Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) berupaya bersaing secara global sebagai universitas yang diperhitungkan di kancah dunia Di tengah pandemi Covid-19 saat ini, ITS dinyatakan berhasil meraih peringkat pertama sebagai perguruan tinggi terbaik di Indonesia pada bidang Computer and Science versi Times Higher Education (THE) World University Rankings 2020. THE sendiri merupakan lembaga kredibel penyaji data kinerja universitas di kancah internasional yang bekerja sama dengan Quacquarelli Symonds (QS). THE, menurut The Globe and Mail, merupakan salah satu World University Rankings (WUR) yang bisa dibilang paling berpengaruh yang diadakan setiap tahunnya
Berdasarkan pemeringkatan tahun ini, ITS berhasil mencapai posisi di peringkat 401-500 besar dunia, naik dari peringkat tahun lalu yang menunjukkan ITS berada pada posisi 501-600 besar dunia. Dalam proses pemeringkatan di bidang Computer Science ini, THE melihat perguruan tinggi setidaknya dari lima aspek penilaian, yaitu Citations, Industry Income, International Outlook, Research, dan Teaching. Dr I Ketut Eddy Purnama ST MT, Dekan Fakultas Teknologi Elektro dan Informatika Cerdas ITS memaparkan, produktivitas riset dosen dan mahasiswa menjadi kiat yang selama ini digalakkan. Setelah berhasil menyalip perguruan tinggi yang menjadi pesaing beratnya tahun lalu, ITS tak lantas kemudian mengistirahatkan diri. ITS semakin menggiatkan transfer pengetahuan dan pendapatan industry.
Menurut Ketut, menjadi nomor satu memang menjadi suatu kebanggaan tersendiri. Namun, untuk mempertahankannya tentu akan menjadikan ITS semakin tertantang. Ketut mengatakan akan terus mendukung program-program internasionalisasi, meski kini telah berhasil merebut predikat peringkat satu di bidang Computer Science dari Universitas Indonesia (UI). Menurutnya, di tengah pandemi saat ini justru akan membuka peluang kerja sama, publikasi, dan supervisi dengan universitas ternama dunia lebih mudah melalui daring.
Pulau Sangiang adalah sebuah pulau kecil yang terletak di Selat Sunda, yakni antara pulau Jawa dan Sumatra. Secara administratif, pulau ini termasuk dalam wilayah Kabupaten Serang, Banten. Awalnya Pulau Sangiang merupakan kawasan cagar alam, namun pada tahun 1991 pulau ini secara resmi diubah sebagai Taman Wisata Alam.
Pulau Sangiang menawarkan banyak keindahan wisata bahari di Banten. Pulau dengan luas sekitar 720 hektar ini punya beberapa pantai dengan ekosistem bawah laut yang memukau. Terumbu karang di pulau ini memang masih bagus. Biota laut yang paling banyak ditemukan di Sangiang adalah ikan badut atau orang sering menyebutnya ikan nemo.
dengan hamparan pasir putih yang bersih, anda dapat melakukan berbagai aktivitas di tepi pantai pulau Sangiang, seperti olahraga air dan bersantai di tepi pantai. Anda juga dapat menikmati keindahan bawah laut pulau ini dengan snorkeling, diving, atau menyewa glass bottom boat yang tersedia di pulau ini.
Pulau Sangiang menyimpan berbagai pesona keindahan, mulai dari panorama pantai dengan pasir putih hingga rimbunya vegetasi hutan yang masih terjaga kealamiannya. Keindahan Pulau Sangiang Serang menjadikannya menyandang gelar The Seven Wonders of Banten.
jika anda ingin berwisata ke Sangiang, anda dapat menempuh perjalanan dari Jakarta menuju kota Cilegon. Dari Cilegon dilanjutkan menuju ke Anyer. Waktu perjalanan yang diperlukan kira-kira 3 jam jika melewati jalan tol.
Setelah itu, perjalanan masih dilanjutkan dengan jasa perahu penyeberangan menuju ke Pulau Sangiang dari Pantai Manuk, di Anyer. Waktu perjalanan yang dibutuhkan dari Pantai Manuk untuk sampai di Pulau Sangiang sekitar 1 jam.
