Setelah mengumumkan secara resmi rencana Reshuffle kabinet pada hari Selasa di Istana Bogor, Jawa Barat pada Hari Rabu 23 Desember, Presiden Joko Widodo resmi melantik 6 menteri baru dan 5 wakil menteri di kabinetnya. Pergantian ini berlangsung di kementrian Kesehatan, Kementrian Sosial, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kementerian Perdagangan, Kementrian Agama, dan Kementerian Kelautan dan Perikanan. Sebetulnya, isu reshuffle sudah berhembus cukup lama, terutama berkenaan penanganan pandemi Covid-19 dan ditambah beberapa kasus yang melanda beberapa kementerian terkait kasus korupsi. Kinerja Kabinet Indonesia Maju Jilid II ini memang sudah dikritik oleh banyak pihak, terutama ketika Presiden Joko Widodo mengumumkan para menterinya pada 2019 pasca- pelantikan menjadi Presiden. Kritikan ditujukan karena ada beberapa orang yang tidak sesuai dengan posisi dan latar belakang pengalaman kerja para pembantunya. Selain itu, dia juga melantik beberapa kepala Badan di lingkungan pemerintahannya.
Presiden Joko Widodo melakukan perubahan dan pergantian para menterinya untuk memberikan kepastian dan kenyaman kepada masyarakat Indonesia serta menjawab masukan dari banyak pihak. Bagi para pelaku pasar, perombakan kabinet diharapkan memberikan rasa aman dalam iklim berusaha disaat badai ekonomi dikarenakan merebak pandemi virus corona. Usai pengumuman wabah corona menyerang Indonesia secara resmi pada akhir Februari tahun ini, Pemerintah Indonesia terus melakukan berbagai upaya untuk mengatasi sebaran dan ancaman virus corona yang terus meningkat di akhir tahun ini. Kerjasama dengan pabrik pembuat vaksin telah dilakukan dan kedatangan sekitar 1 juta dosis vaksin telah memberikan bukti keseriusan Pemerintah dalam penanganan Covid-19.
Walau terjadi kekhawatiran beberapa pihak, terutama ada penempatan menteri dengan latar belakang yang jauh dari kementrian yang diembannya, semua itu tidak menyurutkan harapan masyarakat atas perubahan di kabinet Indonesia Maju. Apalagi isu-isu keamanan dalam negeri juga telah menyita dan membelah fokus perhatian pemerintah dalam mengatur penyelenggara dan membangun Indonesia. Beberapa target target ekonomi sudah banyak yang meleset dan tidak sesuai harapan. Pertumbuhan ekonomi juga sudah lebih dari minus 3 persen, sehingga ancaman resesi sudah di depan mata. Sebetulnya bukan hanya Indonesia yang mengalami resesi ekonomi akibat epidemi corona yang melanda secara global. Jadi yang sekarang harus dilakukan adalah semua pihak bersatu padu dan bergotong royong untuk melawan penyebaran virus dengan patuh pada protocol kesehatan yang telah dicanangkan pemerintah. Selain itu stimulus stimulus yang telah dilakukan Pemerintah di masa pandemi untuk masyarakat menengah kebawah sangat membantu disaat masa masa krisis saat ini. Kita tunggu perubahan dan gebrakan para menteri yang baru dengan ide ide yang lebih segar sehingga kegalauan dan keresahan masyarakat di masa pandemi dapat dijawab.
VOI PESONA INDONESIA Museum Kota Batam Raja Ali Haji. Objek wisata di kota Batam ini baru dibuka 18 Desember lalu, bertepatan dengan peringatan Hari Jadi ke-191 kota Batam. Pembukaan ditandai dengan pembukaan tirai sketsa wajah Raja Isa bin Raja Ali atau Nong Isa oleh Walikota Batam Muhammad Rudi. Nong Isa adalah penerima mandat Sultan Abdul Rahman Muazzam Syah dari Kesultanan Lingga, untuk memerintah kawasan Nongsa dan sekitarnya pada 18 Desember 1829. Pemerintahan Nong Isa itu menjadi tonggak lahirnya Kota Batam.
Museum Batam Raja Ali Haji berlokasi di sekitar alun-alun kota, Dataran Engku Putri. Tak jauh dari pusat kota Batam. Museum ini memuat berbagai benda bersejarah dan foto peradaban kota kepulauan itu sejak masa Kerajaan Riau Lingga. Terdapat juga benda bersejarah pada waktu penjajahan Belanda, masuknya Tumenggung Abdul Jamal, Jepang, Kemerdekaan Indonesia. Selain itu di Museum ini juga ada berbagai benda benda bersejarah dari pemerintah Kabupaten Kepulauan Riau, awal pengembangan Otorita Batam, kepemimpinan BJ Habibie, Kota Administratif hingga masuk sejarah Astaka, Khasanah Melayu, dan infrastruktur Batam sekarang.
