 24 April 1955. Pertemuan para negara-negara Asia Afrika ini memiliki tujuan untuk menjalin kerjasama baik secara ekonomi maupun budaya antar negara Asia Afrika. Selain itu, konferensi ini juga bertujuan untuk melawan kolonialisme para negara imperialis seperti Amerika Serikat, Uni Soviet, dan lain-lain.Berakhirnya Perang Dunia II pada Agustus 1945, tidak berarti berakhir pula situasi permusuhan di antara bangsa-bangsa di dunia. Walaupun sejak tahun 1945 banyak negara, terutama di Asia, kemudian memperoleh kemerdekaannya, seperti : Indonesia (17 Agustus 1945), Republik Demokrasi Vietnam (2 September 1945), Filipina (4 Juli 1946), Pakistan (14 Agustus 1947), India (15 Agustus 1947), Birma (4 Januari 1948), Ceylon (4 Februari 1948), dan Republik Rakyat Tiongkok (1 Oktober 1949), namun masih banyak negara lainnya yang berjuang untuk memperoleh kemerdekaannya seperti Aljazair, Tunisia, Maroko, Kongo, dan di wilayah Afrika lainnya. Selain itu, beberapa Negara Asia Afrika yang telah merdeka pun masih banyak yang menghadapi masalah sisa penjajahan, seperti daerah Irian Barat, Kashmir, Aden, dan Palestina.
Ditambah dengan lahirnya dua blok kekuatan yang bertentangan secara ideologi, yaitu Blok Barat yang dipimpin oleh Amerika Serikat (kapitalis) dan Blok Timur yang dipimpin oleh Uni Sovyet (komunis). Kemunculan dua blok berbeda ini, semakin memanaskan situasi dunia. Perang Dingin berkembang menjadi konflik perang terbuka, seperti di Jazirah Korea dan Indo-Cina. Perlombaan pengembangan senjata nuklir meningkat. Hal tersebut menumbuhkan ketakutan dunia akan kembali dimulainya Perang Dunia.
Untuk memperingati Konferensi Asia Afrika ke 63 tahun 2018, Pemerintah Kota-Pemkot Bandung kembali menggelar berbagai kegiatan sepanjang bulan April ini. Puncaknya, akan ada Asia Africa Carnival (AAC) 2018 yang dilaksanakan pada 29 April 2018 di Jalan Asia Afrika dengan total jarak 3,1 km. Menurut Kepala Unit Pelaksana Teknis Museum Konferensi Asia Afrika-UPT MKAA, Meinarti Fauzie, rangkaian peringatan KAA itu telah dimulai bahkan sejak Maret 2018.
Diawali dengan lomba mewarnai, kegiatan donor darah. Dan tanggal 16 April 2018, MKAA menggelar upacara penaikan bendera 109 negara-negara Asia Afrika dan bendera Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) oleh 400 Paskibraka Kota Bandung. Ada juga Bandung Historical Study Games. Pada 23 April 2018 akan diselenggarakan jamuan teh dan bincang-bincang dengan para saksi sejarah dan relawan KAA Tahun 1955.
Rangkaian kegiatan akan ditutup dengan penurunan bendera 109 negara Asia Afrika dan Bendera PBB oleh 400 pramuka dari Kwartir Cabang Kota Bandung.
Indonesia terkenal akan kulinernya yang lezat dan kaya akan cita rasa. Tanpa terkecuali kuliner di Provinsi Sumatera Utara. Ada salah satu kuliner khas Batak yaitu Arsik, yang begitu lezat dan menggugah selera.
Arsik merupakan kuliner khas Batak yang begitu lezat karena kaya akan bumbu rempah. Nama lain dari kuliner berbahan dasar ikan mas berwarna merah ini ialah Na Niarsik. Nama ini diambil berdasarkan proses memasaknya. Na Niarsik berarti proses memasaknya dengan cara dimarsik atau dikeringkan. Jadi, ikan ini dimasak secara terus menerus sampai kuahnya kering hingga bumbunya menyerap ke ikan tersebut.