Lasem merupakan sebuah kecamatan di Kabupaten Rembang di provinsi Jawa Tengah. Lasem dikenal juga sebagai "Tiongkok kecil" karena merupakan kota awal pendaratan orang Tionghoa di tanah Jawa. Selain itu, Lasem juga dikenal sebagai kota Batik. Batik Lasem disebutkan sebagai salah satu varian klasik atau biasa disebut pakem dangan pola dan corak yang punya kekhasan tersendiri, yaitu paduan warna yang berani dan mencolok dengan motif-motif yang beraneka macam dan khas. Masyarakat disana memang sebagian besar menggantungkan hidupnya menjadi pembatik. Di Lasem, ada ribuan pembatik yang membuat aneka karya batik.
wabah corona mengakibatkan sebagian besar rumah batik mengurangi produksi. Menurut Didiet Maulana, perancang busana yang juga kurator produk wastra Kesengsem Lasem, perlu ada ruang berniaga ketika wisatawan tak bisa berkunjung langsung ke Lasem di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah. Karena itu, untuk tetap menggairahkan pasar yang sudah ada di Lasem, 12 Mei lalu, Pasar Rakyat Lasem diluncurkan sebagai ruang niaga daring atau online saat wabah corona. Saat industri pariwisata aktual lesu, kegiatan belanja berbagai produk khas Lasem lewat virtual bisa tetap berjalan melalui pemesanan online. Pasar Rakyat Lasem menjadi wadah pemasaran produk unggulan yang telah melalui proses kurasi. Batik yang dipasarkan itu langsung buatan tangan, bukan pabrikan. Pasar Rakyat Lasem itu bisa diakses melalui situs kesengsemlasem.com.
Pasar Rakyat Lasem menjadi tempat untuk para pedagang lokal mendapatkan ruang untuk memasarkan berbagai produk. Adapun bermacam-macam produk khas Lasem yang bisa ditemukan, antara lain produk wastra, rasa, dan kriya. Dagangan kategori wastra yang paling terkenal adalah batik. Sedangkan kategori rasa, adalah kuliner, di antaranya ikan asin, cumi asin, dan kecap manis. Untuk kategori kriya adalah teko tembaga dan cobek batu.
Berbicara mengenai kue khas Lebaran, setiap daerah di Indonesia punya kue khas Lebarannya masing-masing, seperti di Lampung. Masyarakat Lampung merasa Lebaran mereka tidak akan lengkap, jika belum menyuguhkan kuliner Segubal di Hari Raya. Segubal terbuat dari beras ketan dan santan. Pembuatan kuliner ini tidaklah mudah, karena membutuhkan waktu sekitar 8 hingga 10 jam. Pertama-tama, beras ketan yang sudah direndam selama satu hari, dimasak dengan santan kental.
Kemudian beras ketan dan santan ini dikukus, lalu dibentuk pipih dan digulung dengan menggunakan daun pisang. Adonan ini kemudian direbus selama 4 jam. Karena rumit dalam pembuatannya, masyarakat Lampung, khususnya penduduk Kelurahan Negeri Olok Gading, Kecamatan Telukbetung Barat, Bandar Lampung secara bergotong royong membuat kuliner ini.
ketika dinikmati, kuliner ini terasa legit dan gurih. Segubal dapat dinikmati langsung, namun biasanya masyarakat Lampung menyantapnya bersama sayur pedos. Sayur ini mirip seperti kari ayam, namun dengan cita rasa yang lebih pedas. Selain dengan lauk sayur pedos, Segubal juga dapat dinikmati dengan gulai ayam, rendang daging dan tape.
kini banyak masyarakat Lampung yang menjual Segubal. Segubal dijual di pasar-pasar tradisional. Disana Segubal dijual seharga Rp.10.000 hingga Rp. 20.000. Selain Lebaran, penganan ini hanya dapat dijumpai saat upacara adat, seperti pesta pernikahan, khitanan dan cukuran rambut bayi. Penganan ini menjadi simbol dan bagian dari tradisi adat yang penting dalam masyarakat Lampung. Di Hari Raya, selain menjadi menu wajib, Segubal juga menjadi hantaran wajib untuk diberikan ke sanak keluarga dan sahabat.