Bekunjung ke Museum ini, anda juga akan melihat beragam benda koleksi budaya Melayu, sekaligus belajar budaya melayu. Ada Bangkeng yang menjadi wadah penyimpanan baju pengantin Melayu. Umurnya diperkirakan mencapai ratusan tahun. Ada pula Pahar. Biasanya, Pahar digunakan untuk menyajikan hidangan. Bentuknya khas, lengkap dengan kakinya. Lalu ada Semberit, yaitu tempat hidangan berkaki dengan ukuran kecil. Koleksi museum berupa peralatan makan ala Melayu juga lengkap. Ada koleksi Sanggan, Talam, dan Sangku. Sangku adalah tempat mencuci tangan. Koleksi lainnya adalah Tepak Sirih lengkap dengan Kacipnya. Kacip ini digunakan untuk membelah pinang. Tepak Sirih semakin lengkap dengan Cembul tempat pinang, Gambir, Kapur, dan Tembakau. Ada juga Keto sebagai tempat membuang sisa makan sirih. Sebagai alasnya, Tepak Sirih dilengkapi dengan Puan. Ada pula Kaki Dian, tempat untuk meletakan lilin ini berasal dari zaman Riau-Lingga. Lalu, koleksi lainnya berupa Embat-Embat yang menjadi tempat air wangi. Ada juga Kupi yang notabene tempat penyimpanan peralatan menjahit. Tertarik melihat beragam koleksi ini, mari kunjungilah Museum Batam Raja Ali Haji.
VOI PESONA INDONESIA Pulau Sulawesi memiliki banyak potensi tempat wisata menarik yang patut untuk anda kunjungi. Salah satu tempat yang menarik dan banyak dikunjungi wisatawan mancanegara untuk menikmati keindahan alam khususnya wisata bahari adalah provinsi Sulawesi Tenggara. Keindahan Tempat Wisata bahari Sulawesi Tenggara ini dijamin membuat Anda terpana. Sebagai bangsa Indonesia layak bangga karena sebagai negara maritime, Indonesia banyak memiliki surga bawah laut paling indah di dunia. Surga bawah laut tersebut salah satunya dikenal dengan Taman Nasional Wakatobi yang terletak di Kabupaten Wakatobi, Provinsi Sulawesi Tenggara. Wakatobi yang mulai dijadikan Taman Nasional pada tahun 1996, dengan total area 1,39 juta hektar, memiliki keanekaragaman hayati laut dan karang yang menempati salah satu posisi prioritas tertinggi dari konservasi laut di Indonesia. Keindahan dan kekayaan kawasan Taman Nasional Wakatobi sebenarnya sudah terkenal di mancanegara. Terutama setelah adanya Ekspedisi Wallacea dari Inggris tahun 1995. Dari hasil penelitian Ekspedisi tersebut ditemukan bahwa kawasan Sulawesi Tenggara ini memang kaya akan spesies koral.
Taman Nasional Wakatobi merupakan salah satu dari 50 taman nasional yang ada di Indonesia yang terletak di kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara. Wakatobi ditetapkan secara sebagai Taman Nasional ditetapkan secara resmi pada tahun 2002, dengan total area 1,39 juta hektar. Kekayaan yang dimiliki Wakatobi adalah keanekaragaman hayati laut, skala dan kondisi karang yang menempati salah satu posisi prioritas tertinggi dari konservasi laut di Indonesia. Di taman ini terdapat panorama keindahan alam bawah laut yang memiliki 25 buah gugusan terumbu karang. Gugusan terumbu karang dapat dijumpai sekitar 112 jenis dari 13 famili yang terletak pada 25 titik di sepanjang 600 km garis pantai. Di samping keindahan yang disajikan oleh beraneka ragam terumbu karang, taman tersebut juga memiliki ragam spesies ikan. Kekayaan jenis ikan yang dimiliki taman nasional ini sebanyak 93 jenis seperti ikan konsumsi perdagangan dan ikan hias.
