ofra voi

ofra voi

23
January

Pada edisi pelangi nada kali ini, kami hadirkan lagu-lagu dangdut  ke ruang dengar anda. 

Lagu dangdut berjudul MERAGU yang dinyanyikan oleh Rafly baru saja anda dengarkan. Lagu ini bercerita tentang keraguan yang mendalam yang tiba-tiba dirasakan oleh seseorang di mana iaterus berharap agar bisa terus bersama. Rasa Galau, gundah, dan resahyang berkecamuk ini diungkapan dalam bentuk untaian syair dan nada. LAGU MERAGU diciptakan oleh Ridwan Sau dan  musiknya digarap oleh Ricky Sonet 2. Musik Lagu ini sendu dengan lirik-lirik yang lirih. MERAGU dirilis bulan Oktober 2017 lalu, bersamaan dengan single Rafly lainnya berjudul Sang Dara. Sebelum kembali mengupas lagu-lagu dangdut Rafly, mari dengarkan lagu berjudul Sang Dara berikut ini! 

bernama lengkap Muh. Rafly Heriawan, penyanyi ini dianugerahi bakat menyanyi dari kecil. Sejak kecil, ia sudah terbiasa menyanyi dari panggung ke panggung. Namanya mulai dikenals ebagai penyanyi dangdut, saat ia mengikuti kontes penyanyi dangdut di salah satu televisi swasta nasional. Meski tidak menjuarai ajang tersebut, suara merdu Rafly sudah terlanjur disukai penikmat dangdut tanah air. Oktober 2017 lalu, ia langsung merilis 2 single. Salah satunya berjudul Sang Dara yang lagunya baru saja anda dengarkan. Diciptakan oleh Ridwan Sau dengan arranger Ricky Sonet 2, lagu ini bercerita tentang seseorang yang jatuh cinta pada kekasihnya. Dia berharap sang kekasih tidak meninggalkannya dan mengkhianatinya. Berbeda dengan lagu Rafly sebelumnya yang sendu, lagu berjudul Sang Dara ini lebih upbeat, sehingga cocok untuk bergoyang. Mengakhiri perjumpaan kita di pelangi nada dangut kali ini, lagu dari penyanyi dangdut Danang berjudul BIDADARI JIWA dan BUNGA SURGAWI hadir  ke ruang dengar anda. Sampai jumpa// Dora

23
January


Bagi anda pencinta kopi, anda wajib mengunjungi Indonesia, karena Indonesia kaya akan kopi lokalnya dengan berbagai kekhasan rasa dan pengolahan. Ada pula cara penyajian kopi yang tidak kalah menarik yang bisa anda temui di berbagai daerah di Indonesia seperti Kopi Joss, Kopi Durian, Kopi Tarik, hingga Kopi Tubruk. Bila Anda berkunjung ke Aceh, cobalah untuk menikmati kopi dengan racikan khas Aceh di kedai-kedai yang tersebar di berbagai daerah di Aceh. Pada umumnya, kedai-kedai kopi di Aceh akan menawarkan anda Kopi Sanger (dibaca Sangeeh), perpaduan kopi hitam dengan susu. 

Kopi Sanger adalah awalnya bernama Kopi Sanggeng. Dalam Bahasa Aceh, sanggeng berarti bodoh. Disebut bodoh karena takaran kopi dan susu yang ada di kopi sanggeng jauh lebih sedikit  dibanding kopi susu pada umumnya. Takaran yang jauh lebih sedikit pun menyebabkan harganya jauh lebih murah dari kopi susu biasa. Nama Sanggeng berganti ke Sanger, karena di tahun 1990-an, kopi sanggeng populer di kalangan mahasiswa. Cukup populer, karena harganya yang murah. Porsi yang sedikit dan harga yang pas di kantong mahasiswa menjadikan kopi ini sebagai kopi yang “paling mengerti” keadaan mahasiswa masa itu. Dari sanalah istilah sanger muncul yang merupakan singkatan dari “sama – sama ngerti.”

selain memiliki kisah yang unik, Kopi Khas Aceh ini juga punya keunikan dalam penyajiannya. Awalnya bubuk kopi hitam dimasukkan ke dalam saringan kain.

Lalu air yang telah mendidih dituangkan ke dalam saringan tersebut selama beberapa kali. Kopi yang telah disaring tersebut akan ditarik panjang selama beberapa kali, secara bergantian dan akan pindah ke mug atau gelas yang berbeda secara berulang. Secara sederhana mirip dengan cara pembuatan teh tarik. Setelah dirasa pas, kopi kemudian dituang kedalam cangkir yang telah berisi susu kental manis. Takaran susu hanya boleh mencapai garis paling bawah dari dasar gelas. Kopi yang telah bercampur dengan susu lalu dikocok sampai berbusa. Setelah itu, kopi sanger pun siap disajikan.

Meski takarannya lebih sedikit dari kopi susu pada umumnya, kopi sanger memiliki sensasi rasa yang berbeda. Kopi ini juga punya aroma yang khas. Ketika dinikmati, rasa kopinya pun sangat kuat dengan sedikit rasa manis dari susu. Untuk menikmati segelas kopi sanger, anda hanya perlu merogoh kocek antara Rp 10.000 hingga Rp 15.000. Harga itu tergantung dari jenis kopi—robusta atau arabika dan penyajiannya, panas atau dingin.

demikianlah edisi Pesona Indonesia kali ini, dengan topik Kopi Sanger. Besok, akan berjumpa kembali dengan topik- topik menarik lainnya.