Arsik begitu penting dalam adat Batak. Menurut kepercayaan masyarakat, ikan yang dimasak secara utuh ini merupakan perlambang keutuhan hidup manusia. Oleh karena itu, Arsik bukan sekedar hidangan biasa karena erat kaitannya dengan filosofi adat masyarakat Batak.
dalam upacara adat tertentu ada tata cara khusus dalam menyajikan kuliner Arsik ini. Salah satunya adalah tata cara penataan kuliner ini. Selain ikannya harus berbentujk utuh dari kepala hingga ekor, sisiknya pun tak boleh dibuang. Selain itu, posisi kepala ikan tersebut disajikan menghadap ke pihak yang menerima. Jumlah yang diberikan pun harus ganjil, seperti, satu, tiga, lima, dan tujuh. Satu ekor diberikan untuk pasangan pengantin baru. Tiga ekor untuk pasangan suami-istri yang sudah memiliki anak. Sedangkan lima ekor untuk pasangan atau orang tua yang sudah memiliki cucu, dan tujuh ekor adalah untuk pemimpin masyarakat Batak.
jumlah Arsik yang diberikan beragam karena ada maksud di dalamnya. Misalnya, tiga ekor ikan diberikan untuk pasangan suami-istri yang telah memiliki anak. Hal itu adalah untuk melambangkan jika anggota keluargamereka bertambah satu orang. Satu untuk sang Ayah, satu untuk sang Ibu dan satu lagi untuk sang anak yang baru lahir tersebut. Sedangkan, bagi pasangan yang baru menikah, jumlah ikan yang diberikan orang tua si gadis hanya satu ekor karena untuk melambangkan kedua orang yang mengikat diri dalam jalinan pernikahan tersebut telah menjadi satu.
Edisi kali ini, akan menghadirkan lagu-lagu dari daerah Gorontalo. buka perjumpaan kali ini dengan sebuah lagu dari daerah Gorontalo berjudul Binde Biluhuta yang dibawakan oleh Eddy Silitonga.demikianlah sebuah lagu berjudul Binde Biluhuta yang dibawakan oleh Eddy Silitonga, seorang penyanyi legendaris Indonesia. Binde Biluhuta adalah salah satu kuliner khas dari Gorontalo berupa sup jagung. Sebagian masyarakat lokal juga menyebutnya dengan milu siram. Seperti diketahui tanaman jagung merupakan salah satu komoditas andalan dari Gorontalo. Jadi tidak mengherankan jika makanan berbahan dasar jagung mudah ditemukan di daerah ini. Lagu ini menceritakan tentang makanan yang sangat melekat dengan kesaharian masyarakat daerah ini. Daerah Gorontalo dikenal juga dengan julukan Kota Serambi Madinah. Provinsi ini terletak di semenanjung Gorontalo, di Pulau Sulawesi, tepatnya di bagian barat dari provinsi Sulawesi Utara.
Baiklah pendengar, berikut kita dengarkan terlebih dahulu sebuah lagu dari daerah Gorontalo berjudul Hulandalo Lipuu yang dibawakan oleh Rama Aiphama. anda telah mendengarkan lagu dari daerah Gorontalo berjudul Hulandalo Lipuu. Kata Hulandalo Lipuu berarti Gorontalo Daerahku. Hampir setiap daerah memiliki lagu yang menceritakan tentang tanah kelahiran atau kampung halaman. Demikian pula dengan lagu Hulandalo Lipuu ini.
Lagu ini dibawakan oleh Rama Aiphama, seorang penyanyi Indonesia yang berasal dari daerah Gorontalo. Rama dengan penampilannya yang unik dan khas ini juga membawakan lagu bergenre melayu dan keroncong.
Pelangi Nada edisi kali ini kita tutup dengan lagu berjudul Dabu-Dabu dan Hirameya yang dibawakan oleh Eddy Silitonga. Sampai jumpa pada Pelangi Nada edisi berikutnya.