Wakatobi sendiri sebenarnya merupakan singkatan dari gugusan pulau yang mengitarinya di antaranya ada Wangi-Wangi (Wa), Kaledupa (Ka), Tomia (To) dan Binongko (Bi). Semua pulau tersebut dapat di kunjungi oleh para wisatawan, Di Wakatobi, terdapat juga tiga jenis penyu yang sering mendarat di pulau-pulau yang ada di taman nasional yaitu penyu sisik, penyu tempayan, dan penyu lekang. Bagi para wisatawan yang menyukai keindahan alam bawah laut dapat melakukan beberapa kegiatan di Taman Nasional Wakatobi, seperti menyelam, snorkeling dan berenang untuk melihat gugusan terumbu karang yang indah dan berbagai hewan bawah laut dan juga menyaksikan berbagai kebudayaan masyarakat setempat. Jika Anda tidak bisa menyelam, Anda dapat melihat lumba-lumba yang muncul di atas permukaan. Tempat terbaiknya melihat lumba-lumba adalah di Pelabuhan Mola Raya yang bisa dicapai dalam waktu 20 menit saja. Anda bisa menggunakan perahu sewaan dari Kota Wanci, Wangi-Wangi. Fasilitas yang dimiliki ini juga cukup lengkap, mulai dari fasilitas jalan yang memadai hingga taksi yang lumayan jumlahnya. Tempat makannya juga tergolong bersih dan penginapan di sekitar harganya terjangkau. Untuk mencapai Wakatobi, kita dapat menggunakan pesawat terbang berangkat dari Jakarta menuju ibukota provinsi Kendari. Kemudian lanjutkan ke bandara Wakatobi. Namun, penerbangan hanya dilakukan dua kali seminggu saja.Jika menggunakan transportasi laut, maka kita harus melalu pelabuhan di Makassar, Sulawesi Selatan. Ada sarana kapal penumpang besar menuju Wakatobi. Sedangkan jika yang suka berpetualang jalur darat, bisa berangkat dari Makassar menggunakan bus atau mobil, kemudian perjalanan dilanjutkan ke Kolaka, dan berakhir ke Kendari. Dari Kendari kemudian menyeberang dengan kapal regular menuju Wakatobi.
Hari ini, 22 Desember perempuan Indonesia memperingati Hari Ibu. Hari Ibu di Indonesia berbeda dengan Mother’s Day di negara-negara lain. Jika Mother’s Day dirayakan dengan memanjakan ibu di rumah dengan menghindari pekerjaan rumah, Hari Ibu di Indonesia diperingati untuk mengenang kebangkitan perempuan Indonesia untuk memperbaiki nasibnya melalui Kongres Perempuan.
Pada tanggal 22 Desember 1928, 30 organisasi perempuan di pulau Jawa dan Sumatera mengadakan Kongres Perempuan untuk pertama kalinya. 600 perempuan berkumpul, berdiskusi, bertukar pikiran dan menyatukan gagasannya di Dalem Jayadipuran, Yogyakarta.
Selama tiga hari, dari 22 Desember sampai 25 Desember, mereka membahas pendidikan perempuan bagi anak gadis, perkawinan anak-anak, kawin paksa, permaduan dan perceraian secara sewenang-wenang. Selain itu, kongres juga membahas dan memperjuangkan peran perempuan bukan hanya sebagai istri dan pelayan suami saja.
Kini, 92 tahun setelah kongres itu, banyak kemajuan dalam perbaikan kondisi perempuan Indonesia. Berbagai peraturan dan undang-undang disusun untuk melindungi perempuan. Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak didirikan, Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan atau Komnas Perempuan dibentuk. Kesetaraan perempuan dijamin dalam aspek politik, ekonomi dan sosial.
Namun, masih ada pekerjaan rumah bagi pihak eksekutif dan legislatif terkait kondisi perempuan. Masih ada Rancangan Undang-Undang Penghapusan Kekerasan Seksual -RUU PKS, yang telah diusulkan dari tahun 2016 hingga kini belum dibahas oleh pihak legislatif tersebut. Banyak kendala terhadap RUU tersebut untuk masuk ke dalam Program Legislasi Nasional -Prolegnas bahkan di tahun 2020. Ada sebagian masyarakat yang hingga kini belum memahami sepenuhnya RUU tersebut, sehingga terjadi penolakan. Namun akhirnya Badan Legislasi DPR telah memutuskan untuk memasukkan RUU PKS ke dalam Prolegnas 2021.
Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Lestari Moerdijat pekan lalu mengajak masyarakat untuk ikut mengawal proses pembuatan Undang-Undang Penghapusan Kekerasan Seksual. Menurutnya, masyarakat juga bisa memberikan dukungan DPR dengan memperkuat pemahaman tentang isi dan manfaat RUU PKS kepada masyarakat yang tidak sependapat dengan RUU PKS.
Tahun 2021 tinggal beberapa hari lagi. Semua pihak diharapkan terus berupaya mendukung RUU PKS untuk disahkan menjadi Undang-Undang, karena Undang-Undang ini bukan hanya untuk melindungi kepentingan perempuan, akan tetapi melindungi seluruh peradaban bangsa.