21
January

Pelangi Nada edisi kali ini, meghadirkan penyanyi pria berkebangsaan Indonesia, Petra Sihombing.

demikian sebuah lagu berjudul “Mine” yang dinyanyikan oleh Petra Sihombing. Bakat Petra berasal dari keluarga yang dekat dengan musik. Petra tidak hanya piawai dalam bernyanyi tetapi juga memainkan alat musik, seperti gitar dan piano.

Lagu “Mine” yang telah anda dengar sebelumnya, merupakan salah satu lagu hits dari Petra. Lagu ini terdapat dalam album kedua Petra bertajuk “Pilih Saja Aku” yang dirilis pada tahun 2012. bercerita tentang seorang lelaki yang begitu memuja kekasihnya dan ia menginginkan kekasihnya agar terus berada di samping dirinya, selamanya. Lagu “Mine” merupakan lagu yang melambungkan namanya. Kesuksesan lagu ini, membuat lagu ini dirilis dalam dua Bahasa, yaitu Bahasa Indonesia dan Inggris. Pendengar, sebelum membahas Petra lebih lanjut, saya hadirkan sebuah lagu berjudul “Nirmala”.

demikian satu lagu dari Petra Sihombing berjudul “Nirmala”. Lagu ini dirilis oleh Petra pada bulan Mei 2017 lalu. Lagu ini menggambarkan sosok dua insan yang selama ini tidak pernah saling melihat kesalahan dan kekurangan pada pasangannya. Petra mengatakan bahwa arti dari ‘Nirmala' sendiri adalah tanpa cacat dan tanpa cela. Jadi Nirmala adalah tentang menerima apa adanya. Pendengar, menutup perjumpaan Pelangi Nada kali ini, saya hadirkan dua buah lagu dari album kedua Petra berjudul “Istimewa”, dan “Inilah Cintaku”. 

21
January

UGM Kembangkan Kacang Tanah Varietas Baru

VOI WARNA WARNI Edisi kali ini mengetengahkan topik mengenai UGM Kembangkan Kacang Tanah Varietas Baru. Peningkatan ketahanan pangan nasional merupakan salah satu misi yang relevan dengan peneliti Biologi di Indonesia. Beragam penelitian terus dikembangkan para peneliti  untuk peningkatan kualitas pangan sekaligus kesejahteraan masyarakat. Salah satunya penelitian untuk pengembangan kacang tanah atau Arachis Hypogaea. Kacang tanah termasuk  jenis kacang-kacangan yang banyak dikonsumsi masyarakat Indonesia, setelah kacang kedelai. Selain enak, kacang tanah memiliki kandungan gizi yang bermanfaat bagi kesehatan, diantaranya membantu mengurangi gula darah, mengurangi depresi, sebagai sumber energi dan mencegah berbagai kanker. Di Indonesia, kacang tanah cukup banyak dibudidayakan di sejumlah daerah seperti daerah Aceh, Bali, Jawa Timur, Jambi, Kalimantan Selatan, Nusa Tenggara Barat, Sumatera Barat dan sejumlah daerah lainnya.

berdasarkan hal tersebut, Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, mengembangkan penelitian kacang tanah varietas baru. Varietas kacang baru ini memiliki keunggulan antara lain mempunyai jumlah biji lebih banyak, ukuran lebih besar dan produktivitas lebih tinggi dibandingkan kacang tanah pada umumnya. Penelitian ini telah dimulai sejak Juli 2017 di Green House Ngombol, Purworejo bekerja sama dengan salah satu petani setempat.

Budi S Daryono, Dekan Fakultas Biologi UGM sekaligus Ketua Peneliti kacang tanah mengatakan, varietas kacang tanah baru ini memiliki karakter yang berbeda dengan jenis kacang tanah yang ada selama ini. Kacang ini memiliki biji dengan jumlah minimal tiga dan maksimal lima. Budi menjelaskan, biji dan polong yang ada memiliki ukuran lebih besar dibandingkan kacang tanah pada umumnya. Selain itu produktivitas pertanaman juga tergolong tinggi, kurang lebih 25 polong pertanaman. Menurutnya, kacang ini dikembangkan melalui teknik polipodisasi atau penggandaan kromosom tumbuhan. Dengan demikian, tanaman yang dihasilkan memiliki ukuran karakter fenotip (karakteristik seperti struktural, biokimiawi, fisiologis, dan perilaku) seperti akar, batang, daun, bunga dan biji yang umumnya lebih besar dari tanaman aslinya.

selain itu, Budi S Daryano menilai kacang yang dikembangkan di bawah Laboratorium Genetika dan Pemuliaan Fakultas Biologi UGM ini memiliki ciri yang unik. Bagian kulit biji kacang varietas baru ini memiliki corak lurik atau bercak-bercak garis berwarna ungu kecoklatan. Karena  adanya karakter unik berupa lurik pada kulitnya, maka Dr. Budi Daryono mengatakan akan mengajukan nama ilmiah baru khususnya pada tingkat varietas menjadi kacang tanah Arachis hypogaeavar. Lurikensis. Dia mengatakan pihaknya terus berupaya mengeksplorasi lebih jauh informasi ilmiah mengenai jenis kacang tanah ini. Bukan tidak mungkin kedepan Fakultas Biologi UGM akan berkontribusi nyata dalam perumusan nama ilmiah baru tingkat varietas menjadi kacang tanah (Arachis hypogaea var. Lurikensis).

Hal itu diperkuat oleh Ahli Taksonomi Tumbuhan Fakultas Biologi UGM, Dr. Purnomo yang mengatakan bahwa pengajuan nama varietas bukanlah suatu hal yang mustahil asal dilengkapi dengan beragam data pendukung guna mendapatkan deskripsi yang komprehensif.  Menurutnya  sampai saat ini belum ada klasifikasi intraspesifik formal untuk kacang tanah jenis ini.